Pada pasien kencing manis atau diabetes mellitus, kadar gula dikontrol dengan obat-obatan yang diminum atau disuntikkan secara rutin. Apabila kadar gula tidak terkontrol apalagi dalam jangka panjang maka akan menimbulkan komplikasi pada saraf.
Gula darah yang tinggi dapat merusak saraf yang mengirimkan sinyal dari seluruh tubuh terutama kaki dan tangan. Kerusakan ini disebut dengan neuropati diabetik.
Gejala neuropati diabetik sangat beragam, tergantung saraf yang mengalami gangguan. Gejala juga berkembang secara perlahan dan bertahap sehingga banyak penderita diabetes yang menyadari saat kerusakan saraf sudah terjadi. Gejala neuropati yang dapat terjadi antara lain :
1. Neuropati perifer
Neuropati perifer adalah tipe neuropati pada penderita diabetes yang paling sering terjadi. Awalnya penderita hanya merasakan nyeri kecil yang kadang-kadang muncul. Lama-lama gejala akan dirasa semakin berat terutama pada malam hari, seperti :
Sumber gambar: www.rush.edu
Gejala neuropati perifer terjadi pada area kaki dan tangan, insidensi yang paling sering adalah pada kaki karena saraf perifer kaki lebih panjang. Kerusakan saraf pada kaki ini dapat menimbulkan deformitas, infeksi, atau amputasi kaki.
2. Neuropati proksimal
Neuropati kedua yang cukup sering terjadi adalah neuropati proksimal yang muncul pada bokong, pinggul, dan kaki. Neuropati ini akan menimbulkan kelemahan pada otot kaki, kesulitan untuk berdiri dari posisi duduk, nyeri berat pada area pinggul, bokong, dan paha secara mendadak.
3. Neuropati otonom
Fungsi saraf otonom adalah untuk mengatur detak jatung, laju napas, dan proses pencernaan tanpa kita sadari. Gejala otonom yang dapat terjadi antara lain :
Selain itu, gejala otonom yang dapat terjadi adalah “hypoglicemia unawareness” dimana pasien sulit menentukan gejala kadar gula yang menurun drastis karena kerusakan saraf mengurangi munculnya gejala keringat berlebih dan gemetar.
4. Neuropati fokal
Berbeda dengan neuropati diabetes yang lain, neuropati fokal muncul secara mendadak dan berdampak pada kepala, tubuh, dan ekstremitas. Gejala biasa menghilang dalam beberapa minggu.
Gejala neuropati diabetik terutama neuropati perifer dapat muncul dengan cepat apabila terdapat kondisi-kondisi penyakit yang menyertai, seperti merokok, alkohol, berat badan berlebih (obesitas), kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, serta tekanan darah tinggi.
Kondisi-kondisi tersebut menghasilkan radikal bebas yang merusak DNA dan meningkatkan kondisi peradangan sel saraf.
Dokter akan mengajukan pertanyaan seputar diabetes dan gejala neuropati yang terjadi. Setelah itu dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan tambahan untuk mengukur tingkat kerusakan saraf dapat menggunakan Nerve Conduction Velocity (NCV) dan test Electromyography (EMG).
Tes NCV mengukur seberapa lama sel saraf mentransmisikan sinyal sedangkan tes EMG untuk mengukur seberapa baik otot memberikan respon terhadap saraf.
Sumber gambar: www.podiatrytoday.com
Tatalaksana yang dapat diberikan pada penderita neuropati diabetik adalah obat-obatan seperti antikejang, antidepresan, dan pereda nyeri. Di samping obat-obatan, penderita juga dapat diberikan terapi pengurangan nyeri, latihan fisik, dan terapi okupasi.
Terapi pengurangan nyeri yang dilakukan adalah Transcutaneous Nerve Stimulation (TENS), terapi static magnetic field, laser intensitas rendah, dan cahaya infrared.
Latihan fisik seperti latihan peregangan, penguatan, aerobik, dan keseimbangan dilakukan penderita setiap hari di rumah. Apabila muncul infeksi pada kaki, maka diperlukan perawatan luka yang sesuai untuk mencegah kerusakan jaringan lebih jauh yang berujung pada amputasi.
Cara untuk mencegah atau memperlambat terjadinya kerusakan saraf yaitu mempertahankan kadar gula dalam rentang target dengan mengatur pola makan, melakukan olahraga teratur, dan menggunakan obat-obatan diabetes secara teratur.
Untuk memantau kadar gula dapat dilakukan dengan alat pemeriksaan gula sederhana yang digunakan sehari-hari dan pemeriksaan kadar HbA1C minimal 2 kali dalam setahun di laboratorium.
Apabila terjadi neuropati diabetik ada beberapa hal yang dapat dilakukan :
Apabila Anda tidak dapat merasakan nyeri atau adanya rasa baal pada kaki, Anda tidak langsung menyadari adanya luka pada kaki.
Hal-hal yang diperiksa termasuk adanya titik panas atau dingin, kulit yang terlalu kering, tonjolan pada kulit, luka terbuka, kapalan, melepuh, kemerahan, atau bengkak pada kulit kaki.
Jangan lupa juga untuk memeriksa kondisi kuku kaki. Apabila menemukan luka pada kaki, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561