Nyeri pada bahu yang disebabkan karena robeknya salah satu atau beberapa tendon otot bahu yang membentuk manset rotator atau rotator cuff.
Sendi bahu dibentuk oleh 3 macam tulang yaitu tulang lengan atas (humerus), tulang belikat (skapula) dan tulang selangka (klavikula).
Bagian atas (kepala) tulang lengan atas akan masuk ke dalam suatu cekungan (soket) yang dibentuk oleh tulang belikat dan diikat oleh jaringan ikat yang kuat yang disebut sebagai kapsul bahu yang berfungsi menstabilkan posisi lengan atas agar tetap berada dalam cekungannya.
Rotator cuff atau manset rotator adalah tempat bergabungnya 4 macam tendon otot bahu yang membentuk penutup bagian atas tulang lengan atas (kepala humerus).
Rotator cuff menempel pada tulang lengan atas (humerus) dan pada tulang belikat (skapula), dan berperan untuk membantu mengangkat dan memutar lengan kita dan menstabilkan sendi bahu.
Otot-otot rotator cuff (otot supraspinatus, otot infraspinatus, otot teres minor dan otot subskapularis) adalah stabilisator dinamis dan penggerak sendi bahu dan berperan menyesuaikan posisi kepala humerus dan tulang belikat selama bahu bergerak.
Selain itu terdapat kantung pelumas yang disebut bursa yang berada di antara manset rotator dan tulang di atas bahu (akromion).
Bursa memungkinkan tendon rotator cuff meluncur dengan bebas ketika lengan digerakkan ke segala arah.
Tendon-tendon otot bahu yang membentuk rotator cuff
Sumber gambar: www.morphopedics.wikidot.com dan www.sportsinjuryclinic.net
Ketika salah satu atau lebih tendon rotator cuff robek, tendon tidak lagi sepenuhnya menempel pada tulang humerus bagian atas (caput humerus), dan bursa juga akan mengalami peradangan.
Hal ini akan melemahkan kekuatan bahu dan menimbulkan rasa nyeri, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari yang menggunakan sendi bahu, seperti menyisir rambut, berpakaian, mengambil atau menjangkau suatu benda.
Robeknya rotator cuff atau manset rotator merupakan penyebab umum nyeri bahu pada orang dewasa. Yang paling sering mengalami robekan adalah tendon dari otot supraspinatus.
Robekan yang terjadi pada tendon otot supraspinatus dan infraspinatus
Sumber gambar: www.shoulderdoc.co.uk
Secara garis besar, penyebab terjadinya robekan dari tendon rotator cuff adalah cedera dan proses degenerasi.
Cedera ringan yang berlangsung lama (kronis) pada rotator cuff paling sering terjadi pada orang yang berulang kali melakukan gerakan overhead (gerakan tangan di atas kepala) dalam pekerjaan atau aktivitas olahraga mereka.
Pemain baseball, tenis, dayung, angkat besi merupakan olahraga dengan risiko tinggi demikian pula dengan aktivitas pekerjaan rutin seperti pelukis dan tukang kayu.
Gerakan-gerakan overhead ini dapat menyebabkan puncak dari tulang lengan atas bergesekan dengan sebagian sendi bahu dan tendonnya, sehingga menyobek serat-seratnya.
Cedera ringan dapat menyebabkan reaksi radang lokal atau tendinitis. Kondisi ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya bila diistirahatkan dari gerakan-gerakan yang memicu gesekan tersebut.
Namun pada orang tua dengan kondisi tendon yang lemah atau bila dipaksakan tetap melakukan aktivitas terus menerus, dapat terjadi robekan kecil yang prosesnya dapat terus berlanjut menjadi robekan besar.
Cedera berat akibat trauma langsung yang mengenai sendi bahu, seperti jatuh dengan posisi bahu tertahan, mengangkat beban yang sangat berat atau kecelakaan, juga dapat menyebabkan terjadinya robekan pada tendon rotator cuff secara tiba-tiba.
Robekan dapat terjadi pada sebagian tendon atau keseluruhan tendon, sehingga benar-benar terlepas.
Tendon pembentuk rotator cuff yang robek sebagian dan seluruhnya
Sumber gambar: www.shoulderdoc.co.uk
Proses degenerasi berkaitan dengan beberapa perubahan yang terjadi akibat proses penuaan.
Adanya kelemahan jaringan dan kurang lancarnya suplai darah karena penyakit penyumbatan pembuluh darah (atherosklerosis), dapat menghambat proses penyembuhan pada tendon yang mengalami peradangan dan kerusakan akibat pemakaian.
Selain itu, proses penuaan memicu terjadinya osteoatritis (kerusakan pada tulang rawan sendi) dan pembentukan taji tulang (spur). Spur dapat menimbulkan perlukaan pada tendon pada saat lengan digerakkan dan memperparah kerusakan yang telah ada.
Taji tulang (bone spur) pada tulang selangka dapat menyebabkan perlukaan tendon
Sumber gambar: www.beantownphysio.com
Gejala yang paling umum terjadi adalah:
Pada awalnya rasa nyeri dirasakan sangat ringan, dan hanya timbul saat kita mengangkat lengan atau menggerakkan lengan ke arah tertentu.
Seiring waktu, rasa nyeri akan bertambah hebat, dan dapat timbul pada saat istirahat malam hari terutama jika berbaring di bahu yang terkena dan tidak mereda dengan pemberian obat-obatan pereda nyeri sederhana.
Kelemahan menyebabkan penderita kesulitan menggerakkan bahu terutama saat mengangkat dan memutar lengan atau melakukan gerakan-gerakan tertentu ketika melakukan aktifitas harian seperti menyisir, berpakaian, membawa barang, dll.
Hal ini juga mengakibatkan rentang gerak sendi menjadi sangat terbatas.
Diagnosis didasarkan dari gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik dengan menguji kisaran gerak sendi bahu yang dapat dilakukan di mana nyeri mulai timbul dan menguji kekuatan sendi bahu.
Untuk mengukur rentang gerak bahu, dokter akan meminta penderita untuk mennggerakkan lengan dalam beberapa arah yang berbeda.
Selain itu akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan bahwa kelainan yang terjadi bukan karena jepitan saraf di daerah leher ataupun karena penyebab lain.
Untuk membedakan kondisi peradangan atau robekan yang terjadi pada tendon di rotator cuff, dokter kadang melakukan tes suntikan bius lokal.
Pada penderita yang mengalami tendinitis (peradangan pada tendon), suntikan anestesi akan mengurangi rasa sakit dan kekuatan otot biasanya normal, namun bila terjadi robekan pada tendon, setelah anestesi, nyeri berkurang tapi otot tetap lemah (kekuatan berkurang).
Pemeriksaan penunjang seperti rontgen, MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau ultrasonografi kadang diperlukan untuk memastikan diagnosis ataupun untuk mengesampingkan penyebab lain dari keluhan yang timbul.
Pemeriksaan rontgen tidak digunakan untuk melihat kelainan pada jaringan lunak, namun dapat digunakan untuk menunjukkan adanya taji (spur) pada tulang-tulang bahu.
Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau USG (ultrasonografi), dapat lebih menunjukkan kelainan pada jaringan lunak seperti tendon dan otot-otot rotator cuff.
Robekan tendon rotator cuff pada gambaran MRI
Sumber gambar: www. www.colinmcnulty.com
Tujuan dari pengobatan adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan mengembalikan fungsi. Pengobatan dini penting untuk mencegah gejala semakin memburuk dan mencegah proses kerusakan berlanjut.
Karena robekan pada rotator cuff dapat bertambah berat dari waktu ke waktu terlebih bila penderita tetap memaksakan diri melakukan gerakan berulang dan berlebihan pada sendi yang sakit.
Ada beberapa pilihan pengobatan dan akan berbeda-beda untuk setiap orang.
Dalam merencanakan perawatan terhadap robekan/kerusakan rotator cuff, dokter akan mempertimbangkan usia, tingkat aktivitas dan kesehatan umum penderita serta tingkat keparahan robekan yang terjadi.
Ada dua pilihan dasar penanganan yaitu konservatif atau non bedah dan operatif (pembedahan). Masing-masing metode pengobatan memiliki keuntungan dan kerugian.
Keuntungan dari penanganan non operasi adalah menghindari risiko utama efek samping atau komplikasi dari tindakan operasi seperti infeksi, komplikasi anestesi, kekakuan permanen yang dapat timbul setelah operasi dan perlunya waktu pemulihan yang cukup panjang.
Sementara kelemahan dari penanganan non operasi yaitu tidak adanya perbaikan dalam kekuatan otot, kerusakan/robekan tendon dapat meningkat dari waktu ke waktu dan harus ada pembatasan aktivitas yang melibatkan gerakan bahu.
Sekitar 50% penderita akan membaik dengan metode perawatan konservatif, nyeri berkurang dan fungsi bahu meningkat, namun hal ini juga bergantung kepada tingkat keparahan robekan yang terjadi.
Beberapa hal yang dilakukan pada pengobatan konservatif (tanpa bedah) yaitu:
Namun penggunaan jangka panjang tidak disarankan, karena dapat menyebabkan bahu beku (frozen shoulder)
Penggunaan arm sling untuk mengistirahatkan bahu sementara
Sumber gambar: www.thaimakeover.com
Dosis obat yang diperlukan kadang lebih tinggi dari dosis untuk mengurangi nyeri dan mengingat efek sampingnya, diperlukan dosis yang direkomendasikan oleh dokter.
Kortikosteroid sering diberikan dalam bentuk injeksi pada area nyeri. Injeksi Kortikosteroid umumnya diberikan pada proses akut dengan keluhan nyeri yang hebat, meskipun tidak semua orang akan mendapatkan efek yang sama.
Injeksi harus dilakukan oleh dokter yang telah terlatih untuk melakukan tindakan ini.
Terapi injeksi untuk meredakan nyeri dan peradangan
Sumber gambar: www.rotatorcuffinjurytips.net
Gelombang suara ini akan diubah menjadi panas pada jaringan bagian dalam, sehingga melebarkan pembuluh darah dan memberikan suplai oksigen yang lebih banyak pada daerah yang cedera.
Terapi ini seringkali diberikan bersama dengan latihan fisik dan dilakukan oleh dokter ahli.
Beberapa variasi latihan peregangan akan diajarkan oleh dokter dengan semakin meningkatkan intensitas latihan dan rentang gerak sendi hingga diharapkan dapat benar-benar pulih.
Sumber gambar: www.ortho.ucla.edu
Terapi pembedahan mungkin dianjurkan jika
Sumber gambar: www.thruehealth.co.uk
Perubahan jangka panjang yang terjadi di dalam dan sekitar sendi bahu karena pemakaian sehari-hari tidak dapat benar-benar dicegah.
Namun kejadian ini dapat diperkecil dengan beberapa cara sebagai berikut:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561