Terapi Rehabilitasi untuk Sindroma Outlet Dada

Sumber gambar: www.heritageihc.com

Apa itu Sindroma Outlet Dada?

Outlet Dada (thoracic outlet) adalah sebuah lorong yang berada di dada bagian atas, di antara pangkal leher dan ketiak (antara tulang rusuk dan tulang selangka). Lorong tersebut dilewati oleh saraf (pleksus brakialis) dan pembuluh darah (arteri dan vena subklavia).

Sindroma Outlet Dada

Sumber gambar: www.mayoclinic.org

Sindrom outlet dada (Thoracic Outlet Syndrome, TOS) adalah suatu kondisi di mana terjadi penekanan saraf dan/atau pembuluh darah di outlet dada, dengan gejala mati rasa dan kesemutan di jari tangan, nyeri pada bahu, lengan, dan leher.

Apa Penyebab Terjadinya Sindroma Outlet Dada?

Setiap kondisi yang menyebabkan penekanan pada pembuluh darah dan atau saraf di daerah tersebut, dapat menjadi penyebab sindrom outlet dada.

Misalnya karena aktivitas angkat berat, olahraga yang sering menggunakan lengan atas untuk melempar atau memukul termasuk berenang, terutama gaya bebas, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung, polo air, baseball, pemain tenis dan semua atlet yang dalam setiap kegiatannya menempatkan stres berulang pada bahu dengan gerakan ekstrim dan rotasi eksternal bahu (kegiatan overhead).

Penyebab lainnya adalah penambahan berat badan, cedera (trauma fisik), cedera berulang karena pekerjaan, penyakit atau tumor di bagian atas paru-paru, atau masalah bawaan, misalnya kelainan pada tulang rusuk pertama atau memiliki tulang rusuk memanjang.

Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai sindroma outlet dada dalam artikel berikut: Sindrom Outlet Dada (Thoracic Outlet Syndrome).

Terapi Rehabilitasi Sindrom Outlet Dada

Pada sebagian besar kasus, penanganan dengan pendekatan konservatif cukup efektif, terutama bila kondisi terdiagnosis sejak awal.

Program Rehabilitasi

Terapi Fisik

Modalitas dengan menggunakan panas yang dalam (misalnya ultrasound terapeutik), stimulasi elektrik, panas superfisial, latihan peregangan, latihan koreksi postur, dan latihan kekuatan dan daya tahan dapat bermanfaat dan bahkan merupakan komponen yang penting dalam penanganan sindroma outlet dada.

Ultrasound merupakan modalitas yang dipilih karena mampu memberikan panas ke otot yang dalam dan struktur jaringan lunak, yang penting untuk meningkatkan elastisitas dan dapat memfasilitasi peregangan dan/atau manipulasi secara efektif, terutama untuk otot scalenus dan pektoralis minor.

Idealnya, ultrasound digunakan sebelum peregangan atau penanganan manual, karena jaringan yang dalam akan mendingin dalam waktu 20–30 menit (dari 41°–42° kembali ke 37°C).

Prosedur mobilisasi dan manipulasi (dilakukan oleh ahli) biasanya diindikasikan dan perlu dilakukan untuk melepaskan segmen vertebra dan regio jaringan lunak (myofascial) yang mengalami kontraksi/restriksi kuat, terutama lokasi penyempitan di otot scalenus anterior/medius dan otot pektoralis minor.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) digunakan untuk mengidentifikasi otot pektoralis minor dan memandu tangan yang memanipulasi agar target lebih tepat dan pelepasan manual otot lebih efektif.

Teknik Peregangan Otot Pektoralis Minor

Sumber gambar: emedicine.medscape.com

Terapi Rehabilitasi untuk Sindroma Outlet Dada

Teknik Myofascial Release

Sumber gambar: emedicine.medscape.com

Teknik Peregangan Otot Scalenus (Anterior dan Tengah)

Sumber gambar: emedicine.medscape.com

Terapi Okupasi

Menyederhanakan pekerjaan dan teknik melindungi punggung seringkali bermanfaat. Cara dan teknik ini akan diajarkan oleh terapis okupasi atau terapis fisik.

Perubahan Gaya Hidup

Pasien-pasien dengan TOS dianjurkan untuk melakukan latihan di rumah untuk menguatkan dan menyokong otot di sekitar outlet dada.

Secara umum, hindari stress yang tidak diperlukan pada bahu dan otot di sekitar outlet dada:

  • Pertahankan postur tubuh yang baik
  • Lakukan banyak jeda ketika bekerja, untuk bergerak dan melakukan peregangan
  • Pertahankan berat badan sehat
  • Hindari membawa tas yang berat di bahu
  • Hindari aktivitas yang memperburuk gejala, atau cari cara untuk beradaptasi sehingga tidak menimbulkan gejala
  • Buat area kerja yang memungkinkan Anda untuk mempertahankan postur tubuh yang baik dan tidak membuat gejala memburuk

Terapi Lainnya (Obat-obatan)

  • Obat pemecah bekuan darah. Bila pasien mengalami sindroma outlet dada vena atau arteri, dokter mungkin akan menyuntikkan obat pemecah bekuan darah (trombolitik) ke dalam vena atau arteri untuk menghancurkan bekuan darah.

Setelah mendapatkan trombolitik, dokter akan meresepkan obat untuk mencegah terbentuknya bekuan darah (antikoagulan).

  • Obat-obat pelemas otot. Obat-obatan ini merupakan pilihan untuk mengurangi kekencangan dan restriksi otot, sehingga dapat memfasilitasi penanganan konservatif latihan dan manipulasi.

Tizanidine digunakan untuk sakit kepala tension, dan dapat menjanjikan untuk sindroma outlet dada (TOS). Obat ini digunakan untuk merelaksasi dan mengendurkan otot yang terlibat dalam TOS, memfasilitasi terapi peregangan dan manipulasi, meredakan nyeri dan membantu tidur.

  • Obat antiinflamasi dapat mengurangi iritabilitas dan nyeri, dan meningkatkan hasil terapi konservatif. Obat dengan kerja panjang seingkali yang paling efektif dan ditoleransi lebih baik.
  • Beberapa dokter spesialis penyakit dalam atau spesialis rheumatologi merekomendasikan vasodilator dan penghambat kanal kalsium, bila terdapat keterlibatan pembuluh darah dan vasokonstriktif (penyempitan pembuluh darah) yang signifikan.

Obat-obatan ini bukan merupakan pilihan utama pada TOS, tetapi harus dipertimbangkan sebagai pelengkap atau menjadi pilihan kedua yang perlu diintegrasikan ke dalam terapi bila ada indikasi klinis.

  • Penyuntikan titik pencetus di struktur otot yang berkaitan mungkin diindikasikan dan diperlukan.

Bagaimanapun, penyuntikan struktur otot dalam, misalnya blok scalenus, adalah hal yang berbahaya (dekat pleksus brakhialis) dan harus dihindari atau dilakukan oleh spesialis anestesi.

Meskipun begitu, penelitian yang dilakukan oleh Torriani et al mengenai injeksi diagnostik mengindikasikan bahwa obat anestesi dapat disuntikkan dengan aman ke dalam otot scalenus anterior dengan panduan ultrasonografi.

 

 

Referensi:

  • emedicine.medscape.com/article/316715-treatment
  • www.mayoclinic.org/diseases-conditions/thoracic-outlet-syndrome/diagnosis-treatment/drc-20353994

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561

Layanan Terkait Penyakit