Olahraga Saat Puasa, Panduan Aman untuk Dewasa Muda Aktif

Selasa, 25 Februari 2025
dr. Ferdinand Dennis K
Selasa, 25 Februari 2025
dr. Ferdinand Dennis K

Puasa di bulan Ramadan merupakan momen penting bagi umat Muslim untuk meningkatkan spiritualitas dan disiplin diri. Namun, bagi dewasa muda yang aktif, pertanyaan sering muncul: bagaimana cara menjaga kebugaran melalui olahraga saat puasa tanpa mengganggu kesehatan?

Artikel ini akan membahas efek puasa terhadap tubuh, manfaat dan tantangan olahraga saat puasa, serta rekomendasi jenis dan intensitas olahraga yang aman selama bulan Ramadan.

          

Efek Puasa terhadap Kesehatan dan Perubahan Fisiologis Tubuh

Berpuasa berarti menahan diri dari makan dan minum selama periode tertentu, yang menyebabkan perubahan fisiologis dalam tubuh. Berikut beberapa efek yang terjadi:

  • Perubahan Metabolisme: Selama puasa, tubuh beralih dari penggunaan glukosa sebagai sumber energi utama ke lemak yang disimpan. Proses ini membantu dalam penurunan berat badan dan detoksifikasi tubuh (Longo & Mattson, 2022).
  • Penurunan Kadar Gula Darah: Tanpa asupan makanan, kadar gula darah menurun, yang dapat menyebabkan gejala seperti lemas atau pusing jika tidak dikelola dengan baik (Ameer et al., 2023).
  • Dehidrasi: Keterbatasan asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi, terutama jika aktivitas fisik tinggi atau cuaca panas (Gabel et al., 2023).
  • Perubahan Fungsi Organ: Jantung memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen selama aktivitas fisik, sementara ginjal bekerja lebih efisien dalam menjaga keseimbangan cairan dengan mengurangi produksi urin (Stannard & Thompson, 2022).

 

Efek Olahraga Saat Puasa terhadap Kebugaran Jantung

Berolahraga saat puasa memiliki dampak signifikan pada kesehatan jantung. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh:

  • Peningkatan Efisiensi Jantung: Olahraga ringan hingga sedang selama puasa dapat meningkatkan efisiensi kerja jantung dalam memompa darah, membantu menjaga tekanan darah tetap stabil (Buchan et al., 2024).
  • Pengendalian Kolesterol: Aktivitas fisik membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (Al-Qahtani, 2023).
  • Pengurangan Stres: Olahraga memicu pelepasan endorfin yang dapat mengurangi stres dan kecemasan, faktor yang berkontribusi pada kesehatan jantung (Herring et al., 2023).

Namun, penting untuk memperhatikan intensitas olahraga. Olahraga berlebihan tanpa asupan nutrisi dan hidrasi yang cukup dapat menyebabkan kelelahan dan membebani jantung.

 

Intoleransi Olahraga yang Dapat Muncul Saat Berolahraga Saat Puasa

Meskipun olahraga saat puasa memiliki manfaat, beberapa intoleransi atau efek samping dapat muncul jika tidak dilakukan dengan benar:

  • Hipoglikemia: Kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, gemetar, dan bahkan pingsan selama atau setelah olahraga (Zouhal et al., 2022).
  • Dehidrasi: Kurangnya asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi, ditandai dengan gejala seperti mulut kering, pusing, dan detak jantung meningkat (Wilk et al., 2023).
  • Kelelahan Berlebih: Olahraga intensitas tinggi tanpa asupan energi yang memadai dapat menyebabkan kelelahan ekstrem dan menurunkan performa fisik (Souissi et al., 2024).
  • Cedera Otot dan Sendi: Kurangnya pemanasan atau pendinginan yang tepat, serta penurunan konsentrasi akibat kelelahan, dapat meningkatkan risiko cedera (Aziz et al., 2023).

Untuk menghindari intoleransi ini, penting untuk mendengarkan tubuh Anda dan tidak memaksakan diri. Jika merasa tidak nyaman atau muncul gejala di atas, segera hentikan aktivitas dan konsultasikan dengan profesional kesehatan.

 

Jenis Olahraga yang Aman Beserta Dosis dan Intensitasnya Saat Bulan Puasa

Memilih jenis olahraga yang tepat selama puasa sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tanpa membebani tubuh. Berikut rekomendasi olahraga yang aman beserta dosis dan intensitasnya:

  • Jalan Santai: Berjalan dengan kecepatan moderat selama 30-45 menit dapat membantu menjaga kebugaran tanpa menguras energi berlebih. Waktu terbaik untuk melakukannya adalah setelah berbuka puasa atau sebelum sahur. Intensitas: 40-50% Heart Rate Reserve (HRR) (Shephard, 2024).
  • Bersepeda: Aktivitas ini dapat dilakukan dengan intensitas ringan hingga sedang selama 30-45 menit. Pastikan untuk memilih rute yang aman dan tidak terlalu menantang. Intensitas: 50-60% HRR (Gunnarsson & Bangsbo, 2023).
  • Jogging Ringan: Lari ringan atau jogging dapat dilakukan selama 20-30 menit. Hindari kecepatan tinggi dan perhatikan kondisi tubuh. Intensitas: 50-65% HRR (Mujika et al., 2022).
  • Yoga: Latihan ini membantu meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi stres. Sesi selama 30-60 menit dapat dilakukan di rumah dengan fokus pada pernapasan dan peregangan. Intensitas: 30-40% HRR (Field, 2023).
  • Latihan Beban Ringan: Menggunakan beban tubuh atau dumbbell ringan, latihan ini dapat membantu mempertahankan massa otot. Sesi 15-20 menit dengan repetisi yang disesuaikan dianjurkan. Intensitas: 40-50% HRR (Kraemer et al., 2023).

 

Cara Mengukur Heart Rate Reserve (HRR) di Rumah

Heart Rate Reserve (HRR) digunakan untuk menentukan intensitas latihan yang sesuai berdasarkan denyut jantung maksimal dan denyut jantung istirahat:

Tentukan Denyut Jantung Maksimal (HRmax): 220 – usia Anda.

Ukur Denyut Jantung Istirahat (HRrest): Ukur denyut jantung setelah bangun tidur dalam posisi duduk.

Hitung HRR: HRmax – HRrest.

Tentukan Target Denyut Jantung:

Target HR = (HRR × persentase intensitas) + HRrest.

 

Contoh:

Usia: 30 tahun.

HRmax: 220 – 30 = 190 bpm.

HRrest: 60 bpm.

HRR: 190 – 60 = 130 bpm.

Target HR untuk intensitas 50%: (130 × 0.5) + 60 = 125 bpm.

Dengan metode ini, Anda dapat memastikan olahraga saat puasa dilakukan pada intensitas yang aman.

 

Olahraga saat puasa dapat dilakukan dengan aman jika memperhatikan jenis, intensitas, dan waktu yang tepat. Dengan memahami perubahan fisiologis tubuh, menghindari intoleransi olahraga, serta menerapkan metode HRR, Anda dapat tetap bugar dan sehat selama Ramadan. Jangan lupa untuk selalu mendengarkan tubuh Anda dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika diperlukan.


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561
WhatsApp ×

Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi kami melalui