FACET JOINT SYNDROME (SINDROM SENDI FACET). Bagian II

Selasa, 03 Januari 2017
Flex Free
Selasa, 03 Januari 2017
Flex Free

Gejala Facet Joint Syndrome (Sindrom Sendi Facet)

  1. Gejala facet joint syndrome yang dirasakan sesuai dengan area sendi facet yang mengalami kelainan. Keluhan dapat berupa nyeri leher, nyeri punggung bawah (low back pain) ataupun nyeri pinggang.
  2. Nyeri leher atau nyeri punggung bawah (low back pain) umumnya dirasakan pada satu sisi atau kedua sisi dan tidak tepat berada di tengah tulang belakang.
  3. Pada kondisi akut, keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) kadang memiliki gejala yang hampir sama dengan herniasi diskus invertebralis (hernia nucleus pulposus), infeksi organ dalam perut, patah tulang maupun robeknya otot-otot di tulang belakang.
  4. Meski jarang, nyeri punggung bawah (low back pain) kadang dijalarkan hingga ke kaki

Arah Pergerakan pada Sendi Facet

  1. Nyeri leher atau nyeri punggung bawah (low back pain) akan bertambah berat ketika leher atau tubuh membungkuk ke belakang (menengadah), atau pada gerakan memutar, karena pada posisi ini akan terjadi penyempitan celah sendi facet dan penekanan pada sendi facet.
  2. Nyeri leher atau nyeri punggung bawah (low back pain) akan sedikit mereda ketika tubuh membungkuk ke depan, karena celah antar sendi facet akan melonggar dan mengurangi penekanan pada sendi facet.
  3. Perubahan posisi atau posisi berdiri lama dapat meningkatkan rasa nyeri punggung bawah (low back pain) yang timbul. Berdiri dapat meningkatkan tekanan atau beban pada sendi facet.
  4. Nyeri leher atau nyeri punggung bawah (low back pain) kadang memburuk di pagi hari dan membaik setelah bergerak dan melakukan aktivitas, namun pada mereka yang bekerja dengan posisi duduk lama/seharian dengan postur tubuh yang buruk, mungkin akan mengalami nyeri punggung bawah (low back pain) sepanjang hari.

Hal di atas adalah ejala facet joint syndrome yang akan menentukan penanganannya

Lokasi Facet Joint yang Sering Mengalami Masalah

Kerusakan sendi facet paling sering terjadi di area leher dan lumbal (pinggang), sementara di area dada (toraks) jarang, hal ini karena terbatasnya pergerakan yang terjadi di sendi facet bagian thoraks.

Kerusakan sendi facet di daerah leher, nyeri leher akan dirasakan di daerah pangkal tengkorak, punggung atas dan bahu, punggung tengah atau leher. Pada beberapa penderita, dapat timbul sakit kepala dan telinga terasa berdenging.

Penjalaran Nyeri pada Kerusakan Sendi Facet Daerah Leher

Lingkup gerak yang paling luas dengan kekuatan tekan yang tinggi terdapat di sendi facet area lumbal sehingga kerusakan sendi facet lumbar juga sering terjadi.

Nyeri punggung bawah (low back pain) biasanya dirasakan langsung di atas sendi yang terkena, tetapi juga dapat dirasakan di bagian bokong, pinggul, paha, dan belakang paha tergantung pada sendi permukaan terluka.

Gambaran Sendi facet pada Daerah Leher dan Pinggang

Faktor Risiko Facet Joint Syndrome

Beberapa hal dapat menjadi faktor risiko facet joint syndrome seperti:

  1. Riwayat trauma/cedera pada tulang belakang akan menyebabkan kerusakan sendi facet.
  2. Riwayat operasi pada daerah tulang belakang atau yang melibatkan tulang belakang bagian lumbar (punggung bawah).
  3. Riwayat aktivitas fisik dengan gerakan berulang yang melibatkan tulang belakang juga menjadi faktor risiko facet joint syndrome

Diagnosis Facet Joint Syndrome

Penegakan diagnosis facet joint syndrome yang benar harus dilakukan setelah gejala akut mereda.

Kerusakan sendi facet  menjadi penyebab nyeri punggung bawah (low back pain) dengan gejala yang mirip dengan nyeri punggung bawah (low back pain) karena kelainan lain dari struktur tulang belakang bagian bawah. Hal ini membuat diagnosis facet joint syndrome yang akurat sulit dalam beberapa kasus.

Diagnosis facet joint syndrome memerlukan riwayat medis lengkap tentang riwayat aktivitas, riwayat kesehatan dan riwayat sakit yang diderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pencitraan seperti rontgen, CT scan atau MRI.

Pemeriksaan Fisik pada Facet Joint Syndrome

Dalam menegakkan diagnosis facet joint syndrome, dokter akan meminta penderita untuk melakukan beberapa gerakan dan menekan daerah-daerah tertentu yang dapat menstimulasi timbulnya nyeri (nyeri leher atau nyeri punggung bawah/low back pain), menentukan apakah nyeri leher atau nyeri punggung bawah (low back pain) tersebut benar diakibatkan kerusakan sendi facet dan menentukan gerakan yang dilakukan membuat rasa sakit lebih buruk atau lebih baik.

Pemeriksaan pencitraan ini dapat membantu dokter mengidentifikasi kelainan fisik dalam tulang dan jaringan lunak sekitar sendi facet. rontgen dan CT Scan, berguna dalam mengidentifikasi aspek degenerasi sendi facet, yang dapat berbentuk perubahan tulang, pembesaran sendi facet (hipertrofi) atau adanya pembentukan taji tulang kecil, disebut osteofit dan untuk menentukan apakah tulang rawan di sendi telah menipis.

Pemeriksaan MRI dapat memberikan pandangan yang lebih rinci dari struktur di sekitar sendi facet dan untuk mengidentifikasi jaringan lunak yang tidak terlihat pada rontgen.

Hal ini sangat berguna untuk menyingkirkan diagnosis penyebab nyeri punggung (back pain) dan nyeri leher yang lain atau untuk mengkonfirmasi peradangan pada sendi facet melalui pengamatan cairan berlebihan atau kista.

Tindakan Injeksi pada Permukaan Sendi Facet Untuk Diagnosis dan Terapi

Suntikan pada sendi facet dilakukan untuk menegakkan diagnosis facet joint syndrome (sindrom sendi facet) maupun untuk pengobatan. Ini adalah langkah yang paling penting dalam menegakkan diagnosis facet joint syndrome (sindrom sendi facet).

Jika nyeri punggung bawah (low back pain) atau nyeri leher berkurang secara signifikan akibat suntikan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab, atau kontributor utama, rasa sakit yang dialami adalah karena sendi facet.

Jika nyeri punggung bawah (low back pain) atau nyeri leher tidak berubah setelah suntikan tersebut, maka diagnosis facet joint syndrome (sindrom sendi facet) dapat disingkirkan.

Penanganan Facet Joint Syndrome

Faktor penuaan dan penggunaan berulang dan berlebihan menjadi penyebab nyeri punggung bawah (low back pain) dan nyeri leher paling sering pada facet joint syndrome.

Penanganan facet joint syndrome dengan keluhan nyeri leher dan atau nyeri punggung bawah (low back pain) adalah terapi konservatif (non operasi).

  1. Fokus terapi konservatif facet joint syndrome difokuskan untuk mengoreksi pergerakan tulang belakang, latihan peregangan dan menghilangkan rasa sakit selama proses rehabilitasi dan pemulihan.
  2. Terapi konservatif facet joint syndrome meliputi koreksi postural, terapi fisik, manipulasi daerah yang terkena dan latihan fisik. Kadang kombinasi dengan obat anti-inflamasi (NSAID) dapat mengurangi peradangan yang terjadi dan merelaksasikan otot yang mengalami ketegangan.
  3. Dokter akan memberikan pelatihan fisik tentang latihan peregangan maupun postur-postur tubuh yang benar untuk mengurangi rasa nyeri dan mengurangi tingkat kerusakan sendi facet.
  4. Terapi Fisik pada rangkaian terapi konservatif facet joint syndrome dengan menggunakan modalitas alat, ditujukan untuk mengurangi peradangan dan ketegangan jaringan lunak sekitar termasuk otot-otot di tulang belakang. Pemanasan, stimulasi listrik maupun laser ditujukan untuk memperbaiki suplai darah ke area yang nyeri.
  5. Teknik terapi dekompresi spinal merupakan salah satu terapi konservatif facet joint syndrome yang direkomendasikan. Teknik terapi dekompresi spinal dengan menggunakan alat tarik khusus untuk mengurangi tekanan dan spasme otot di sekitar sendi facet.

Dengan tarikan, akan terjadi peregangan dan relaksasi otot-otot yang tegang di area sendi facet. teknik terapi dekompresi spinal (tulang belakang) pada facet joint syndrome memiliki arah dan jenis tarikan yang berbeda dengan tarikan pada Kelainan IDD (Internal Disc Disruption).

Teknik terapi dekompresi spinal akan membantu menghilangkan spasme otot dan mempercepat penyembuhan. (Baca Layanan & Fasilitas: Terapi Dekompresi Spinal dengan Menggunakan Triton-DTS).

Teknik Terapi Dekompresi Spinal pada Facet Joint Syndrome (Sindrom Sendi Facet)

Setelah kondisi menjadi kronis, atau berlangsung lebih dari 3 bulan, terapi konservatif facet joint syndrome yang lebih invasif dapat dipertimbangkan. Dapat dilakukan penyuntikan obat steroid di area sendi facet untuk memblok saraf (melokalisir) dan mengurangi rasa sakit dari sendi facet tersebut.

Suntikan tersebut ditujukan untuk  memblokir sinyal rasa sakit facet dari mencapai otak.

Meskipun suntikan blok rasa sakit pada sendi facet bisa efektif dalam meredakan nyeri, biasanya hanya bersifat sementara dan ada batasan pada seberapa sering suntikan dapat diberikan kepada pasien. Umumnya terapi ini dikombinasikan dengan terapi perbaikan postur fisik.

Ablasi Saraf pada Sendi Facet

Metode terapi konservatif facet joint syndrome lain adalah ablasi saraf. Banyak nama dan cara yang dapat dilakukan pada metode terapi ini seperti radiofrequency ablation, cryotherapy, thermocoagulation, neurolysis atau rhizotomy.

Apapun nama atau teknologinya, tujuan dari prosedur adalah sama, yaitu untuk memblokir sinyal rasa sakit dengan menghancurkan saraf di sekitar sendi facet, dengan tujuan mencegah timbulnya nyeri sendi facet. Karena saraf dapat tumbuh kembali dari waktu ke waktu, perawatan ini juga biasanya bersifat sementara.

Metode terapi konservatif facet joint syndrome terbaru adalah memperbaiki kerusakan yang terjadi di sendi facet dengan teknik prolotherapy.

Teknik prolotherapy ini dilakukan dengan menyuntikan zat yang bersifat iritan yang sengaja diberikan agar terjadi proses peradangan.

Setelah terjadi proses peradangan pada area sendi facet yang mengalami kerusakan, akan terjadi pertumbuhan jaringan-jaringan baru yang akan memperbaiki jaringan yang telah rusak sebelumnya (proses regenerasi). Efektivitas teknik prolotherapy dikatakan cukup baik dengan hampir 80% memberikan hasil yang cukup signifikan.

Prosedur teknik Prolotherapy dan Proses Regenerasi Sel

 


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561