Nyeri Bahu Setelah Stroke : Penyebab, Patofisiologi, dan Cara Mengatasinya

Selasa, 18 Februari 2025
dr. Ferdinand Dennis K
Selasa, 18 Februari 2025
dr. Ferdinand Dennis K

Pada beberapa penderita stroke, setelah melewati stroke ini ada yang mengalami nyeri bahu. Nyeri bahu setelah stroke ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mungkin dapat berbeda pada setiap orangnya.

Keluhan ini tentunya cukup menganggu penderita terutama jika setelah mengalami stroke.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai nyeri bahu setelah dan cara mengatasinya, silahkan baca artikel dibawah ini.

Epidemiologi dan Penyebab Nyeri Bahu Setelah Stroke

Nyeri bahu setelah stroke merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada penyintas stroke. Diperkirakan sekitar 34-84% pasien stroke mengalami nyeri bahu dalam beberapa minggu hingga bulan setelah serangan stroke. Nyeri ini dapat menghambat proses rehabilitasi, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko kecacatan. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi sindrom nyeri kronis yang lebih sulit diatasi.

Beberapa penyebab utama nyeri bahu setelah stroke meliputi:

  • Subluksasi Bahu : Terjadi akibat kelemahan otot penyangga bahu, menyebabkan tulang lengan atas keluar dari sendi bahu.
  • Spastisitas Otot : Kondisi di mana otot menjadi kaku dan tegang secara tidak normal, menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak.
  • Imobilisasi dan Kontraktur : Kurangnya gerakan dapat menyebabkan sendi bahu menjadi kaku dan nyeri akibat pembentukan jaringan parut.
  • Sindrom Bahu Beku (Frozen Shoulder) : Ditandai dengan kekakuan ekstrem dan nyeri akibat peradangan di kapsul sendi bahu.
  • Tendinitis dan Radang Bursa (Bursitis) : Peradangan pada tendon atau bursa di sekitar bahu akibat kurangnya aktivitas atau penggunaan otot yang tidak seimbang.
  • Neuropati Pasca-Stroke : Cedera pada saraf akibat stroke dapat menyebabkan gangguan sensorik yang memperburuk nyeri bahu.

Patofisiologi Tiap Penyebab Nyeri Bahu Setelah Stroke

Setiap penyebab nyeri bahu setelah stroke memiliki mekanisme patofisiologi yang berbeda :

  • Subluksasi Bahu : Setelah stroke, kelemahan otot bahu, terutama otot deltoid dan rotator cuff, menyebabkan ketidakmampuan sendi bahu untuk tetap stabil. Akibatnya, kepala humerus turun keluar dari sendi, menimbulkan nyeri dan disfungsi gerak. Ketidakstabilan ini sering diperburuk oleh gaya gravitasi yang menarik lengan ke bawah, memperparah nyeri.
  • Spastisitas Otot : Setelah stroke, otak kehilangan kendali atas sinyal saraf menuju otot, menyebabkan peningkatan tonus otot yang berlebihan. Spastisitas pada otot bahu, terutama pectoralis major dan subscapularis, menyebabkan kontraktur dan nyeri yang berkepanjangan, menghambat rehabilitasi.
  • Imobilisasi dan Kontraktur : Kurangnya gerakan menyebabkan adhesi jaringan ikat di sekitar sendi bahu. Hal ini membatasi pergerakan dan menyebabkan nyeri saat mencoba menggerakkan lengan. Dalam kasus yang lebih lanjut, jaringan parut dapat terbentuk, memperparah keterbatasan gerak.
  • Sindrom Bahu Beku : Peradangan pada kapsul sendi menyebabkan penebalan jaringan ikat, sehingga rentang gerak bahu berkurang drastis dan nyeri muncul bahkan saat istirahat. Peradangan kronis ini sering dikaitkan dengan gangguan metabolik yang terjadi pasca-stroke.
  • Tendinitis dan Radang Bursa : Setelah stroke, penggunaan otot yang tidak seimbang dapat menyebabkan gesekan berlebihan pada tendon atau bursa, menimbulkan peradangan dan nyeri kronis. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi robekan pada tendon.

Penanganan Rehabilitasi Nyeri Bahu Setelah Stroke

Rehabilitasi bertujuan untuk mengurangi nyeri bahu setelah stroke, meningkatkan mobilitas, serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Beberapa metode rehabilitasi yang umum digunakan meliputi :

  • Terapi Fisik dan Latihan Peregangan : Meningkatkan mobilitas sendi dan mencegah kekakuan dengan latihan yang terstruktur.
  • Stimulasi Listrik Fungsional (FES) : Membantu mengaktifkan otot-otot bahu yang melemah guna meningkatkan stabilitas sendi dan mengurangi subluksasi.
  • Terapi Okupasi : Mengajarkan teknik pergerakan yang benar agar nyeri bahu setelah stroke tidak semakin parah. Teknik ini juga mencakup penggunaan alat bantu untuk meningkatkan fungsionalitas.
  • Pemakaian Arm Sling atau Penyangga Bahu : Mengurangi beban pada sendi bahu guna mencegah subluksasi dan mengurangi nyeri. Pemakaian yang tepat dapat menghindari pembatasan gerak yang berlebihan.
  • Penggunaan Modalitas Fisik : Seperti terapi panas, terapi dingin, ultrasound, dan terapi laser untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan sirkulasi darah di bahu.
  • Manajemen Spastisitas : Menggunakan obat seperti baclofen, tizanidine, atau injeksi botulinum toxin untuk mengurangi ketegangan otot yang menyebabkan nyeri bahu setelah stroke.

Latihan Nyeri Bahu Setelah Stroke dan Hal yang Perlu Dihindari

Latihan yang tepat sangat penting dalam mengatasi nyeri bahu setelah stroke. Berikut beberapa latihan yang disarankan :

Latihan yang Dianjurkan

  1. Peregangan Bahu : Duduk atau berdiri, lalu gunakan tangan yang sehat untuk mengangkat dan menggerakkan tangan yang lemah perlahan-lahan guna menjaga fleksibilitas.
  2. Latihan Rentang Gerak Pasif : Dengan bantuan terapis atau anggota keluarga, lakukan gerakan lingkaran ringan pada sendi bahu untuk mempertahankan mobilitas sendi.
  3. Latihan Menggunakan Meja : Duduk di depan meja, letakkan tangan yang sakit di atasnya, lalu dorong ke depan secara perlahan untuk meningkatkan jangkauan gerak.
  4. Latihan dengan Bola atau Tongkat : Gunakan bola kecil atau tongkat untuk membantu melatih gerakan bahu dengan aman tanpa menyebabkan ketegangan berlebih.
  5. Latihan Isometrik : Kontraksikan otot bahu tanpa menggerakkan sendi untuk memperkuat otot tanpa menyebabkan nyeri lebih lanjut.
  6. Latihan Perlawanan Ringan : Menggunakan pita resistensi untuk meningkatkan kekuatan otot tanpa membebani sendi secara berlebihan.

Hal yang Perlu Dihindari pada Nyeri Bahu Setelah Stroke

  • Mengangkat Beban Berat : Bisa memperparah subluksasi dan memperburuk nyeri bahu setelah stroke.
  • Gerakan Mendadak atau Memutar Secara Paksa : Dapat menyebabkan cedera pada sendi dan otot bahu, memperburuk kondisi yang sudah ada.
  • Imobilisasi Terlalu Lama : Tidak menggunakan bahu yang sakit dalam jangka waktu lama bisa memperburuk kekakuan dan nyeri akibat kontraktur.
  • Tekanan Berlebih pada Bahu yang Lemah : Seperti menggantungkan lengan terlalu lama tanpa dukungan yang memadai dapat meningkatkan ketidakstabilan sendi.

Nyeri bahu setelah stroke adalah kondisi yang umum tetapi dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat. Memahami penyebab, patofisiologi, serta metode rehabilitasi yang tepat dapat membantu mengurangi nyeri dan mempercepat pemulihan. Latihan yang sesuai dan menghindari aktivitas yang memperburuk kondisi dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi penyintas stroke.

Jika nyeri bahu setelah stroke tidak menunjukkan perbaikan atau semakin parah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medik guna mendapatkan evaluasi klinis yang lebih mendalam dan intervensi terapeutik yang disesuaikan dengan kondisi pasien.

 


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561
WhatsApp ×

Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi kami melalui