Torticollis kongenital adalah kelainan asimetris pada kepala dan leher, di mana kepala menjadi miring ke satu sisi dan dagu berotasi ke arah yang berlawanan. Istilah torticollis berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘tortus’ yang berarti terpuntir, dan ‘collum’ yang berarti leher.
Sedangkan istilah kongenital berarti kondisi yang muncul ketika lahir. Biasanya torticollis kongenital diketahui ketika bayi berusia 6 hingga 8 minggu, ketika bayi mulai memiliki kontrol kepala dan lehernya.
Kelainan ini lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki dan sebanyak 75% terjadi pada sisi sebelah kanan.
Pada torticollis kongenital, otot sternocleidomastoideus (yang memanjang dari tulang klavikula dan sternum ke processus mastoideus di belakang telinga) mengencang dan memendek. Para ahli tidak mengetahui dengan pasti mengapa otot tersebut memendek.
Otot mungkin cedera sebelum atau saat kelahiran bayi. Otot yang cedera dapat mengalami perdarahan dan membengkak, dan jaringan parut dapat terbentuk sehingga menyebabkan otot memendek. Beberapa kasus torticollis kongenital disebabkan oleh masalah tulang di bagian leher.
Sumber gambar: advancedhealth.ca
Torticollis kongenital juga dikaitkan dengan posisi janin yang tidak normal (misalnya sungsang).
Torticollis juga dapat muncul pada masa kanak-kanak. Torticollis jenis ini disebut dengan torticollis “didapat” dan dapat dikaitkan dengan sejumlah kondisi yang memerlukan penanganan khusus. Sejauh ini tidak diketahui bagaimana mencegah torticollis kongenital.
Gejala dapat tampak saat lahir atau terlihat jelas saat bayi berusia dua atau tiga minggu.
Sumber gambar : www.webmd.com
Torticollis kongenital mudah diketahui karena bayi selalu memiringkan kepalanya ke satu sisi. Akan tetapi tetap pastikan kondisi bayi dengan membawanya ke dokter.
Dokter akan memeriksa bayi Anda dan menanyakan beberapa pertanyaan seputar kelahiran bayi Anda.
Dokter akan meminta pemeriksaan rontgen untuk menyingkirkan kelainan pada tulang misalnya hemivertebra, penggabungan atlanto-oksipital unilateral, dan sindrom Klippel-Feil.
Dokter juga akan memeriksa panggul bayi Anda karena beberapa bayi yang menderita torticollis kongenital juga memiliki kelainan perkembangan panggul (dysplasia panggul).
Torticollis juga dapat disebabkan oleh kontraktur otot lain, misalnya otot scalenus anterior dan omohyoid.
Bagi sebagian besar bayi, peregangan dan perubahan sederhana ketika menggendong bayi, secara perlahan dapat memanjangkan otot dan mengoreksi masalah.
Penatalaksanaan standar untuk torticollis kongenital terdiri dari latihan peregangan otot sternocleidomastoid.
1. Peregangan pasif
Sumber gambar: kidspluspgh.com/doctors-notes/infant-torticollis-stretching-techniques/
Kepala bayi digerakkan menoleh ke tiap sisi sehingga dagu menyentuh tiap bahu, dan dengan perlahan kepala dimiringkan sehingga telinga menyentuh bahu sisi yang normal.
Anda harus selalu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum melakukan manipulasi pada leher bayi.
Peregangan otot harus dilakukan hingga hitungan ke 10 dan dilakukan sebanyak 15 hingga 20 kali masing-masing sisi, 4 hingga 6 kali sehari.
Bila bayi Anda tidak membaik setelah beberapa bulan latihan peregangan, segera hubungi dokter Anda karena mungkin terdapat masalah lain, atau diperlukan pembedahan.
2. Postur
Hal lain yang dapat dilakukan antara lain:
Posisi tidur tengkurap harus dihindari karena dapat memperburuk kelainan bentuk wajah dan kontraktur.
Bila latihan peregangan dimulai sejak awal dan dilakukan dengan benar dan teratur setiap hari, deformitas dan kontraktur dapat mengoreksi dan pembedahan tidak diperlukan. Akan tetapi sekitar 10% anak dengan torticollis kongenital memerlukan pembedahan.
Operasi umumnya dijadwalkan ketika anak mencapai usia pra sekolah. Prosedur bedah akan memanjangkan otot sternocleidomastoid, dan dapat dilakukan sebagai bedah rawat jalan, yang berarti anak dapat pulang di hari yang sama.
Bila torticollis kongenital tidak ditangani, akan terjadi kelainan perkembangan bentuk wajah dan kepala.
Wajah pada sisi otot yang kontraksi akan menjadi datar karena tekanan eksternal. Bayi biasanya tidur tengkurap. Ketinggian mata dan telinga berubah.
Hal ini karena upaya untuk mengakomodasi kemiringan dan lebih jelas terlihat ketika kepala dan leher diluruskan di garis tengah.
Perbedaan tinggi mata dapat menyebabkan tegangan pada mata akibat penglihatan tidak seimbang.
Juga dapat terjadi kelainan tulang servikal. Scoliosis dengan kecekungan ke arah sisi yang sama dengan leher yang kaku dapat berkembang di tulang servikal bawah dan tulang torakal bagian atas.
Bila kelainan tidak dikoreksi, jaringan lunak pada leher yang kaku akan mengalami pemendekan akibat beradaptasi terhadap pertumbuhan. Fascia servikal dalam akan menebal dan kontraksi.
Otot scalenus anterior dan medius menjadi memendek. Selanjutnya, selubung karotid dan pembuluh darah di dalamnya berkontraksi.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561