Sumber gambar: www.slowburnpersonaltraining.com
Semua orang yang berolahraga, terutama atlet, memahami bahwa rasa tidak nyaman merupakan bagian dari aktivitas atletik dan merupakan bagian dari program latihan yang sukses.
Untuk meningkatkan kekuatan otot, otot harus menghadapi sejumlah tekanan, dan tekanan ini umumnya dirasakan sebagai rasa ‘terbakar’ di otot selama beraktivitas. Rasa terbakar ringan ini yang kita sebut dengan nyeri yang baik.
Rasa lelah setelah olahraga juga merupakan tanda bahwa latihan yang dilakukan telah mendorong batas fisiologi tubuh, akan tetapi rasa lelah ini seharusnya tidak berlebihan.
Nyeri otot biasanya terjadi bila kita melakukan olahraga baru yang tidak biasa dilakukan, atau kita melakukan olahraga terlalu berat.
Nyeri ini umumnya muncul beberapa jam kemudian tetapi puncaknya dapat terjadi satu hingga dua hari setelah berolahraga.
Nyeri ini disebut dengan nyeri otot onset lambat (delayed onset muscle soreness, DOMS) dan dapat menggambarkan kerusakan otot yang sebenarnya.
DOMS terjadi akibat robekan mikroskopis pada serat otot, yang menyebabkan kerusakan kecil pada serat otot dan menyebabkan peradangan.
Hal ini seringkali terjadi akibat kontraksi otot yang tidak wajar, yang terjadi saat otot berkontraksi ketika memanjang.
Contoh dari aktivitas yang tidak wajar adalah berlari menuruni bukit, fase turun dari berjongkok, atau ketika menurunkan beban (angkat besi dll).
DOMS adalah hal yang normal, dan terjadi pada semua orang dengan berbagai tingkat kebugaran.
DOMS merupakan bagian dari cara tubuh untuk beradaptasi latihan baru, sehingga Anda menjadi lebih kuat dan lebih baik untuk menghadapi beban di lain waktu.
Meskipun tidak ada obat yang terbukti mengurangi nyeri otot, nyeri DOMS dapat menghilang dengan sendirinya.
Orang seringkali tidak dapat membedakan nyeri DOMS dengan nyeri “jahat” akibat cedera olahraga.
Cedera akut lebih mudah diidentifikasi karena kejadiannya tiba-tiba, misalnya pergelangan kaki terkilir. Pada cedera ini, nyeri cenderung dirasa tajam pada awal onset, dengan pembengkakan, memar, dan hilangnya kisaran gerak.
Cedera kronis dapat terjadi seiring waktu umumnya akibat pola pergerakan yang buruk yang berulang. Seringkali terdapat nyeri selama beraktivitas, dan terasa tajam.
Nyeri menetap dan tidak menghilang setelah beberapa hari. Sendi dapat membengkak dan nyeri.
Sumber gambar: www.terrytalksnutrition.com
Otot, tendon, ligamen, tulang rawan dan tulang adalah struktur hidup tubuh yang bereaksi terhadap tekanan secara bertahap.
Bila menghadapi tekanan terlalu cepat, struktur-struktur tersebut tidak dapat merespons dengan efektif dan akan mulai berhenti berfungsi dengan baik.
Ketika hal ini terjadi, masing-masing jaringan tersebut merespons dengan berbeda. Hal ini dapat menimbulkan nyeri yang buruk.
Pada kasus yang berat, otot dapat rusak hingga pada akhirnya akan terjadi kerusakan permanen. P
ada kasus ekstrim, seseorang yang berolahraga secara berlebihan dapat mengalami kondisi di mana otot rusak permanen dan terdapat protein yang dilepaskan ke aliran darah, yang dapat merusak ginjal.
Meskipun hal ini jarang terjadi, ada kasus kematian yang diakibatkan oleh penggunaan otot yang berlebihan, sehingga bila Anda ingin memulai olahraga, direkomendasikan untuk memulainya dengan perlahan dan peningkatan dilakukan secara bertahap.
Dengan cara yang sama, tendon yang menghubungkan otot ke tulang juga dapat mengalami iritasi bila terlalu cepat menerima tekanan.
Tendon merespons dengan mengalami peradangan, yang ditandai dengan nyeri dan terkadang pembengkakan. Nyeri tendinitis biasanya terjadi ketika olahraga dan berlanjut setelahnya ketika beraktivitas menggunakan otot atau tendon.
Misalnya tendinitis tendon lutut yang sering terjadi pada atlet yang melakukan gerakan melompat atau berjongkok.
Nyeri juga dirasakan setelah aktivitas olahraga, misalnya ketika naik tangga atau bangun dari kursi.
Pada kasus yang lebih berat, tendon dapat membengkak dan setiap gerakan tendon atau sendi lutut dapat menimbulkan nyeri.
Tulang juga memerlukan waktu untuk merespons tekanan baru. Respons tulang disebut dengan remodeling dan penguatan tulang.
Bila area tulang menghadapi tekanan terlalu cepat, tulang akan mulai mengalami kerusakan.
Tanda pertama dari reaksi stress tulang adalah nyeri di sepanjang tulang yang dirasakan ketika beraktivitas. seiring dengan memburuknya situasi, fraktur dapat terjadi. Bila fraktur tidak ditangani, tulang akan patah, dan menjadi cedera yang berat.
Seiring dengan pertambahan usia, tulang rawan lama kelamaan juga akan mengalami kerusakan sehingga permukaannya tidak lagi halus.
Ketika tulang rawan menghadapi tekanan terlalu cepat, akan mengakibatkan terbentuknya cairan di sendi dan timbul rasa nyeri.
Pembengkakan sendi adalah tanda yang menghkhawatirkan yang menandakan bahwa tulang rawan mengalami peradangan.
Bila sendi tidak diistirahatkan, nyeri dan pembengkakan akan bertambah dan menyebabkan masalah fungsional.
Segera konsultasikan dengan dokter apabila:
Sumber gambar: www.webmd.com
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561