Mengukur kekuatan otot dapat menjadi bagian yang sangat penting dari rencana rehabilitasi, terutama bila kelemahan otot berperan pada nyeri dan terbatasnya gerakan yang dialami.
Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk mengencang (kontraksi) dan menghasilkan kekuatan maksimal dalam satu usaha.
Kekuatan otot berbeda dengan daya tahan otot, yang berarti seberapa baik otot dapat menahan kontraksi berulang terhadap tahanan dalam periode waktu tertentu.
Baik kekuatan otot maupun daya tahan diperlukan untuk mencapai fungsi fisik dan mobilitas yang optimal.
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kekuatan dan daya tahan otot, yaitu:
Pengukuran kekuatan otot digunakan untuk mengevaluasi kelemahan dan secara efektif membedakan kelemahan otot akibat ketidakseimbangan atau daya tahan otot yang buruk.
Pengukuran kekuatan otot dilakukan sebagai bagian dari penilaian obyektif pasien dan menjadi komponen penting dari pemeriksaan fisik yang dapat memberikan informasi mengenai defisit neurologis.
Maksud kelemahan otot yang dikeluhkan pasien dapat berarti kelelahan, kaku, atau memang kelemahan otot yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan yang tepat.
Fungsi pengukuran kekuatan otot adalah untuk mengevaluasi keluhan kelemahan otot, seringkali ketika ada kecurigaan penyakit neurologis atau ketidakseimbangan/kelemahan otot.
Pengukuran kekuatan otot menjadi bagian penting pada pasien:
Kekuatan otot dapat dinilai menggunakan beberapa metode, manual, fungsional, atau mekanikal.
Pengukuran otot manual adalah cara mengukur kekuatan otot yang paling sering. Pemeriksa akan mendorong tubuh ke arah tertentu dan pasien menahannya.
Pengukuran kekuatan otot manual menggunakan skala 5 angka:
Meskipun pemeriksaan otot manual bergantung pada observasi personal (dapat subyektif), kriteria dan definisi dianggap cukup jelas untuk memberikan hasil yang relatif dapat diandalkan.
Otot-otot yang sering diperiksa antara lain: abductor bahu, fleksor siku, ekstensor siku, ekstensor pergelangan tangan, fleksor jari, intrinsic tangan, fleksor panggul, ekstensor lutut, dorsifleksor, ekstensor ibu jari, dan fleksor kaki.
Dinamometri adalah metode lainnya untuk mengukur kekuatan otot. Pemeriksaan ini mengevaluasi hubungan panjang dan tegangan otot, yaitu berapa ketegangan yang dihasilkan otot saat kontraksi tanpa gerakan (kontraksi isometric) dalam hubungannya dengan panjang otot.
Pemeriksaan dilakukan dengan menempatkan bagian tubuh dalam posisi yang tidak dipengaruhi gravitasi. Alat yang disebut dengan dynamometer diposisikan di otot.
Pasien kemudian menekan melawan alat tersebut selama beberapa detik. Hasil pengukuran akan muncul dalam pound atau kilogram.
Hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai referensi seusai umur dan jenis kelamin. Hasil pengukuran ini digunakan untuk merekam performa selama menjalani terapi fisik.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561