SARCOPENIA. Penyakit Otot pada Lansia

Rabu, 23 November 2016
Flex Free
Rabu, 23 November 2016
Flex Free

Definisi Sarcopenia

Penyakit otot pada geriatri (lansia) mencakup berbagai kondisi. Bentuk yang paling sering adalah sarcopenia. Sarcopenia didefinisikan sebagai hilangnya massa dan kekuatan otot rangka yang berkaitan dengan usia.

Dimulai paling cepat pada dekade ke empat dalam kehidupan, bukti menunjukkan bahwa massa dan kekuatan otot rangka menurun secara linear, hingga mencapai 50% pada dekade ke 8 dalam kehidupan manusia.

Orang yang tidak aktif secara fisik dapat kehilangan massa otot sebanyak 3 – 5% setiap dekade setelah berusia 30 tahun. Akan tetapi meskipun Anda aktif, Anda masih akan kehilangan massa otot.

Sarcopenia biasanya terjadi lebih cepat pada usia 75 tahun, tetapi juga dapat terjadi paling cepat pada usia 65 tahun atau paling lambat usia 80 tahun.

 

Sumber gambar: sage.buckinstitute.org

Karena massa otot mencapai 60% dari massa tubuh, perubahan patologis pada jaringan otot dapat memiliki dampak yang nyata pada orang dewasa yang lebih tua.

Akibat dari sarcopenia seringkali lebih berat pada orang yang lebih tua karena kekuatan dan fungsi yang menurun dapat berperan pada sejumlah gangguan kesehatan, seperti kehilangan fungsi, disabilitas, dan lemah (ringkih).

Sarcopenia juga berkaitan dengan kondisi penyakit akut dan kronis, peningkatan resistensi insulin, fatig, jatuh dan kematian. Pada kondisi penyakit kronis, sarcopenia terutama berkaitan dengan kondisi rheumatologis, terutama rheumatoid artritis pada wanita.

Gejala Sarcopenia

Gejala dapat mencakup kelemahan dan kehilangan stamina, yang dapat mengganggu aktivitas fisik. Penurunan aktivitas selanjutnya menyebabkan mengecilnya massa otot.

Kelemahan otot dapat muncul tiba-tiba, setelah beberapa minggu atau bulan, atau perlahan selama beberapa tahun. Bila muncul tiba-tiba, dapat berkaitan dengan kondisi lain atau pengobatan.

 

 

Sumber gambar: myheart.net

Penyebab Sarcopenia

Penyebab terjadinya sarcopenia secara umum disebabkan oleh banyak faktor.

Meskipun sarcopenia paling sering ditemukan pada orang yang tidak aktif, fakta bahwa sarcopenia juga terjadi pada orang yang tetap aktif menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang menyebabkan terjadinya sarcopenia.

Para peneliti meyakini faktor lain diantaranya:

  • Penurunan jumlah sel saraf yang bertanggung jawab mengirimkan sinyal dari otak ke otot untuk memulai gerakan
  • Konsentrasi beberapa hormon yang rendah, seperti hormon pertumbuhan, testosteron dan insulin-like growth factor
  • Penurunan kemampuan untuk mengubah protein menjadi energi
  • Tidak mendapatkan cukup kalori setiap hari untuk mempertahankan massa otot

Faktor Risiko Sarcopenia

Usia lanjut merupakan faktor risiko utama sarcopenia. Sarcopenia biasanya disebabkan oleh nutrisi yang buruk atau aktivitas yang rendah.   

Diagnosis Sarcopenia

Pemeriksaan fisik

Dokter akan memeriksa bagian otot yang lemah karena pola kelemahan dapat menunjukkan penyebabnya. Dokter juga akan memeriksa refleks dan kemampuan untuk merasakan tusukan atau stimulus lainnya. Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan gangguan yang disebabkan karena kelainan di otak. 

Proses Diagnostik

Untuk mendiagnosis penyakit otot dokter akan memeriksa kemampuan untuk bergerak, berdiri, berjalan, memakai pakaian, dan melakukan sesuatu yang menggunakan tangan dan jari. Pemeriksaan darah dapat menunjukkan bila Anda mengalami peradangan, penyakit genetik, atau kadar hormon atau vitamin D yang rendah. Pemeriksaan rontgen yang disebut dengan DEXA, atau MRI, CT scan atau ultrasound juga dapat dilakukan. Terkadang pemeriksaan aktivitas kelistrikan di otot, atau biopsi otot juga dilakukan.   

Penanganan Sarcopenia Penyakit Otot Pada Lansia

Walaupun sudah ada kemajuan dalam memahami berbagai penyebab sarcopenia, sebagian besar intervensi memfokuskan pada perbaikan penyebab lingkungan dari sarcopenia, yaitu dengan meningkatkan aktivitas dan memberikan nutrisi yang mencukupi.

Penanganan utama dari sarcopenia adalah olahraga, terutama latihan peregangan atau kekuatan. Aktivitas ini meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot dengan menggunakan barbell atau karet peregang.

Sumber gambar: www.iofbonehealth.org; www.ideafit.com

Latihan peregangan dapat membantu sistem neuromuskular, dan hormon. Latihan ini juga membantu memperbaiki kemampuan mengkonversi protein menjadi energi pada orang tua sekurang-kurangnya dalam dua minggu.

Jumlah, intensitas, dan frekuensi latihan peregangan yang tepat sangat penting untuk mendapatkan manfaat dengan risiko yang minimal. Anda harus berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter untuk merencanakan latihan ini.

Meskipun terapi dengan obat-obatan bukan terapi pilihan pada sarcopenia, sejumlah obat sedang dalam penelitian. Diantaranya adalah:

Urocortin II. Obat ini diketahui menstimulasi pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari kelenjar hipofisis. Bila diberikan secara intravena, dapat mencegah atrofi otot yang dapat terjadi ketika Anda sedang menjalani perawatan dengan gips atau mengkonsumsi obat tertentu. Manfaatnya untuk menambah massa otot belum diteliti dan tidak direkomendasikan.

Hormone Replacement Therapy (HRT) Ketika poduksi hormon wanita menurun saat menopause, HRT dapat meningkatkan massa tubuh yang kurus, mengurangi lemak abdomen dalam jangka pendek, dan mencegah pengeroposan tulang. Akan tetapi, terdapat kontroversi seputar penggunaan HRT karena peningkatan kejadian kanker tertentu dan masalah kesehatan lainnya.

Penanganan lain yang sedang diteliti antara lain:

  • Suplemen testosteron
  • Suplemen hormon pertumbuhan
  • Obat-obat untuk sindrom metabolik (termasuk resistensi insulin, obesitas dan hipertensi).

 

 

Referensi:

  1. "Adult Geriatric Muscle Disease." AAPM&R, www.aapmr.org/about-physiatry/conditions-treatments/pain-neuromuscular-medicine-rehabilitation/adult-geriatric-muscle-disease
  2. "Sarcopenia." WebMD, www.webmd.com/healthy-aging/sarcopenia-with-aging#2
  3. www.ncbi.mlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4066461/

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561