RUNNER’S KNEE (PATELLOFEMORAL PAIN SYNDROME). Sindrom Nyeri Lutut pada Pelari

Selasa, 25 Oktober 2016
Flex Free
Selasa, 25 Oktober 2016
Flex Free

Apa itu Runner’s Knee?

Runner’s knee adalah istilah yang mengacu pada kelainan di area patellofemoral. "Patella" berarti tempurung lutut dan ”femoral” artinya tulang paha.

runners knee

Nyeri patellofemoral adalah nyeri yang berasal dari tempurung lutut dan tulang paha.

Nyeri ini dirasakan di bagian depan lutut, baik di bawah atau di sekitar tepi tempurung lutut. Asal nyeri patellofemoral dapat bervariasi dan mungkin sulit untuk diidentifikasi.

Nyeri patellofemoral (runner's knee) biasanya lebih dirasakan saat naik tangga, berjalan atau jogging menanjak.

Siapa yang Dapat Menderita Runner's Knee?

Meskipun sering disebut sebagai runner’s knee (lutut pelari), kelainan ini tidak hanya diderita oleh seorang pelari saja.

Berlari memang merupakan penyebab umum dari runner's knee, tetapi setiap kegiatan yang berulang kali menekan sendi lutut dapat menyebabkan keluhan runner's knee (nyeri patellofemoral) diantaranya berjalan, bersepeda, melompat (pada atlet bola voli, basket, dll), dan bermain sepak bola.

Bagaimana Berlari Dapat Menimbulkan Masalah pada Tempurung Lutut?

Tempurung lutut (patella) terletak di bagian depan sendi lutut, dan membantu otot paha besar (quadriceps) untuk menekuk dan meluruskan lutut dengan mekanisme mirip dengan sistem katrol.

Dengan lutut fleksi (lutut menekuk) dan ekstensi (lutut lurus), tempurung lutut akan bergerak meluncur (naik turun) sepanjang alur di ujung tulang paha.

Olahraga atau aktivitas berulang yang memaksa tempurung lutut bergerak naik turun secara terus-menerus (memberikan tekanan berlebih pada sendi patellofemoral) seperti gerakan berlari, berjalan, berjongkok, dapat memicu timbulnya sindrom nyeri patellofemoral.

Sindrom Runners knee

Penyebab dan faktor Risiko Runner's Knee

Runner's knee (sindrom nyeri patellofemoral) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk satu atau kombinasi dari berikut:

  1. Kesalahan pelatihan.

Sebuah peningkatan mendadak dalam volume atau intensitas pelatihan dapat menempatkan tekanan yang berlebihan pada sendi patellofemoral. Demikian juga, waktu pemulihan yang tidak memadai dapat menjadi pemicunya.

  1. Latihan lutut berlebihan.

Periode latihan yang panjang dan berat dapat menyebabkan nyeri lutut bahkan pada atlet yang sudah profesional pun hal ini juga dapat timbul. 

  1. Cedera.

Cedera pada pergelangan kaki, pinggul, atau lutut dapat mengubah biomekanik lutut yang akhirnya dapat menyebabkan gejala nyeri lutut.

  1. Kelemahan fokal.

Kelemahan pada otot paha atau otot pinggul dapat menyebabkan sendi patellofemoral menanggung beban tekanan yang lebih besar saat aktivitas. Seiring waktu hal ini dapat mengarah pada kerusakan anatomi struktur sendi lutut tersebut.    

  1. Berat badan yang berlebihan.

Kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan yang tidak diinginkan pada lutut. Ketika berjalan di permukaan tanah, setiap langkah menempatkan berat badan hingga 3 kali berat badan individu tersebut pada lutut.    

  1. Fleksibilitas.

Fleksibiltas atau kelenturan dari otot paha atas (quadriceps), otot betis (gastrocnemius), otot luar paha (iliotibial band), atau otot paha belakang dapat mempengaruhi terjadinya nyeri lutut pada runner's knee.

Ketika otot-otot tersebut memiliki kelenturan yang tidak baik, maka gerakan menekuk dan meluruskan lutut akan meningkatkan beban pada tempurung lutut.

  1. Jenis kelamin.

Perempuan memiliki peningkatan risiko mengalami nyeri lutut akibat Runner's knee, karena wanita memiliki pinggul yang lebih lebar dan keselarasan lutut berbeda dari laki-laki.

  1. Faktor gaya hidup dan pekerjaan

Faktor gaya hidup tertentu juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami nyeri lutut akibat Runner's knee. Misalnya, seseorang yang dalam pekerjaannya diperlukan aktifitas sering jongkok, akan lebih mungkin untuk mengembangkan nyeri lutut tersebut.

Gejala Runner's Knee

  1. Sakit lutut atau nyeri lutut di bagian depan

Pergeseran posisi tempurung lutut (misalignment) dapat menyebabkan nyeri lutut pada bagian depan atau sisi tempurung lutut.

Seseorang bisa merasakan sakit saat istirahat yang lebih buruk dan/atau nyeri tajam saat berjalan, memanjat atau turun tangga, jongkok, berlutut, berlari, duduk atau berdiri, duduk untuk waktu yang lama dengan lutut ditekuk.

  1. Lutut krepitus.

Gerakan tertentu dapat menyebabkan sensasi berderak dalam lutut, yang dikenal sebagai krepitus lutut. Gejala ini biasanya terjadi setelah periode istirahat panjang, seperti ketika bangun tidur di pagi hari. Krepitus dapat berkurang atau hilang selama penggunaan.

  1. Nyeri lutut yang memburuk ketika bergerak.
  2. Lutut bengkak.

Meskipun tidak khas untuk runner's Knee, pembengkakan pada bagian depan lutut dapat terjadi, yang menandakan peradangan. Pembengkakan ini dapat mengakibatkan mobilitas terbatas, serta peningkatan rasa sakit pada banyak kasus.

  1.  Kekakuan setelah istirahat.

Individu dengan runner's Knee mungkin menemukan bahwa bila lutut ditekuk dalam waktu yang lama, seperti mengendarai mobil atau duduk di meja, akan menyebabkan peningkatan kekakuan.

Secara umum, runner's Knee melibatkan beberapa tingkat rasa sakit yang biasanya akan diperburuk selama aktivitas. Pembengkakan dan kekakuan dapat bervariasi dalam kaitannya dengan intensitas aktivitas dan durasi istirahat.

Diagnosis Runner's Knee

Dalam menegakkan diagnosis penyebab, dokter biasanya juga memikirkan kemungkinan kondisi lain, seperti tendinitis patella (jumper’s knee), sobekan meniskus, dan sindrom gesekan iliotibial band (Iliotibial band syndrome).

Jika gejala muncul konsisten dengan runner's Knee (nyeri patellofemoral), dokter harus menentukan penyebab utama, termasuk peninjauan riwayat medis dan olahraga pasien, pemeriksaan fisik, pencitraan, dan evaluasi biomekanik (kekuatan, fleksibilitas, teknik berjalan).

Pemeriksaan untuk Memastikan Runner's Knee

Pemeriksaan fisik meliputi tes stabilitas, gerak, dan fungsi lutut. Dokter akan mengevaluasi kondisi lutut untuk gejala seperti pembengkakan dan kekakuan, mengamati pergerakan dan kondisi tempurung lutut (patella).

Kekuatan, fleksibilitas, dan pola gerakan pinggul, kaki, dan pergelangan kaki juga diperiksa, karena semua gerakan di area tersebut mempengaruhi gerakan lutut.

Jika dokter belum dapat menentukan penyebab spesifik nyeri lutut pada runner's Knee (nyeri patellofemoral) melalui pemeriksaan fisik, tes pencitraan yang lebih komprehensif mungkin diperlukan. Untuk mengidentifikasi penyebab masalah, dokter biasanya akan menggunakan salah satu dari dua metode:

  • Rontgen: Jika dokter mencurigai bahwa nyeri lutut terjadi akibat gerakan yang tidak benar dari tulang tempurung lutut pada sendi lutut. rontgen memungkinkan dokter untuk memvisualisasi lokasi tempurung lutut, mengidentifikasi kemungkinan adanya taji tulang, atau mendeteksi arthritis
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI): Tidak seperti rontgen, MRI memberikan gambaran jaringan lunak lutut. Dokter akan lebih cenderung untuk menggunakan metode pencitraan noninvasif ini jika dicurigai terdapat masalah dengan meniskus, tendon, atau ligamen lutut.
  • Ultrasonography (USG) dalam mendeteksi kelainan otot, tulang dan sendi semakin sering direkomendasikan, karena risikonya yang minimal (tanpa radiasi), dapat diulang berkali-kali (sebagai upaya untuk menilai kemajuan terapi), berbiaya lebih murah dan dapat segera dilakukan saat penderita mengeluh nyeri tanpa persiapan khusus.

Penanganan Runner's Knee

Kebanyakan kasus diobati tanpa operasi. Penanganan medis dianjurkan jika gejala bertahan selama lebih dari dua minggu.

Penanganan umum untuk nyeri lutut pada runner's Knee (nyeri patellofemoral) meliputi:

  • Metode RICE (rest, ice, compression, dan elevasi) mungkin disarankan untuk mengurangi gejala awal dari runner's knee. Protokol ini menjadi sangat penting ketika gejala terjadi untuk pertama kalinya.
  • Obat nyeri yang dijual bebas atau resep obat anti-inflamasi dapat diberikan sesuai dengan tingkat rasa nyerinya.
  • Terapi Fisik dan Latihan Fisik.

Setelah rasa sakit dan pembengkakan mereda, dokter biasanya akan mulai merekomendasikan latihan tertentu atau terapi fisik.

Latihan dan terapi fisik ini penting untuk mengembalikan dan memperkuat otot-otot sekitar lutut dan pinggul, meregangkan otot-otot yang kaku, dan melatih otot-otot berkontraksi tepat selama olahraga dan aktivitas.

Dokter akan memberikan petunjuk tentang latihan-latihan fisik yang penting ini.

  • Sebuah brace (alat penyangga tempurung lutut) atau tapping mungkin diperlukan untuk menjaga kestabilan posisi tempurung lutut saat digerakkan. Koreksi kesalahan dalam metode pelatihan, seperti peningkatan volume dan kecepatan latihan. Secara umum, peningkatan latihan hingga 10% sampai 15% dalam volume dan kecepatan masih dianggap aman bagi sendi patellofemoral.
  • Jika metode non-bedah gagal untuk mengatasi situasi, operasi mungkin direkomendasikan.

Tindakan Pembedahan pada Runner's Knee

Pembedahan jarang diindikasikan untuk nyeri lutut pada runner's Knee (nyeri patellofemoral).

Jika semua tindakan konservatif telah gagal dan penderita tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang diinginkannya tanpa rasa sakit yang signifikan, rekomendasi tindakan bedah diperlukan, terlebih apabila penderita adalah seorang atlet yang memang dituntut dalam performanya.

Dalam prosedur ini, ligamentum patellofemoral lateral dipotong untuk mengurangi tarikan pada patella ke luar lutut dan berusaha untuk meningkatkan pelacakan sepanjang alur trochlear femur.

Keputusan untuk operasi membutuhkan diskusi panjang dengan ahli bedah, meninjau beberapa faktor, termasuk: riwayat medis pasien; kemungkinan untuk keberhasilan prosedur; dan bagaimana efektivitas tindakan operasi dalam mengembalikan kemampuan individu untuk melakukan aktivitas atletik.

Untungnya, dengan latihan panggul yang tepat dan penguatan ekstremitas bawah dan modifikasi faktor risiko nyeri patellofemoral, sebagian besar pasien dapat kembali ke potensi atletik penuh.

Pencegahan Runner's Knee

Beberapa langkah rekomendasi untuk pencegahan runner's Knee (nyeri patellofemoral):

  • Tetap Bugar. Pastikan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan baik dan lakukan pemanasan dan pendinginan yang baik.
  • Turunkan berat badan jika Anda memiliki kelebihan berat badan, karena beban yang diderita oleh sendi lutut akan jauh lebih besar dan hal ini yang meningkatkan risiko kerusakan di area tersebut. 
  • Lakukan aktivitas peregangan (stretching) secara baik dan benar. Lakukan lima menit pemanasan diikuti dengan latihan peregangan sebelum Anda menjalankan atau melakukan aktivitas apapun yang menekankan lutut. Tanyakan kepada dokter Anda tentang hal ini agar Anda mendapatkan petunjuk yang jelas tentang latihan untuk meningkatkan fleksibilitas lutut dan untuk mencegah iritasi. Namun perlu dipahami, tidak setiap dokter memiliki kompetensi untuk memberikan latihan seperti ini
  • Secara bertahap meningkatkan pelatihan. Jangan pernah secara tiba-tiba meningkatkan intensitas latihan Anda tanpa melakukan perubahan secara bertahap.
  • Gunakan sepatu lari yang tepat. Membeli sepatu berkualitas dengan penyerapan tekanan yang baik, dan pastikan ukuran sesuai. Tambahkan insole yang tepat bila Anda memiliki kaki datar. Terapkan pola berjalan atau berlari secara zig-zag ketika akan menuruni lereng curam.

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561