Cedera ligamen lutut cruciatum anterior (Anterior Cruciate Ligament, ACL) adalah robekan dari ligamen cruciatum anterior – salah satu ligamen utama di lutut yang menghubungkan tulang tungkai atas (tulang paha) dengan tungkai bawah. ACL menjaga agar lutut tetap stabil.
Cedera dapat ringan berupa robekan kecil, hingga berat, seperti ligamen robek seluruhnya atau ketika ligamen dan bagian dari tulang terpisah dari tulang.
Bila tidak ditangani, ACL yang cedera tidak mampu mengendalikan gerakan lutut, dan tulang akan cenderung bergesekan satu sama lain. Kondisi ini disebut dengan defisiensi ACL. Pergerakan tulang yang tidak normal juga dapat merusak jaringan (kartilago atau tulang rawan) yang menyelubungi ujung tulang dan dapat memerangkap dan merobek bantalan (meniscus) yang melapisi sendi lutut. Kerusakan ini dapat menyebabkan osteoarthritis.
Terkadang ligamen lain di lutut juga mengalami cedera. Termasuk meniscus, atau tulang di sendi lutut, yang dapat patah.
Tiga buah tulang bertemu dan membentuk sendi lutut: tulang paha (femur), tulang betis (tibia) dan tempurung lutut (patella). Tempurung lutut berada di depan sendi untuk memberikan perlindungan.
Satu tulang dihubungkan dengan tulang yang lain oleh ligamen. Terdapat empat ligamen di lutut. Ligamen tersebut berperan seperti tali yang kuat untuk menahan tulang-tulang dan menjaga lutut tetap stabil.
Sumber gambar: orthoinfo.aaos.org
Ligamen ini terdapat di sisi samping lutut. Ligamen kolateral medial berada di sisi dalam dan ligamen kolateral lateral berada di sisi luar. Ligamen-ligamen tersebut mengontrol gerakan menyamping dan menahan gerakan yang tidak biasa.
Ligamen ini ditemukan di bagian dalam sendi lutut. Ligamen ini saling bersilangan membentuk huruf “X”, dengan ligamen cruciatum anterior di bagian depan dan ligamen cruciatum posterior di bagian belakang. Ligamen cruciatum mengontrol gerakan ke depan dan belakang lutut.
Ligamen cruciatum anterior terletak diagonal di bagian tengah lutut. Ligamen ini mencegah tibia tergelincir ke depan femur, dan memberikan stabilitas rotasional lutut.
Sekitar setengah dari semua cedera ligamen cruciatum anterior terjadi bersamaan dengan kerusakan struktur lain di lutut, misalnya kartilago, meniscus, atau ligamen lain.
Ligamen yang cedera disebut dengan “sprain” (terkilir) dan terdapat tiga skala tingkat keparahan cedera.
Grade 1. Ligamen mengalami kerusakan ringan. Ligamen sedikit teregang, tetapi masih dapat menjaga stabilitas lutut.
Grade 2. Ligamen terkilir hingga menjadi longgar. Kondisi ini sering disebut sebagai robekan ligamen sebagian.
Grade 3. Kondisi ini paling sering disebut sebagai robekan ligamen lengkap. Ligamen terbagi menjadi dua, dan sendi lutut menjadi tidak stabil.
Cedera Ligamen Lutut Depan (Robekan) Total
Sumber gambar: orthoinfo.aaos.org
Robekan sebagian dari ligamen cruciatum anterior jarang terjadi; sebagian besar cedera ACL adalah robekan lengkap atau hampir lengkap.
Ligamen cruciatum anterior dapat mengalami cedera dengan berbagai cara:
ACL dapat mengalami cedera bila sendi lutut tertekuk ke belakang, terpuntir, atau menekuk ke samping. Kemungkinan cedera lebih tinggi bila lebih dari satu gerakan tersebut terjadi bersamaan. Kontak (terpukul oleh orang lain atau benda) juga dapat menyebabkan cedera ACL.
Kontak yang Keras saat Olahraga dapat Menyebabkan Cedera Ligamen Lutut
Sumber gambar: kneeortho.org
Cedera ACL sering terjadi ketika berolahraga. Cedera dapat terjadi ketika kaki menginjak dengan kuat dan terdapat gaya yang tiba-tiba memukul lutut ketika tungkai lurus atau sedikit tertekuk. Hal ini dapat terjadi ketika kita mengubah arah dengan cepat, melambat ketika berlari, atau mendarat setelah melompat. Jenis cedera ini sering terjadi pada olahraga sepakbola, ski, dan olahraga lain yang terdapat banyak gerakan berhenti lalu berlari, melompat, atau berliku-liku. Penyebab lain misalnya jatuh dari tangga atau salah melangkah di tangga. Seperti bagian tubuh lainnya, ACL menjadi semakin lemah seiring dengan pertambahan usia. Robekan lebih mudah terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun.
Tanda dan gejala cedera cedera ligamen lutut depan (ACL) biasanya mencakup:
Wanita lebih cenderung untuk mengalami cedera ACl dibandingkan pria yang berpartisipasi dalam olahraga yang sama. Penelitian telah menunjukkan beberapa alasan untuk perbedaan risiko ini. Secara umum, atlet wanita menunjukkan ketidakseimbangan di daerah paha dengan otot bagian depan (quadriceps) lebih kuat dibandingkan otot di bagian belakang (hamstring). Otot hamstring membantu menjaga agar tulang betis tidak bergerak terlalu jauh ke depan – gerakan yang dapat menyebabkan ekstensi ACL berlebihan. Penyebab lainnya yaitu perbedaan pada kondisi fisik, kekuatan otot dan kendali neuromuskular, perbedaan kesejajaran pelvis dan tungkai bawah, meningkatnya kelonggaran di ligamen, dan efek estrogen pada ligamen. Penelitian yang membandingkan teknik melompat dan mendarat antara pria dan wanita menunjukkan bahwa atlet wanita lebih cenderung mendarat dengan cara yang meningkatkan tekanan pada lutut. Penelitian menunjukkan bahwa latihan untuk menguatkan otot tungkai bawah, pinggang dan torso bagian bawah – juga latihan untuk memperbaiki teknik melompat dan mendarat – dapat mengurangi risiko cedera ligamen lutut depan (ACL) yang berkaitan pada atlet wanita.
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa lutut apakah terdapat pembengkakan dan nyeri – membandingkan lutut yang cedera dengan lutut yang tidak cedera. Dokter juga akan menggerakkan lutut ke berbagai posisi untuk menilai kisaran gerak dan fungsi sendi keseluruhan.
Seringkali diagnosis dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik saja, tetapi diperlukan pemeriksaan lain untuk menyingkirkan penyebab lain dan untuk menentukan tingkat keparahan cedera. Pemeriksaan ini dapat mencakup:
Rontgen. Rontgen dapat diperlukan untuk menyingkirkan patah tulang (fraktur). Akan tetapi rontgen tidak dapat menggambarkan jaringan lunak, seperti ligamen dan tendon.
Magnetic resonance imaging (MRI). MRI menggunakan gelombang radio dan medan magnet kuat untuk memberi gambaran jaringan keras dan lunak di tubuh. MRI dapat menunjukkan cedera ligamen lutut ACL dan tanda kerusakan jaringan lain di lutut. Akan tetapi MRI biasanya tidak diperlukan untuk membuat diagnosis robekan ACL.
Ultrasound. Menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan struktur internal, ultrasonografi juga digunakan untuk memeriksa cedera ligamen, tendon dan otot lutut.
Arthroskopi juga mungkin dilakukan. Pada artroskopi, dokter akan memasukkan alat bedah melalui satu atau beberapa lubang kecil (insisi) di lutut untuk melihat bagian dalam lutut.
Gambaran arthroskopi cedera ACL (kiri ACL normal, kanan ACL yang mengalami cedera/robekan)
Sumber gambar: orthoinfo.aaos.org
Penanganan akan bergantung pada seberapa berat robekan ACL, apakah bagian lain dari lutut juga cedera, seberapa aktif Anda, usia dan kondisi kesehatan Anda secara umum, dan sejak kapan cedera terjadi.
Pertolongan pertama yang segera dilakukan dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan segera setelah cedera lutut. Gunakan pendekatan PRICE:
Metode PRICE untuk Cedera Ligamen Lutut
Sumber gambar: www.bupa.co.uk
Segera konsultasikan kondisi Anda dengan dokter untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.
ACL yang robek tidak akan menyembuh tanpa pembedahan. Tetapi penanganan non pembedahan dapat efektif untuk pasien usia lanjut atau tingkat aktivitasnya sangat rendah. Bila secara umum stabilitas lutut intak, dokter dapat merekomendasikan penanganan non bedah yang sederhana.
Penggunaan Brace. Dokter mungkin merekomendasikan brace untuk melindungi lutut dari instabilitas. Untuk melindungi lutut lebih lanjut, Anda diberikan tongkat berjalan untuk menjaga agar Anda tidak memberikan beban berat badan pada tungkai.
Terapi Fisik. Bila pembengkakan sudah menghilang, program rehabilitasi yang hati-hati dapat dimulai. Latihan khusus akan mengembalikan fungsi lutut dan menguatkan otot tungkai yang menyokongnya.
Dokter akan merekomendasikan pembedahan bila:
Merekonstruksi ligamen. Sebagian besar robekan ACL tidak dapat dijahit kembali. Untuk memperbaiki ACL secara pembedahan dan mengembalikan stabilitas lutut, ligamen harus direkonstruksi. Dokter akan mengganti ligamen yang robek dengan cangkok jaringan. Cangkok jaringan ini berperan sebagai perancah bagi ligamen baru untuk tumbuh.
Cangkok bisa didapatkan dari berbagai sumber. Seringkali cangkok diambil dari tendon patella, yang memanjang antara tempurung lutut dan tulang betis. Tendon hamstring pada bagian belakang paha juga merupakan sumber yang sering digunakan. Terkadang digunakan tendon quadriceps, yang memanjang dari tulang tempurung ke paha. Pilihan terakhir, cangkok dari cadaver dapat digunakan.
Karena pertumbuhan kembali memerlukan waktu, diperlukan delapan hingga 12 bulan sebelum seorang atlet dapat kembali berolahraga setelah pembedahan.
Sumber gambar: www.sgsc.net
Rehabilitasi
Rehabilitasi memegang peran penting untuk penyembuhan setelah cedera lutut, baik pada penanganan dengan pembedahan maupun tanpa pembedahan. Program terapi fisik akan membantu mendapatkan kembali kekuatan dan gerak lutut.
Setelah pembedahan, terapi fisik pertama kali memfokuskan pada pengembalian gerakan sendi dan otot di sekelilingnya. Kemudian diikuti dengan program penguatan yang dirancang untuk melindungi ligamen baru. Program penguatan ini perlahan-lahan meningkatkan tekanan pada ligamen. Fase akhir rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Cara terbaik untuk mencegah cedera ligamen lutut ACL adalah dengan meregangkan dan menguatkan otot tungkai bawah, terutama otot paha bagian depan dan belakang (quadriceps dan hamstring).
Latihan dan olahraga yang tepat dapat membantu mengurangi risiko cedera ligamen lutut ACL. Terapis fisik, pelatih atletik atau ahli dalam kedokteran olahraga dapat memberikan penilaian, instruksi dan umpan balik yang dapat membantu mengurangi risiko cedera.
Program untuk mengurangi cedera ACL mencakup:
Hal lain yang dapat dilakukan untuk mencegah cedera ACL:
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561