SINDROMA OUTLET DADA (THORACIC OUTLET SYNDROME). Bagian I

Definisi Sindrom Outlet Dada (Thoracic Outlet Syndrome)

Outlet Dada/Outlet Toraks adalah sebuah lorong yang berada di dada bagian atas antara pangkal leher dan ketiak (daerah antara tulang rusuk dan tulang selangka).

Lorong tersebut merupakan jalan keluar/dilewati saraf (pleksus brakialis) dan pembuluh darah (arteri dan vena subklavia).

Anatomi Outlet Dada

Anatomi Outlet Toraks

Sindrom outlet dada atau Thoracic Outlet Syndrome (TOS) adalah suatu kondisi dimana terjadi kompresi/penekanan saraf dan/atau pembuluh darah di outlet torak, dengan gejala mati rasa dan kesemutan di jari tangan, nyeri pada bahu, lengan, dan leher.

Gambaran Patofisiologi Sindrom Outlet Dada/TOS

Patofisiologi Sindrom Outlet Toraks

Penyebab Sindrom Outlet Dada (Thoracic Outlet Syndrome)

Setiap kondisi yang menyebabkan pembesaran otot dan jaringan yang berada dekat outlet toraks dan menyebabkan pendesakan atau penekanan pada pembuluh darah dan atau saraf di daerah tersebut, dapat menjadi penyebab sindrom outlet dada/outlet toraks.

Anatomi Saraf dan Pembuluh Darah di Outlet Dada

Anatomi saraf dan pembuluh darah di outlet toraks

Beberapa kondisi atau aktivitas yang dapat memicu pembesaran otot dan menyebabkan jepitan saraf dan atau pembuluh darah di daerah outlet dada antara lain

  • aktivitas angkat berat,
  • olahraga yang sering menggunakan lengan atas untuk melempar atau memukul termasuk berenang, terutama dengan gaya bebas, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung,
  • polo air,
  • baseball,
  • pemain tenis dan semua atlet yang dalam setiap kegiatannya menempatkan stres yang berulang pada bahu dengan gerakan ekstrim dan rotasi eksternal bahu (kegiatan overhead), dan penambahan berat badan.

Beberapa Aktivitas Pemicu Terjadinya Pembesaran Otot dan Penjepitan Saraf/Pembuluh Darah di Outlet Dada

aktifitas renang dengan gerakan overhead aktifitas golf pemicu gerakan overhead gerakan overhead pada pemain baseball

Penyebab sindrom outlet dada/TOS yang lain adalah cedera (trauma fisik akibat kecelakaan mobil), cedera berulang karena pekerjaan dan atau yang berhubungan dengan kegiatan olahraga, penyakit atau tumor di bagian atas paru-paru, atau masalah bawaan, seperti adanya abnormalitas pada tulang rusuk pertama atau memiliki tulang rusuk memanjang.

Trauma pada Outlet Dada

trauma pada outlet toraks

Terkadang dokter tidak dapat menentukan penyebab sindrom outlet dada.

Faktor Risiko Sindrom Outlet Dada (Thoracic Outlet Syndrome)

Sindrom outlet dada/TOS berisiko terjadi pada:

  1. Orang-orang dengan pekerjaan yang melibatkan penggunaan ekstremitas atas (lengan dan bahu) seperti angkat berat dan kegiatan mengangkat suatu benda di atas kepala lainnya sehingga terjadi pembesaran otot dan menimbulkan pendesakan.
  2. Kelainan anatomi bentuk tulang rusuk atau adanya tulang rusuk ekstra yang memanjang dari leher (cervical rib), atau adanya jaringan ikat abnormal yang ketat yang menghubungkan tulang belakang dengan tulang rusuk.
  3. Adanya tumor di bagian atas paru-paru
  4. Wanita lebih sering dibandingkan pria
  5. Adanya postur tubuh yang buruk yaitu bahu terkulai atau agak sedikit maju.

Postur Tubuh dengan Bahu Terkulai (Bahu Turun) Pemicu Terjadinya Sindrom Outlet Dada

Postur tubuh dengan bahu turun dropped shoulder

  1. Penambahan berat badan, obesitas dan kehamilan dapat memperburuk kondisi.

Gejala Sindrom Outlet Dada (Thoracic Outlet Syndrome)

Gejala sindrom outlet dada/TOS dapat bervariasi, bergantung pada saraf atau pembuluh darah yang mengalami kompresi.

Gejala dari kompresi saraf jauh lebih umum daripada gejala dari kompresi pembuluh darah, namun umumnya merupakan gejala gabungan antara keduanya.

Penjepitan/Penekanan Saraf dan Pembuluh Darah di Outlet Dada

PenjepitanPenekanan saraf dan pembuluh darah di outlet toraks

Kompresi/penekanan pada saraf (sindrom neurogenik)

Tekanan pada saraf pleksus brakialis dapat menyebabkan:

  • Mati rasa dan kesemutan di lengan (bagian dalam lengan bawah) dan jari (jari keempat dan kelima dari tangan).
  • Sakit atau nyeri di leher, bahu, lengan, atau tangan.
  • Kelemahan pada tangan dan kesulitan untuk menggenggam atau memegang suatu benda.
  • Seringkali gejala diperburuk ketika melakukan kegiatan overhead seperti lengan diposisikan di atas bahu atau ketika bahu diangkat,
  • Kisaran gerak lengan dan tangan mungkin terbatas.

Gambaran Gejala Akibat Jepitan Saraf dan Pembuluh Darah pada Sindrom Outlet Dada

Gejala akibat jepitan saraf dan pembuluh darah pada sindrom outlet toraks

Kompresi/Penekanan pada Pembuluh Darah (Sindrom Vaskular) pada Sindrom Outlet Dada

Tekanan pada pembuluh darah berupa penekanan pada satu atau lebih pembuluh darah, bisa pada vena (sindrom vena) atau arteri (sindrom arteri) subklavia.

Penekanan ini dapat mengurangi aliran darah dari lengan, dengan kemungkinan timbul beberapa gejala berikut (bergantung pada kompresi yang dominan, arteri atau vena):

  • Perubahan warna pada tangan dan lengan menjadi kebiruan atau pucat.
  • Nyeri lengan dan kadang disertai pembengkakan, mungkin karena pembekuan darah di vena atau arteri di daerah atas tubuh.
  • Kelemahan dan tidak ada pulsasi (denyut nadi) di lengan.
  • Lengan, tangan dan jari-jari dingin.
  • Lengan mudah mengalami kelelahan meski hanya melakukan aktivitas ringan
  • Mati rasa atau kesemutan di jari-jari.

Sindrom Outlet Dada Jenis Nonspesifik

Jenis ini tidak menunjukkan gejela yang khas dari penekanan (kompresi) baik pada saraf maupun penekanan pembuluh darah.

Sindrom outlet toraks jenis nonspesifik ini sering ditandai dengan rasa sakit kronis di daerah outlet toraks yang memburuk dengan aktivitas, tetapi penyebab spesifik dari rasa sakit tidak dapat ditentukan.

 

Untuk Penanganan bersambung ke SINDROM OUTLET DADA (THORACIC OUTLET SYNDROME). Bagian II


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561

Layanan Terkait Penyakit