Mengenal Hernia Nukleus Pulposus dan Pengobatannya

Jumat, 03 November 2023
Flex Free
Jumat, 03 November 2023
Flex Free

Ruas-ruas tulang belakang dipisahkan satu sama lain oleh piringan (diskus intervertebralis) yang berisi bahan yang lunak, yang berfungsi sebagai bantalan pelindung peredam benturan.

Diskus terdiri dari lapisan luar, anulus fibrosus, dan lapisan dalam yang disebut dengan nukleus pulposus.

Hernia nukleus pulposus adalah kondisi ketika nukleus menonjol keluar dari tempatnya melalui robekan anulus fibrosus.

hernia nukleus pulposus lumbal

Sumber gambar: step1.medbullets.com

Hernia nukleus pulposus (HNP) dapat terjadi di bagian manapun di tulang belakang, tetapi paling sering terjadi di punggung bawah.

Gejala yang timbul dapat berupa nyeri, baal, atau kelemahan pada lengan atau tungkai bawah, bergantung pada lokasi HNP.

Apa Penyebab Hernia Nukleus Pulposus (HNP)?

Penyebab hernia nukleus pulposus tersering adalah akibat degenerasi berkaitan dengan bertambahnya usia yang terjadi secara perlahan-lahan.

Semakin bertambah usia seseorang, diskus semakin kurang fleksibel dan rentan mengalami robekan atau pecah, bahkan pada regangan ringan.

Sebagian besar orang tidak dapat menyebutkan penyebab atau pencetus terjadinya HNP.

Terkadang HNP terjadi akibat teknik mengangkat benda berat yang salah, seperti misalnya menggunakan otot punggung bukan otot paha dan tungkai, atau memutar badan saat mengangkat benda berat.

Proses traumatik seperti kecelakaan juga dapat menyebabkan HNP meskipun jarang.

Ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami hernia nukleus pulpous (HNP), misalnya:

  • Berat badan berlebih. Kelebihan berat badan menyebabkan tekanan di diskus punggung bawah lebih besar.
  • Pekerjaan. Beberapa pekerjaan yang melibatkan gerakan mengangkat, mendorong, menarik, membungkuk ke samping dan memutar punggung yang berulang, lebih berisiko menyebabkan masalah punggung.
  • Faktor genetika. Sebagian orang mewarisi kemungkinan terkena HNP.
  • Merokok. Merokok diperkirakan dapat mengurangi pasokan oksigen ke diskus, sehingga diskus bisa lebih mudah pecah.
  • Sering berkendara. Duduk lama dan getaran dari kendaraan dapat membebani tulang belakang.
  • Gaya hidup tidak aktif (banyak duduk atau berbaring).

Apa Tanda dan Gejala Terkena HNP?

Banyak orang yang mengalami HNP tidak merasakan adanya tanda atau gejala.  

Hernia nukleus pulposus yang menyebabkan saraf kejepit dapat menimbulkan gejala, diantaranya:

  • Nyeri. Lokasi nyeri bergantung pada saraf yang terjepit. Nyeri bervariasi mulai dari ringan hingga berat sehingga menyulitkan penderitanya bergerak seperti biasanya.
  • Kesemutan dan kelemahan pada satu atau kedua tungkai, atau baal (mati rasa).
  • Dapat terjadi kelumpuhan tungkai bila penekanan saraf sangat berat.
  • Masalah kontrol buang air kecil dan besar, bila HNP mengenai bagian bawah saraf tulang belakang.

Pemeriksaan Apa yang Dilakukan Dokter untuk Memastikan HNP?

Pada sebagian besar kasus hernia nukleus pulposus, pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit sudah dapat mendiagnosis HNP.

Saat pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa punggung untuk mencari area yang nyeri.

Anda akan berbaring telentang dan menggerakkan tungkai bawah ke berbagai posisi untuk menentukan penyebab nyeri.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes neurologis untuk memeriksa:

  • refleks
  • kekuatan otot
  • kemampuan berjalan
  • kemampuan untuk merasakan sentuhan ringan, tusukan jarum, atau getaran

Untuk memastikan diagnosis, dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI.

Pemeriksaan Pencitraan untuk HNP

  • Rontgen. Meskipun tidak dapat mendeteksi HNP, pemeriksaan rontgen, dapat menyingkirkan penyebab lain dari sakit punggung. Pemeriksaan rontgen dapat menunjukkan infeksi, tumor, masalah kesejajaran tulang belakang, atau bila ada tulang yang patah.
  • CT scan.

pemeriksaan MRI untuk hernia nukleus pulposus

MRI Hernia Nukleus Pulposus

Sumber gambar: www.sciencedirect.com

  • MRI. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk memastikan lokasi HNP dan mengetahui saraf yang terlibat.
  • Myelogram. Cairan pewarna disuntikkan ke dalam cairan spinal sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan tekanan pada saraf tulang belakang atau pada saraf-saraf lain akibat HNP multipel atau kondisi lainnya.

Apakah Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Berbahaya?

Pada kasus yang jarang, hernia nukleus pulposus dapat terjadi pada kanalis spinalis, yaitu ujung saraf tulang belakang, di mana terdapat kumpulan akar saraf yang panjang, yang disebut dengan cauda equina.

Diperlukan pembedahan darurat untuk menghindari kelemahan atau kelumpuhan yang permanen.

Segera konsultasikan dengan dokter, atau ke rumah sakit, apabila Anda mengalami:

  • Perburukan gejala. Misalnya nyeri, baal, atau kelemahan yang membuat Anda tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.
  • Masalah pada kontrol BAK dan BAB. Sindroma cauda equine dapat menyebabkan masalah ini.
  • Saddle anesthesia”, adalah hilangnya sensasi pada paha bagian dalam, bagian belakang tungkai bawah dan sekitar rektum yang terjadi secara progresif.

Bagaimana Cara Mengobati HNP?

Pengobatan hernia nukleus pulposus (HNP) dilakukan secara konservatif kecuali masalah saraf yang terjadi sangat berat atau semakin memburuk.

  1. Terapi Konservatif  

Membatasi aktivitas berat, hanya boleh melakukan aktivitas ringan (hanya boleh mengangkat beban <2,5–5 Kg dengan menggunakan teknik yang tepat), akan tetapi tirah baring dalam waktu lama tidak direkomendasikan.

Obat-obat pereda nyeri (asetaminofen, obat anti radang non-steroid) dapat digunakan untuk meredakan nyeri.

Metilprednisolon oral dapat diberikan, tetapi dosisnya dikurangi dalam waktu 6 hari, dimulai dengan 24 mg per hari dan dikurangi sebanyak 4 mg per hari.

Pada pasien tertentu, gabapentin dan amitriptyline sering digunakan untuk nyeri neuropati yang sulit diatasi.

Terapi fisik dan latihan di rumah dapat memperbaiki postur tubuh dan menguatkan otot-otot punggung sehingga dapat mengurangi gerakan tulang belakang yang dapat mengiritasi atau menekan akar saraf lebih lanjut. (Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai latihan untuk HNP dalam artikel: Latihan untuk Sakit Punggung Bawah akibat HNP).

  1. Terapi Invasif  

Terapi invasif dengan operasi dilakukan bila gejala semakin memberat, ada penekanan akut atau sindroma cauda equina, dan nyeri akar saraf yang sangat berat atau ada penurunan sensori.

Pengobatan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) di Klinik Flex Free

Di klinik Flex Free, terapi untuk hernia nukelus pulposus (HNP) yang bisa dilakukan diantaranya:

  1. ESWT (extracorporeal shockwave therapy).

Terapi ini menggunakan gelombang kejut, yang bertujuan untuk membantu meredakan nyeri.  

  1. Terapi Ultrasound.

Terapi ultrasound dapat memberikan efek pemanasan dalam maupun superfisial, dan efek non termal (selain pemanasan) yang dapat mempengaruhi proses yang terjadi di jaringan atau sel sehingga dapat mempercepat terjadinya pemulihan atau regenerasi jaringan.

  1. Decompression Traction System (Terapi DTS)

Terapi dekompresi spinal adalah satu jenis terapi tanpa operasi yang menggunakan alat tarik khusus untuk mengurangi tekanan yang terdapat di antara ruas tulang belakang dan diskus (bantalan tulang belakang).

Terapi ini merupakan terapi terbaru untuk mengatasi saraf kejepit, termasuk HNP.

Kelebihan penggunaan alat ini adalah:

  • mempunyai pola tarikan yang memungkinkan terjadinya proses regenerasi dan nutrisi diskus atau bantalan pada tulang belakang, yang semuanya diatur dengan sangat presisi oleh komputer
  • dapat menurunkan tekanan intra-diskal tanpa menyebabkan refleks spasme otot
  • memungkinkan untuk dilakukan manipulasi atau latihan untuk stabilisasi tulang belakang

pengobatan HNP tanpa operasi

Terapi DTS di Klinik Flex Free

Sekali terapi membutuhkan waktu sekitar 20–30 menit dengan frekuensi terapi 15–35 kali, terapi bisa dilakukan 2–3 kali per minggu atau bahkan setiap hari, bergantung pada kondisi masing-masing pasien berdasarkan hasil pemeriksaan dokter.

Sebagian besar pasien merasa gejala nyeri berkurang setelah terapi setidaknya 6–10 kali. Akan tetapi, berkurangnya nyeri tidak berarti diskus telah sembuh, sehingga penting bagi pasien untuk mengikuti protokol terapi yang dianjurkan dokter untuk mendapatkan manfaat terapi dengan maksimal.

Berdasarkan pengalaman klinis, didapatkan hasil signifikan setelah 20 kali terapi dalam waktu 6 minggu.

Biaya Terapi DTS

Biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali terapi dengan DTS kurang lebih Rp.500.000,- untuk setiap kali kedatangan.

 

 

 

Referensi:

  • https://injurycenterhouston.com/triton-dts-decompression/
  • https://medlineplus.gov/ency/imagepages/9700.htm
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/herniated-disk/symptoms-causes/syc-20354095
  • https://www.msdmanuals.com/professional/musculoskeletal-and-connective-tissue-disorders/neck-and-back-pain/lumbar-herniated-nucleus-pulposus

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561