Paha bagian samping merupakan satu lokasi tubuh yang sering terbentur, baik terantuk ujung meja, sampai terserempet kendaraan di jalan. Hal ini dikarenakan paha bagian samping merupakan daerah yang luas dan kontak langsung dengan lingkungan sekitar Anda.
Nyeri di paha samping merupakan hal yang lumrah, terlebih apabila terdapat riwayat kontak/benturan yang cukup keras. Tapi ada satu kondisi dimana nyeri di paha samping disebabkan oleh suatu mekanisme trauma yang cukup serius, yaitu degloving atau terkelupas.
Apa yang terkelupas? Tidak selalu kulit, tapi bagian bawah kulit yang disebut fascia, pelapis yang menyatukan kelompokan-kelompokan otot sehingga menjadi suatu bagian yang padat.
Pada artikel ini, akan dibahas satu penyebab dari nyeri di paha samping yang mungkin terjadi, yaitu lesi Morel-Lavallee, mulai dari sebab, akibat, sampai penanganannya.
Fascia, diambil langsung dari bahasa Latin, berarti pita. Fascia merupakan suatu selubung jaringan pengikat yang membungkus otot, kelompokan otot, pembuluh darah, dan serabut saraf menjadi satu kesatuan yang utuh.
Fascia juga memberikan perlindungan bagi struktur-struktur yang diselubunginya, sekaligus memberikan ruang gerak.
Fascia dibagi menjadi dua, yaitu fascia otot dan fascia organ dalam. Fascia organ dalam seperti perikardium yang membungkus jantung tidak dibahas pada artikel ini, melainkan hanya fascia otot yang terdampak oleh lesi Morel-Lavallee.
Fascia otot terletak di bawah lapisan dermis kulit dimana pada lesi Morel-Lavallee, terdapat gesekan yang cukup kuat pada kulit, sehingga menarik lapisan epidermis dan dermis, sementara fascia otot tetap pada tempatnya. Hal ini disebut lesi degloving atau terkelupas, sehingga akan terjadi pendarahan di bawah kulit di atas fascia.
Lesi Morel-Lavallee dapat terjadi pada seluruh fascia di tubuh manusia, tetapi yang tersering adalah bagian paha luar. Tentu saja perdarahan dan luka jaringan akan menimbulkan nyeri di paha samping pada kasus-kasus lesi Morel-Lavallee.
Pada kasus berat, lesi ini juga akan menyertai patah tulang paha dan bahkan patah tulang panggul setelah riwayat cedera yang hebat.
Bagian samping paha merupakan struktur yang luas dengan banyak organ yang menyusunnya, mulai dari kulit sampai tulang. Karena terlibat dalam pergerakan/ambulasi, seluruh bagian paha, terutama bagian samping dan depan cenderung rentan mengalami cedera.
Nyeri di paha samping dapat dicetuskan oleh berbagai sebab. Pada kulit, dapat terjadi luka baik disertai atau tanpa infeksi. Luka akibat benturan pada paha haruslah ditelaah sampai bagian dalam.
Patah tulang paha merupakan salah satu sebab tersering nyeri pada paha setelah terjadi cedera. Patah tulang terbuka dengan bagian tulang menusuk kulit dan otot di atasnya merupakan kegawatdaruratan ortopedik.
Nyeri di paha samping dapat pula ditimbulkan oleh kondisi yang disebut meralgia parastetika, dimana terjadi penjepitan saraf femoralis kutaneus lateralis yang berjalan dari lipat paha dan mempersarafi paha bagian luar.
Jepitan pada serabut saraf ini dapat menimbulkan nyeri neuropatik yang menjalar dan dapat disertai rasa panas dan tersayat, terutama pada mereka yang mengenakan celana terlalu ketat atau mengalami obesitas/kelebihan berat badan dan memiliki penumpukan lemak berlebih pada daerah perut.
Tidak ada kekhasan khusus yang dapat menunjukkan bahwa suatu nyeri di paha samping adalah karena lesi Morel-Lavallee. Keluhan timbulnya memar disertai sakit setelah suatu kejadian traumatik sudah dapat menimbulkan kecurigaan dokter akan adanya kondisi ini selain penyakit lain yang dapat menyertai.
Memar pada lesi Morel-Lavallee biasanya lebih lama hilang dibandingkan memar biasa dikarenakan darah tidak hanya berkumpul pada jaringan kulit, melainkan jaringan bawah kulit. Memar ini dapat menimbulkan benjol yang dapat digerakkan/mengalami undulasi.
Dokter akan memeriksa memar, apakah disertai dengan gangguan pergerakan otot paha bagian samping ataukah tidak.
Apabila terdapat gangguan gerakan, kemungkinan pula terdapat robekan otot yang menimbulkan suatu memar, sehingga lesi Morel-Lavallee bukanlah fokus dari kondisi seperti ini. Apabila tidak terdapat gangguan pergerakan, memar pada lesi Morel-Lavallee akan teraba baal saat digores.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang untuk mempertajam diagnosis. Pemeriksaan foto sinar-X dapat menunjukkan ada tidaknya patah tulang paha yang mendasari perdarahan.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan ultrasonografi otot, tulang, dan sendi untuk lebih teliti menelaah sumber dan jumlah perdarahan yang terjadi.
Setelah diketahui jumlah perdarahan yang terjadi, penanganan dari lesi Morel-Lavallee dapat dibagi menjadi konservatif dan operatif.
Penanganan ini semata-mata bukan hanya untuk meredakan nyeri di paha samping, melainkan mengembalikan keutuhan struktur dermis-fascia dan mencegah timbulnya komplikasi.
Apabila perdarahan yang terjadi kurang dari 50 cc, dapat dilakukan terapi konservatif, di antaranya adalah terapi kompresif dan drainase.
Terapi kompresif dapat dilakukan dengan menggunakan perban yang dibalutkan pada daerah perdarahan, penggunaan brace kompresif untuk meningkatkan laju penyerapan sisa produk darah oleh tubuh, dan penggunaan celana olahraga yang ketat.
Penanganan kompresif ini tergolong murah, tetapi memerlukan kepatuhan pasien yang tinggi, karena mungkin pengenaan modalitas kompresif menimbulkan rasa tidak nyaman yang membuat pasien enggan memakainya terus menerus.
Apabila perdarahan baru saja terjadi, maka drainase dapat dipertimbangkan. Penyedotan darah dari bawah jaringan kulit dilakukan untuk mengecilkan benjolan dan mencegah iritasi berlebih oleh produk darah.
Penyedotan dapat dilakukan dengan jarum suntik dengan dipasang drain untuk mengalirkan sisa darah/cairan yang tidak tersedot dengan jarum.
Terapi operatif dapat dilakukan apabila perdarahan masif (di atas 50 cc) dengan atau tanpa kecurigaan adanya kerusakan jaringan lainnya.
Lesi Morel-Lavallee yang disertai robekan otot dapat ditangani dengan operasi maupun penggunaan suntikan regeneratif untuk merangsang pertumbuhan kembali sel-sel otot yang rusak.
Suntikan regeneratif seperti platelet-rich plasma (PRP), bone marrow aspirate concentrate (BMAC), dan proloterapi dapat dipilih untuk merangsang regenerasi sel-sel otot.
Komplikasi yang harus dicegah dari lesi Morel-Lavallee adalah:
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561