Sumber gambar: www.oregonlive.com
Ketika permukaan sendi siku terpisah, siku mengalami dislokasi. Dislokasi siku dapat terjadi sebagian atau seluruhnya. Pada dislokasi total, permukaan sendi terpisah sepenuhnya. Pada dislokasi sebagian, permukaan sendi hanya terpisah sebagian. Dislokasi sebagian juga disebut dengan subluksasi.
Siku adalah sendi kedua tersering yang mengalami dislokasi pada orang dewasa (setelah dislokasi bahu). Jumlah tenaga yang diperlukan untuk menyebabkan dislokasi siku juga dapat menyebabkan fraktur tulang. Kedua cedera ini (dislokasi-fraktur) sering terjadi bersamaan.
Sumber gambar: www.houstonmethodist.com
Sendi siku terbentuk dari tiga tulang. Tulang humerus adalah tulang lengan atas. Dua tulang dari lengan bawah (radius; tulang yang segaris dengan ibu jari, dan ulna; tulang yang segaris dengan jari kelingking).
Masing-masing tulang ini memiliki bentuk yang berbeda. Ligamen yang menghubungkan tulang berperan untuk menjaga agar tulang tetap sejajar.
Siku memiliki sendi engsel dan sendi peluru. Ketika otot kontraksi dan relaksasi, dua gerakan unik terjadi di siku.
Cedera dan dislokasi siku dapat mempengaruhi gerakan-gerakan tersebut.
Sumber gambar: www.houstonmethodist.com |
Di siku, dua ligamen yang paling penting adalah ligamen collateral medial dan ligamen collateral lateral. Collateral medial berada di sisi dalam siku, dan collateral lateral berada di sisi luar.
Kedua ligamen ini bersama-sama menghubungkan humerus ke ulna dan menjaga agar tetap di tempatnya ketika meluncur di celah di ujung humerus. Ligamen-ligamen tersebut adalah sumber utama stabilitas siku.
Ligamen tersebut dapat robek ketika terjadi cedera atau dislokasi siku. Bila ligamen tersebut tidak sembuh dengan baik, siku dapat menjadi longgar atau tidak stabil.
Selain itu terdapat ligamen penting lainnya yang disebut dengan ligamen annular yang membungkus sekitar kepala tulang radial dan menahannya terhadap ulna. Kata annular memiliki arti berbentuk seperti cincin.
Ligamen annular membentuk cincin di sekitar kepala tulang radial dan menahannya pada tempatnya. Ligamen ini dapat robek ketika seluruh siku atau kepala radial mengalami dislokasi.
Sumber gambar: www.houstonmethodist.com
Dislokasi siku jarang terjadi. Dislokasi siku biasanya terjadi ketika seseorang jatuh dengan lengan terentang lurus. Ketika tangan mengenai tanah, gaya terkirim ke siku.
Biasanya terdapat gerakan memutar pada gaya tersebut. Hal ini dapat menggerakkan dan merotasi siku keluar dari tempatnya. Dislokasi siku juga dapat terjadi pada kecelakaan mobil ketika penumpang merentangkan lengannya ke depan untuk menahan benturan.
Gaya yang dikirimkan melalui lengan dapat menyebabkan dislokasi siku, sama seperti ketika jatuh.
Siku stabil karena kombinasi efek stabilisasi dari permukaan tulang, ligamen, dan otot. Ketika siku mengalami dislokasi, setiap struktur tersebut dapat cedera hingga beberapa tingkatan.
Pada dislokasi yang paling berat, pembuluh darah dan saraf yang melewati siku dapat mengalami cedera. Bila hal ini terjadi, terdapat risiko kehilangan lengan.
Beberapa orang terlahir dengan ligamen yang lebih lentur. Orang-orang tersebut memiliki risiko mengalami dislokasi siku yang lebih besar. Beberapa orang terlahir dengan tulang ulna yang memiliki celah yang dangkal untuk sendi engsel siku.
Orang-orang tersebut memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk mengalami dislokasi. Sekitar setengah dari dislokasi siku pada remaja dan dewasa muda terjadi akibat aktivitas olahraga, seperti senam lantai, bersepeda, rollerblade, dan skateboard.
Sumber gambar: www.ibtimes.com
Siku yang mengalami dislokasi seluruhnya sangat jelas terlihat. Lengan akan terlihat berubah bentuk dan tampak terputar di siku. Bisa ditemukan cekungan di kulit di atas area dislokasi. Nyeri yang dirasakan sangat hebat, dan akan reda segera setelah sendi kembali di tempatnya.
Bila terdapat robekan ligamen atau jaringan lunak lainnya, dapat ditemukan pembengkakan dan memar di sekitar siku.
Cedera pada salah satu saraf yang melewati siku (saraf medianus, ulnaris, radialis) dapat menyebabkan gejala neurologis seperti rasa baal, kesemutan, dan/atau kelemahan pad alengan, pergelangan tangan, dan tangan.
Bila terdapat fraktur, saraf dapat terpotong atau mengalami kerusakan yang dapat menyebabkan paralisis sementara atau permanen.
Dislokasi siku sebagian atau subluksasi dapat sulit dideteksi. Umumnya dislokasi ini terjadi akibat kecelakaan. Karena siku hanya mengalami dislokasi sebagian, tulang dapat kembali secara spontan dan sendi dapat tampak normal. Dislokasi sebagian dapat berulang bila ligamen tidak sembuh sempurna.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang paling penting bagi dokter untuk menentukan diagnosis. Menggerakkan siku secara pasif akan sangat nyeri, terutama ekstensi dan supinasi.
Dokter akan memeriksa setiap tanda cedera saraf atau pembuluh darah.
Rontgen diperlukan untuk menentukan apakah terdapat cedera tulang. Rontgen juga dapat membantu menunjukkan arah dislokasi.
Sumber gambar: orthoinfo.aaos.org
Setelah sendi direlokasi, pemeriksaan pencitraan lainnya dapat dilakukan untuk melihat kerusakan pada kartilago sendi, tulang, ligamen, dan jaringan lunak lainnya. Bila detail tulang sulit dilihat dengan rontgen, CT scan dapat dilakukan.
Dislokasi siku harus dianggap sebagai cedera gawat darurat. Tujuan dari penanganan segera dari dislokasi siku adalah untuk mengembalikan siku ke posisi normalnya. Tujuan jangka panjang adalah untuk mengembalikan fungsi lengan.
Kesejajaran siku normal biasanya dapat dikembalikan di unit gawat darurat di rumah sakit. Sebelum dilakukan, obat-obat sedatif dan anti nyeri biasanya diberikan. Tindakan pengembalian kesejajaran siku ini disebut dengan manuver reduksi.
Dislokasi siku sederhana ditangani dengan menahan siku dengan menggunakan splint atau sling selama dua hingga tiga minggu, yang kemudian diikuti dengan latihan gerak awal.
Bila siku tidak digunakan dalam waktu yang lama, kemampuan untuk menggerakkan siku dapat terpengaruh. Terapi fisik dapat bermanfaat selama periode penyembuhan ini.
Beberapa orang tidak dapat sembuh sempurna (merentangkan tangan secara penuh) meskipun setelah terapi fisik. Ketika kisaran gerak siku sudah membaik, dokter atau terapis fisik dapat menambahkan program penguatan.
Rontgen dapat dilakukan secara periodik untuk memastikan tulang sendi siku tetap berada di tempatnya.
Sumber gambar: www.boneschool.com
Pada dislokasi siku kompleks, pembedahan dapat diperlukan untuk mengembalikan kesejajaran tulang dan memperbaiki ligamen. Setelah pembedahan, siku dapat dilindungi dengan hinge eksternal.
Alat ini melindungi siku dari dislokasi berulang. Bila cedera pembuluh darah atau saraf berkaitan dengan dislokasi siku, pembedahan tambahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki pembuluh darah dan saraf dan memperbaiki cedera pada tulang dan ligamen.
Pembedahan rekonstruktif lanjut dapat mengembalikan gerakan pada siku yang kaku. Pembedahan ini membuang jaringan parut dan pertumbuhan tulang yang berlebihan. Pembedahan ini juga membuang penghambat gerakan.
Seiring waktu, ada peningkatan risiko untuk arthritis sendi siku bila kesejajaran tulang tidak baik; siku tidak bergerak dan berotasi dengan normal; atau siku kembali mengalami dislokasi. Bila terdapat pembengkakan, pembedahan ditunda hingga beberapa hari atau satu minggu.
Lengan mungkin akan diimobilisasi selama 10 hingga 14 hari untuk memungkinkan ligamen menyembuh. Jenis aktivitas dan gerakan yang diperbolehkan bergantung pada jenis cedera.
Setelah imobilisasi, terapi fisik dapat dimulai. Tujuannya adalah mengembalikan gerakan normal, propriosepsi sendi (sensasi posisi), dan kontrol gerakan. Program akan berlanjut ke penguatan.
Rehabilitasi untuk atlet mencakup latihan spesifik olahraga adalah bagian dari program rehabilitasi. Sebagian besar atlet dapat kembali berolahraga setelah tiga hingga enam minggu setelah dislokasi siku.
Waktu untuk kembali berolahraga bergantung pada jenis olahraga (misalnya olahraga melempar akan memerlukan waktu rehabilitasi lebih lama). Dislokasi tangan yang dominan akan memerllukan waktu rehabilitasi lebih lama.
Traksi siku lebih lanjut harus dihindari hingga siku kembali pulih. Menarik pintu yang berat, membawa tas yang berat, atau mengangkat tas punggung yang berat adalah sejumlah contoh aktivitas dan gerakan yang memberikan gaya traksi pada siku. Gerakan ini harus dihindari hingga siku kembali normal.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561