Sindrom iliotibial band (IT band syndrome atau ITBS) adalah rasa sakit dan nyeri di daerah sendi lutut dan paha bagian luar. Sindrom iliotibial band (ITBS) adalah penyebab paling umum dari nyeri lutut lateral dan paha pada pelari dan pengendara sepeda.
Iliotibial band adalah jaringan ikat yang berjalan di sepanjang sisi luar paha, dari panggul ke tulang kering (tibia). Iliotibial band adalah struktur penstabil penting dari bagian samping luar lutut saat lutut menekuk dan lurus.
Penyebab sindrom iliotibial band (ITBS) biasanya karena penggunaan yang terlalu sering dan berlebihan. Saat lutut menekuk, ujung bawah iliotibial band akan melintasi tonjolan tulang paha bagian bawah (epikondilus femoralis).
Pergerakan iliotibial band yang terlalu sering (penggunaan berlebihan) seperti pada pelari, pengendara sepeda dan atlet lain yang melakukan gerakan jongkok berulang kali dapat memicu terjadinya peradangan pada akibat pergesekan ujung iliotibial band dengan tonjolan tulang.
Anatomi perlekatan iliotibial band dan dampak gesekan ujung iliotibial band saat sendi lutut digerakkan |
Beberapa hal berikut juga dianggap sebagai faktor pemicu kombinasi timbulnya sindrom iliotibial band (ITBS) yaitu:
Kelainan anatomi tubuh seperti adanya perbedaan panjang kaki, kemiringan abnormal dari tulang panggul, atau adanya bentuk kaki ”O”, akan menyebabkan iliotibial band menjadi terlalu ketat (tegang), sehingga pergerakan band tersebut akan menghasilkan gesekan yang hebat selama aktivitas, hingga mudah timbul peradangan
Pelari jarak jauh yang paling sering mengalami ITBS, namun pengendara sepeda, petenis, pendayung dan beberapa cabang olahraga lain juga mungkin mengalaminya.
Keluhan ini juga dapat diderita oleh siapapun yang memiliki aktivitas berlebihan pada sendi lutut, terlebih bila disertai adanya kelainan anatomi yang memicu timbulnya gesekan hebat pada iliotibial band saat lutut ditekuk dan lurus (fleksi dan ektensi).
Pria dan wanita memiliki risiko yang sama, namun wanita dianggap lebih rentan mengalami sindrom iliotibial band karena perbedaan anatomi paha dan lutut yang menyebabkan kelemahan otot paha depan.
Dan pada wanita yang memiliki bentuk kaki ”O” akan memiliki sudut varus yang besar yang akan memicu pergesekan hebat ketika iliotibial band bekerja.
Sindrom iliotibial band biasanya ditemukan pada orang yang berusia 15-50 tahun.
Cara membedakan nyeri lutut karena ITBS adalah tekuk lutut Anda pada sudut 45 derajat. Jika Anda memiliki masalah iliotibial band, Anda akan merasakan sakit di bagian luar lutut.
Diagnosis sindrom iliotibial band dapat dilakukan melalui:
Namun, mengingat biaya yang cukup mahal, tidak praktis dan perlu persiapan khusus pada pelaksanaannya, serta adanya dampak radiasi, pemeriksaan pencitraan ini jarang direkomendasikan untuk mendiagnosis sindrom iliotibial band.
Keunggulan USG dalam kasus ini, dokter dan penderita dapat berinteraksi langsung saat pemeriksaan, gambaran pemeriksaan USG lebih bersifat real time, yang artinya pada saat pemeriksaan, gambaran USG dapat berubah saat otot atau iliotibial band yang diperiksa atau yang mengalami masalah, digerakkan, dimanipulasi, diintervensi dll.
Penanganan untuk sindrom iliotibial band (ITBS) berupa:
Pada tahap akut, lebih direkomendasikan terapi fisik yang menggunakan modalitas (alat) seperti terapi ultrasound, stimulasi listrik maupun pemanasan. Penggunaan modalitas terapi tersebut ditujukan untuk meningkatkan aliran darah, mengurangi peradangan dan meredakan nyeri.
Penggunaan tape dan brace dapat membantu meredakan nyeri dan mengurangi beban pada iliotibial band dan jaringan sekitarnya |
Latihan-latihan ini berkonsentrasi pada peningkatan fleksibilitas dari iliotibial band dan dari otot-otot bokong (gluteus).
Otot lain yang umumnya membutuhkan perhatian untuk fleksibilitas termasuk paha belakang, paha depan, gastrocnemius, dan soleus. Ketika kondisi pasien semakin membaik latihan fisik dikembangkan untuk melatih dan memelihara kekuatan otot-otot yang berpengaruh tersebut.
Dalam hal ini, biomekanika tubuh sangat diperhatikan agar tidak terjadi cedera lanjutan dan berulang.
Tanyakan pada Dokter tentang latihan-latihan ini, agar biomekanika gerakan yang benar dapat diterapkan pada proses rehabilitasi dan mencegah kejadian berulang dan cedera lanjut.
Meskipun tindakan bedah tidak umum dilakukan pada kasus ini, namun dapat menjadi pilihan untuk pasien yang gagal terapi konservatif dan berulang kali timbul.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561