Banyak orang yang menganggap kelumpuhan sebelah wajah selalu terjadi akibat stroke. Padahal, kelumpuhan sebelah wajah tidak selalu disebabkan oleh stroke.
Ada beberapa penyakit yang menimbulkan keluhan ini, di antaranya paling sering disebut dengan Bell’s palsy.
Penyakit Bell’s palsy adalah kelumpuhan sebelah wajah akibat peradangan dan pembengkakan saraf perifer yang mempersarafi fungsi motorik, sensorik, dan otonom wajah.
Peradangan dan pembengkakan saraf pada bell’s palsy dapat disebabkan oleh infeksi, kondisi autoimun, atau kondisi anatomi yang menekan saraf perifer. Penyebab tersering adalah infeksi herpes pada percabangan saraf perifer.
Bell’s palsy dapat muncul tiba-tiba dan gejala disabilitas wajah terjadi paling parah muncul dalam kurun waktu 48 hingga 72 jam.
Tanda dan gejala bell’s palsy dapat bervariasi mulai dari gejala ringan hingga berat. Tanda dan gejala bell’s palsy yang mengenai 1 sisi wajah antara lain :
Hilangnya kerutan pada dahi yang membedakan kelumpuhan sebelah wajah pada bell’s palsy dari stroke.
Sumber gambar: www.jems.com
Secara keseluruhan, angka kesembuhan bell’s palsy termasuk baik dan bell’s palsy dapat sembuh sendiri meski tidak ditangani.
Namun apabila tidak ditangani hanya 70-75% pasien yang dapat sembuh total sisanya memiliki gejala sisa.
Bell’s palsy yang ditangani dengan adekuat pada awal-awal gejala memberikan kemungkinan untuk sembuh total sebesar 82%.
Tujuan tatalaksana bell’s palsy adalah untuk mempercepat penyembuhan dan pencegahan komplikasi.
Awalnya akan diberikan terapi obat steroid untuk menekan peradangan dan pembengkakan.
Hasil maksimal apabila steroid diberikan dalam 72 jam setelah gejala muncul dan dilanjutkan selama 10 hari.
Jika terdapat gejala herpes maka dapat ditambahkan obat asiklovir yang diberikan selama 5 hari.
Selain obat-obatan, pengobatan bell’s pasly juga dapat diberikan melalui latihan ekspresi wajah, akupuntur, teknik pemijatan, stimulasi elektrik, atau thermoterapi.
Komplikasi bell’s palsy antara lain :
Setelah masa penyembuhan, tidak ada jaminan bahwa bell’s palsy tidak muncul kembali. Terdapat insidensi sebesar 7% kejadian berulang pada pasien.
Referensi :
Tanya jawab seputar muskuloskeletal (otot, tulang, sendi) kepada dokter kami