Terapi Bahu Lepas tanpa Operasi

Senin, 28 Maret 2022
Flex Free
Senin, 28 Maret 2022
Flex Free

Anatomi Bahu

Bahu terdiri dari tiga tulang: tulang lengan atas (humerus), tulang belikat (skapula), dan tulang selangka (klavikula).

Bagian kepala dari tulang lengan atas sesuai dengan ukuran lubang dangkal di bilah bahu yang disebut dengan glenoid.

anatomi bahu

Jaringan ikat kuat yang disebut dengan kapsul bahu, merupakan sistem ligamen bahu yang menjaga tulang lengan atas tetap berada dalam glenoid. Jaringan ini menutupi sendi bahu dan melekatkan bagian atas tulang lengan ke bilah bahu.

Bahu juga bergantung pada ligamen, tendon dan otot yang kuat untuk menjaga agar tetap stabil.

Otot-otot bahu (rotator cuff) menghubungkan humerus dengan scapula. Rotator cuff terdiri dari tendon otot-otot berikut: supraspinatus, infraspinatus, teres minor dan subskapularis.

otot-otot bahu

Otot-otot rotator cuff juga menjaga humerus tetap berada di dalam lubang glenoid.

Di sekeliling sendi bahu terdapat kantung kedap air yang disebut dengan kapsul sendi. Kapsul sendi berisi cairan yang melubrikasi sendi. Dinding kapsul sendi terdiri dari ligamen.

Kapsul sendi memiliki sejumlah jaringan yang longgar sehingga bahu dapat bergerak dengan tidak terbatas.

Ligamen menghubungkan tulang-tulang bahu. Tendon menghubungkan tulang-tulang dengan otot di sekitarnya.

Bila bahu bergerak terlalu jauh, ligamen akan menjadi kencang dan gerakan akan terhenti.

Bila ligamen tidak stabil, bahu dapat mudah lepas dan bisa terjadi dislokasi berulang yang disebut dengan instabilitas bahu.

Instabilitas Bahu

Ketika otot dan ligamen teregang melebihi batas normal, bahu menjadi tidak stabil.

Bahu dapat tergelincir ke satu arah, misalnya ke depan, ke belakang, atau lebih dari satu arah (multidirectional instability). Instabilitas yang paling sering adalah ke arah depan karena kapsul sendi paling lemah di bagian depan.

Instabilitas bahu terjadi ketika struktur yang mengelilingi sendi bahu tidak dapat mempertahankan kepala humerus tetap berada di posisinya.

Bila kepala humerus hanya bergeser sebagian, kondisi ini disebut dengan subluksasi (dislokasi sebagian). Bila sendi terlepas seluruhnya, kondisi ini disebut dengan dislokasi bahu.

Dislokasi Bahu

Cedera berat, atau trauma, seringkali menjadi penyebab dislokasi bahu. Ketika kepala humerus mengalami dislokasi, tulang glenoid dan ligamen di bagian dengan bahu seringkali mengalami cedera.

Dislokasi awal yang berat dapat menyebabkan dislokasi berulang.  

Dislokasi bahu berulang cenderung dialami oleh tiga kelompok orang berikut ini:

  • Memiliki riwayat dislokasi bahu sebelumnya

Pasien yang pernah mengalami dislokasi bahu sebelumnya seringkali mengalami instabilitas kronis. Pada pasien ini, ligamen yang menyokong bahu mengalami robekan ketika terjadi dislokasi.

Bila ligamen tidak sembuh sempurna dan menjadi longgar, bahu menjadi tidak stabil dan akan mengalami dislokasi berulang.

Pad orang yang berusia kurang dari 35 tahun yang mengalami dislokasi traumatik, instabilitas bahu akan terjadi pada 80% pasien.

  • Atlet muda

Atlet yang sering melakukan gerakan mengangkat lengan di atas kepala dapat memiliki bahu yang longgar atau mengalami multidirectional instability (MDI), misalnya atlet voli, renang, tenis, dan pelempar pada baseball.

  • Orang dengan “Double-Jointed

Istilah ini memiliki arti bahwa orang tersebut memiliki elastisitas sendi yang lebih tinggi dari orang lain pada umumnya. Kondisi ini dapat menyebabkan bahu menjadi tidak stabil.

Gejala Dislokasi Bahu

Gejala dislokasi bahu yaitu:

  • Nyeri bahu tiba-tiba
  • Bahu berubah bentuk

dislokasi bahu

  • Bengkak
  • Kehilangan fungsi bahu dan sulit atau nyeri ketika menggerakkan bahu
  • Bila ada kerusakan saraf atau pembuluh darah, akan dijumpai gejala seperti tertusuk, baal atau perubahan warna dari lengan hingga ke tangan

Terapi Bahu Lepas tanpa Operasi

Bahu dapat terlepas bila ligamen yang menahan tulang klavikula ke acromion robek. Bahu kemudian mengalami dislokasi.

Untuk mengurangi nyeri, bengkak dan perdarahan, kompres bahu dengan es.

Bahu yang mengalami dislokasi memerlukan penanganan segera. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.  

Terapi bahu lepas bergantung pada kondisi masing-masing pasien. Bila kerusakan berat, diperlukan tindakan pembedahan atau operasi. Terapi bahu lepas tanpa operasi bertujuan untuk mengontrol nyeri dan radang.

Terapi awal yaitu dengan istirahat dan obat-obat anti radang. Dokter mungkin akan memberikan obat injeksi (disuntikkan) untuk membantu meredakan nyeri bila diperlukan.

Pilihan terapi bahu lepas tanpa operasi misalnya:

  1. Prolotherapy

Prolotherapy adalah terapi injeksi (suntikan) cairan yang bersifat iritan (misalnya cairan gula atau dextrose) yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan penyembuhan pada area yang mengalami kerusakan, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri.

terapi bahu lepas tanpa operasi

Dengan terapi ini diharapkan sendi bahu dapat terstimulasi penyembuhannya dan ligamen bahu dapat kembali mengencang.

  1. Terapi Plasma

Terapi plasma (platelet rich plasma) ini juga bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bagian tubuh yang rusak.

Terapi ini dapat menjadi pilihan ketika pasien sudah terlalu banyak mengkonsumsi obat nyeri, sudah menjalani fisioterapi berulang, mendapat suntikan anti radang, tetapi tidak juga sembuh.

Tanda-tanda tersebut adalah ciri dari kerusakan jaringan permanen dan jika sudah kronis (lebih dari 2-3 bulan) tidak akan membaik hanya dengan obat atau fisioterapi saja.

Selain kedua terapi di atas, terapi bahu lepas kemudian dilanjutkan dengan terapi latihan dan terapi fisik.

Pasien akan diajarkan cara untuk menghindari posisi dan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera lebih lanjut dan latihan yang dapat memperbaiki rentang gerak bahu, sendi dan otot di sekitar bahu.

Terapi bahu lepas dapat memerlukan waktu selama enam hingga delapan minggu. Sebagian besar pasien dapat kembali menggunakan lengannya untuk beraktivitas dalam rentang waktu tersebut.

Pembedahan dipertimbangkan bila terapi bahu lepas tanpa operasi tidak dapat mengatasi keluhan yang ada.

 

 

 

 

Referensi:

  • dr. Ferius Soewito Sp.KFR, QWP (dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medis)

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561