Masalah Gowes Bagian 2: Nyeri Punggung Bawah Saat Bersepeda (Cyclist’s Back) Halangi Gowes dengan Leluasa

Rabu, 17 Maret 2021
dr. Ferdinand Dennis
Rabu, 17 Maret 2021
dr. Ferdinand Dennis

Salah satu bagian yang paling rentan mengalami keluhan nyeri saat gowes adalah punggung. Nyeri punggung diklasifikasikan berdasarkan lokasinya:

  • Nyeri punggung atas/leher,
  • Nyeri punggung tengah/dada,
  • Nyeri punggung bawah/pinggang, dan
  • Nyeri koksidinia/tulang ekor)

Dan berdasarkan durasinya:

  • Akut, bila kurang dari 6 minggu,
  • Subakut, bila antara 6 s.d 12 minggu, dan
  • Kronis, bila lebih dari 12 minggu

Nyeri punggung bawah karena bersepeda termasuk nyeri akut sampai subakut, dan apabila tidak ditangani, dapat membatasi aktivitas dan menghalangi produktivitas kita sehari-hari.

Mengapa gowes bisa menimbulkan nyeri di punggung bawah?

Punggung manusia merupakan komponen yang kompleks pada tubuh. Karena perannya sebagai penopang dan pemberi postur, struktur-struktur penyusunnya haruslah kokoh dan fleksibel.

Otot-otot punggung terdiri dari otot-otot besar dan kecil yang berfungsi memberikan kekuatan dan gerakan pada punggung dan daerah-daerah terkait.

Otot-otot punggung (trapezius, rhomboid, latissimus dorsi, serratus posterior, quadratus lumborum, dll) memberikan kapasitas pergerakan punggung yang cukup luas, menekuk ke depan, belakang, serta kanan dan kiri, juga otot-otot kecil di sekitar ruas tulang belakang yang menstabilkan tulang punggung bersama dengan ligamen, melindungi serabut saraf dan pembuluh darah yang menyuplai oksigen serta makanan.

Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh pegiat gowes. Nyeri di punggung bawah ini dapat berupa rasa tidak nyaman saat duduk sampai nyeri menjalar ke paha dan lutut bagian belakang.

Posisi bersepeda yang tidak berubah (stasis) menuntut untuk punggung tetap difleksikan/ditekuk ke arah depan untuk waktu lama. Kondisi badan yang tertekuk ini akan memberikan tekanan pada struktur-struktur tersebut di atas.

Apakah masalah nyeri punggung bawah pada pesepeda bisa mencetuskan masalah lain?

Salah satu penyebab munculnya nyeri pada otot punggung saat bersepeda adalah karena otot-otot punggung yang tidak kuat menopang posisi stasis terlalu lama. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya latihan penguatan dan peregangan pada otot-otot tersebut.

Meskipun terdengar sepele, pemanasan dan peregangan sebelum bersepeda merupakan hal penting yang tidak boleh dilewatkan.

Kelemahan otot-otot punggung dan batang tubuh akan menyebabkan serangkaian masalah pada bagian tubuh lain.

Nyeri yang dirasakan akan menyebabkan perubahan pada posisi tubuh. Perubahan posisi tubuh untuk mengalihkan nyeri ini akan merubah titik tumpu tubuh, yang seharusnya berada pada daerah tulang ekor.

Nyeri di punggung atas pada pesepeda akan berefek pada kekuatan lengan atas. Beban pada tubuh bagian atas yang seharusnya ditumpu bersama oleh punggung dan lengan, akan dilimpahkan ke lengan dan tangan, sehingga posisi tubuh akan menyender ke arah depan.

Penambahan beban pada daerah lengan dan tangan akan menimbulkan masalah pada pergelangan, yang disebut cyclist’s palsy. Keluhan baal dan nyeri di tangan akan dikeluhkan pada kondisi ini. Masalah punggung tengah dan nyeri punggung bawah pun akan menyebabkan berbagai keluhan lainnya.

Akan tetapi pada mereka yang bersepeda sekali-kali saja atau hanya untuk hobi, nyeri punggung bawah seringkali karena aktivitas lain, seperti mengangkat beban dan gangguan otot, tulang sendi lainnya, sementara bersepeda hanyalah faktor pemberat saja.

Bagaimana cara mengatasi cyclist’s back?

Seperti masalah pada punggung lainnya, cyclist back dapat diatasi dengan menghilangkan faktor pencetus.

  1. Hindari bersepeda saat nyeri punggung bawah dan daerah sekitarnya masih terasa.
  2. Pencetus nyeri punggung lainnya harus sebisa mungkin dihindari, seperti posisi mengangkat barang yang benar dan posisi duduk yang netral harus dibiasakan.
  3. Nyeri punggung bawah dapat diatasi juga dengan obat-obatan anti-nyeri dan radang. Walaupun beberapa obat-obatan jenis ini dijual bebas, penggunaan dan konsumsinya sebaiknya harus diawasi dan diresepkan oleh dokter karena efek samping dari obat-obatan anti-nyeri dan radang ini. Obat-obatan ini tersedia dalam bentuk oles (jel dan krim) serta obat minum. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk obat yang cocok bagi kondisi penyakit Anda.
  4. Terapi fisik dapat berguna dalam mengatasi cyclist’s back. Terapi fisik seperti terapi cahaya inframerah, terapi stimulasi arus listrik, terapi laser, dan terapi olahraga berguna dalam mengatasi nyeri, merangsang penyembuhan, dan mencegah terulangnya keluhan.
  5. Keluhan nyeri di punggung bawah saat gowes dapat diatasi juga dengan terapi traksi dengan decompression traction system yang dapat mengatasi kekakuan otot dan jepitan saraf sekaligus.

Penggunaan dan penerapan terapi-terapi ini juga harus diresepkan oleh dokter dan diawasi oleh profesional medis terlatih untuk mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan serta menilai efektivitas terapi.

Bisakah cyclist’s back dicegah?

Cyclist’s back, pada hakikatnya adalah masalah otot, tulang, sendi yang dapat dicegah. Pencetus-pencetus seperti kelemahan otot batang tubuh dan punggung dapat dilatih dengan terapi olahraga dan pemanasan serta peregangan yang baik dan memadai.

Seorang pesepeda, seperti olahragawan lainnya, harus dapat mengetahui batas kemampuan dirinya dalam berolahraga. Rasa nyeri dapat menjadi penanda batas kemampuan seseorang, dan bahkan sebagai sinyal ada sesuatu yang tidak memadai pada teknik dan peralatan olahraga yang dipakai.

Bagian-bagian sepeda yang digunakan pun haruslah dalam kondisi baik. Pemasangan sadel sepeda yang terlalu miring (ke depan atau ke belakang) akan memaksa posisi duduk sedemikian rupa, sehingga titik tumpu tubuh akan berubah.

Perubahan ini dapat menyebabkan kerja otot-otot di bagian tertentu memberat, dan meningkatkan kemungkinan mengalami kelelahan dan kekakuan.

Ukuran sepeda yang terlalu kecil atau terlalu besar akan memaksa pesepeda merubah posisi tubuhnya. Siku yang terlalu ditekuk atau terlalu diregangkan dalam posisi stasis terlalu lama akan menimbulkan masalah pada lengan, yang akan memengaruhi punggung.

Posisi pedal yang tidak pas pun akan memengaruhi lutut dan tungkai kaki bawah, yang apabila berlangsung lama, akan menimbulkan masalah pada pinggul dan punggung bawah.

 

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex-Free Jakarta: Ruko Italian Walk J No. 19, (Dekat Pintu Masuk Gate C), Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex-Free Bandung: Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67
    Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. 40424; telepon (022) 20580806

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561