HNP Servikal : Saraf Kejepit Leher

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah kondisi ketika bantalan atau cakram (soft gel disc atau nucleus pulposus) di antara vertebra (tulang belakang) keluar dari posisi semula atau robek dan menjepit saraf di belakangnya. Banyak orang mengenalnya dengan istilah “saraf kejepit”.

HNP paling sering terjadi pada vertebra servikal (leher) dan lumbal (pinggang). Bagian leher memiliki 7 ruas vertebra. HNP servikal (saraf kejepit leher) paling sering mengenai ruas C6-C7 diikuti ruas C5-6 karena ruas tersebut adalah bagian yang paling sering bergerak dan mudah terkena proses degenerasi.

HNP leher paling sering terjadi pada pria berusia 45-55 tahun.

Faktor risiko yang meningkatkan munculnya HNP servikal atau saraf kejepit leher antara lain genetik, merokok, berat badan berlebih (obesitas), pekerjaan yang sering membungkuk dan mengangkat benda berat atau mengoperasikan mesin dengan daya getar, dan cedera.

Gejala HNP Servikal - Saraf Kejepit Leher

Gejala dari HNP servikal bergantung dari ruas vertebra servikal yang terkena dan derajat beratnya HNP.

Gejala utama HNP servikal antara lain: nyeri menjalar muncul mulai dari leher hingga jari-jari tangan yang disebut dengan nyeri radikuler, kesemutan, baal dan bahkan kelemahan dari otot-otot yang dipersarafi sesuai dengan pada level mana saraf tersebut terjepit oleh HNP nya.

Nyeri yang disebabkan HNP merupakan kombinasi dari 2 proses antara lain penjepitan pada saraf dan peradangan dalam bantalan sendi.

Berat ringannya gejala HNP servikal  bergantung dari grading herniasi nukleus pulposus yang terbagi menjadi 4 tahap : disc bulge, protrusion/prolapse, extrusion, dan sequestration

Diagnosis HNP Servikal

Untuk menegakkan diagnosis HNP servikal, dokter akan mengevaluasi gejala, melakukan pemeriksaan fisik (kemampuan berjalan, refleks, kemampuan sensorik dan motorik), serta pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan antara lain MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT (Computed Tomography) scan untuk menentukan area vertebra yang mengalami herniasi dan derajat beratnya herniasi.

Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan EMG (Electromyography) yang berguna untuk memeriksa fungsi saraf dan otot yang terganggu akibat HNP servikal (saraf kejepit leher).

Penanganan HNP Servikal

Penanganan HNP servikal diberikan melalui beberapa tahap disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala yang dialami.

Penanganan konservatif adalah langkah pertama untuk pemulihan, di antaranya obat- obatan, istirahat, fisioterapi, hidroterapi, akupuntur, dan program latihan di rumah.

Target penanganan konservatif ini diharapkan dapat meredakan keluhan HNP servikal dalam waktu 6 minggu.

Pada masa akut, dokter akan memberikan obat- obatan seperti obat pereda nyeri, pelemas otot dan vitamin untuk saraf. Namun, obat- obatan ini baiknya dikonsumsi selama 1 minggu dan tidak dalam jangka panjang.

Apabila dengan obat- obatan gejala tidak kunjung membaik maka dapat diberikan fisioterapi, akupuntur, hidroterapi, dan program latihan penguatan dan peregangan otot di rumah.

Ketika gejala HNP servikal tidak sembuh ataupun semakin progresif dengan pengobatan konservatif, maka pembedahan dapat menjadi pilihan.

Faktor- faktor seperti usia, berapa lama keluhan muncul, penyakit komorbid, tindakan operasi servikal sebelumnya, dan hasil yang diharapkan akan menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembedahan.

Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan:

  • Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF)
  • Minimally invasive microendoskopy discectomy
  • Posterior cervical discectomy

HNP servikal yang tidak ditangani dengan adekuat akan menimbulkan komplikasi seperti nyeri kronik, kehilangan fungsi motorik atau kelumpuhan.

Pencegahan HNP Servikal

HNP servikal dapat dicegah dengan beberapa cara seperti :

  1. Menjaga berat badan karena obesitas akan membebani vertebra dan mengakibatkan pengikisan tulang lebih cepat.
  2. Berolahraga teratur untuk menguatkan otot, sendi, dan tulang.
  3. Menjaga postur tubuh saat beraktivitas seperti saat berdiri, duduk, mengangkat barang. Hindari juga pergerakan mendadak yang dapat menimbulkan cedera pada area vertebra dan sekitarnya.

Hindari merokok karena nikotin yang terkandung dalam rokok dapat melemahkan jaringan bantalan


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561