Skoliosis adalah salah satu bentuk kelainan pada tulang belakang, yang ditandai dengan melengkungnya garis tulang belakang ke arah samping.
Pada skoliosis yang berat, badan anak dengan skoliosis akan terlihat jelas miring ke samping. Pada kondisi awal atau lengkungan tidak terlalu berat, skoliosis mungkin tidak akan terlihat tanpa pemeriksaan rontgen.
Dengan pemeriksaan rontgen, gambaran tulang belakang anak dengan skoliosis membentuk huruf ”S” atau ”C”.
Penyebab skoliosis pada anak terbagi menjadi tiga:
Beberapa penelitian mengenai skoliosis idiopatik berasumsi bahwa skoliosis terjadi akibat adanya gen tertentu yang menyebabkan kesimetrisan pertumbuhan lempeng tulang terganggu.
Berdasarkan usia terjadinya, skoliosis dapat di temukan pada usia:
Skoliosis pada remaja (adolescent) kemungkinan perburukannya lebih tinggi dibandingkan dengan skoliosis pada kelompok usia lain karena pada masa ini pertumbuhan tinggi badan anak sangat pesat. Meskipun begitu, kemungkinan koreksi skoliosis pada remaja juga lebih tinggi.
Skrining skoliosis adalah bagian dari pemeriksaan fisik rutin anak. Usia skrining skoliosis bervariasi menurut jenis kelamin, akan tetapi biasanya sekitar usia 12 tahun untuk anak perempuan, dan saat usia SMP untuk anak laki-laki.
Pemeriksaan biasanya dimulai dengan tes sederhana yaitu dengan membungkuk seperti akan melompat ke kolam renang.
Selama skrining skoliosis, dokter akan:
Bila pada tes membungkuk terlihat ada lengkungan di tulang belakang, dokter akan meminta pemeriksaan rontgen tulang belakang. Pemeriksaan rontgen dapat membantu dokter mengukur derajat kelengkungan kurva tulang belakang. Lengkungan kurva lebih dari 10 derajat dianggap sebagai skoliosis.
Pemeriksaan skrining skoliosis dapat membantu menemukan adanya masalah lebih cepat. Ketika skoliosis pada anak terdeteksi lebih cepat, dapat dilakukan penanganan (non-operasi) untuk mencegah bertambahnya lengkungan dan mengurangi perlunya tindakan operasi di masa yang akan datang.
Terdapat 2 jenis tatalaksana skoliosis pada anak, yaitu tanpa operasi dan dengan operasi.
Pada skoliosis dengan kurva yang lebih kecil, dokter mungkin akan melakukan tindakan sebagai berikut:
Penanganan skoliosis tanpa operasi biasanya dilakukan untuk skoliosis yang tidak berat (sudut kelengkungan di bawah 40–50 derajat), tanpa komplikasi atau tidak memburuk dengan cepat. Terapi fisik atau latihan bersifat individual, bergantung pada kondisi masing-masing pasien, seberapa berat kurva, dan apakah ada komplikasi atau tidak.
Penanganan skoliosis tanpa operasi dapat berupa terapi fisik (latihan) saja, atau kombinasi antara terapi fisik dan penggunaan korset.
Terapi fisik dapat dilakukan untuk anak dengan skoliosis dengan sudut kurang dari 20 derajat. Terapi fisik yang dikombinasi dengan brace atau korset diberikan untuk anak dengan sudut kelengkungan tulang belakang sebesar 20–40 derajat. (Baca lebih lanjut dalam artikel: Mengenali Skoliosis pada Anak dan Penanganannya).
Yoga dan Pilates dapat membantu pasien skoliosis ringan, akan tetapi harus dilakukan di bawah pengawasan instruktur yang bersertifikat dan berpengalaman.
Operasi diperlukan bila:
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561