KIFOSIS

Definisi Kifosis

Kifosis adalah kondisi di mana tulang belakang bagian atas melengkung secara berlebihan sehingga penderitanya tampak bungkuk. Setiap orang memiliki kelengkungan pada tulang belakangnya, akan tetapi bila lebih dari 45 derajat maka dianggap berlebihan.

Penyebab Kifosis

Kifosis dapat disebabkan oleh beberapa hal:

  1. Postur yang buruk (postural kyphosis) – membungkuk, membawa tas yang berat, dapat meregangkan otot dan ligamen penyokong, yang dapat menambah lengkungan tulang belakang
  2. Bentuk tulang belakang yang tidak normal (Scheuermann’s kyphosis) – bila tulang belakang (vertebra) tidak berkembang dengan baik, maka posisinya akan berubah  
  3. Perkembangan tulang belakang yang tidak normal di dalam rahim (congenital kyphosis) – bila ada suatu hal yang mengganggu perkembangan tulang belakang, dua atau lebih tulang belakang terkadang menyatu  
  4. Faktor usia – seiring dengan pertambahan usia seseorang, maka lengkungan tulang belakang akan bertambah.

Kifosis juga dapat berkembang akibat cedera tulang belakang.

Gejala Kifosis

Tanda dan gejala kifosis berbeda-beda bergantung pada penyebab dan keparahan lengkungan. Diantaranya:  

  • Bahu yang membulat
  • Punggung tampak memiliki punuk
  • Nyeri punggung ringan
  • Fatig
  • Kekakuan tulang belakang
  • Otot hamstring (otot di belakang paha) yang menegang

Bila lengkungan bertambah berat, dapat terjadi:

  • Kelemahan, rasa baal atau kesemutan di tungkai bawah
  • Hilangnya sensasi
  • Sesak napas atau kesulitan napas lainnya

Diagnosis Kifosis

Pemeriksaan fisik

Kifosis ringan seringkali tidak disadari. Dokter akan mulai memeriksa riwayat kesehatan Anda dan memeriksa punggung Anda dan menekan tulan gbelakang untuk mengetahui apakah terdapat nyeri.

Sumber gambar: boneandspine.com

Pada kifosis berat, punggung atas yang membulat atau adanya punuk dapat jelas terlihat.  Dokter akan meminta Anda untuk membungkuk dengan kaki rapat dan lutut lurus dengan lengan menggantung bebas. Pemeriksaan ini disebut dengan "Adam's forward bend test,"

Pemeriksaan lain

Rontgen. Dokter dapat meminta rontgen dari berbagai sudut untuk menentukan apakah ada perubahan pada vertebra atau kelainan tulang lainnya. Rontgen juga membantu menentukan derajat kurva kifosis, kurva lebih besar dari 45 derajat dianggap tidak normal.

Tes fungsi paru. Bila lengkungan cukup berat, dokter akan meminta tes fungsi paru. Tes ini akan membantu menentukan apakah fungsi pernapasan menjadi terbatas akibat hilangnya rongga dada.  

Pada pasien dengan kifosis kongenital, lengkungan yang progresif dapat menimbulkan gejala penekanan saraf di tulang belakang, termasuk nyeri, kesemutan, baal atau kelemahan pada tubuh bagian bawah. Apabila seorang anak memiliki gejala tersebut, dokter akan meminta pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging).

Penanganan Kifosis

Tujuan dari penanganan adalah untuk menghentikan progresi lengkungan dan mencegah deformitas.

Penanganan non bedah

Penanganan non bedah disarankan untuk pasien dengan kifosis postural. Penanganan ini juga disarankan untuk pasien dengan kifosis Scheuermann's dengan kurva kurang dari 75 derajat.

  1. Observasi. Dokter akan menganjurkan pemantauan untuk memastikan lengkungan tidak bertambah.
  2. Terapi fisik. Latihan khusus dapat membantu meredakan nyeri punggung dan memperbaiki postur dengan menguatkan otot abdomen dan punggung. Latihan khusus juga dapat membantu meregangkan otot Hamstring yang kencang dan area tubuh yang mungkin terpengaruh akibat ketidaksejajaran tulang belakang.
  3. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Termasuk aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat membantu mengurangi nyeri punggung.  
  4. Bracing (korset). Bracing dapat direkomendasikan untuk pasien dengan kifosis Scheuermann's yang masih dalam masa pertumbuhan. Brace jenis khusus dan lama penggunaan per hari bergantung pada keparahan lengkungan. Umumnya brace digunakan hingga anak mencapai kematangan tulang dan pertumbuhan telah lengkap.

Penanganan pembedahan

Pembedahan direkomendasikan pada:

  • Pasien dengan kifosis Scheuermann's dengan kurva lebih dari 75 derajat
  • Pasien dengan nyeri punggung berat yang tidak membaik dengan penanganan non bedah.

Penggabungan spinal adalah prosedur pembedahan yang paling sering digunakan untuk menangani kifosis. Prosedur ini sesungguhnya adalah proses ‘mengelas’.

Tujuan dari penggabungan tulang belakang adalah:

  • Mengurangi derajat lengkungan kurva
  • Mencegah progresi lebih lanjut
  • Mempertahankan perbaikan
  • Menghilangkan nyeri punggung yang signifikan bila ada.

Komplikasi Kifosis

Bila kifosis terdiagnosis sejak awal, mayoritas pasien dapat ditangani dengan baik tanpa memerlukan pembedahan dan dapat menjalani hidup aktif dan sehat. Bila dibiarkan, progresi kurva akan menimbulkan masalah di masa dewasa.

Komplikasi dari kifosis biasanya muncul pada kasus yang lebih berat. Komplikasi tersebut antara lain:

  • Nyeri menetap yang tidak bisa dikontrol dengan obat
  • Kesulitan bernapas akibat tulang belakang menekan paru dan jalan napas  

Biasanya, pasien dengan kifosis dapat memiliki kesulitan ketika saraf yang melewati tulang belakang menjadi tertekan atau terjepit. Hal ini dapat mengganggu sinyal saraf dan menimbulkan gejala seperti:

  • Rasa baal atau kelemahan pada lengan dan tungkai  
  • Masalah keseimbangan
  • Hilangnya kontrol berkemih atau buang air besar secara normal  

Komplikasi serius tersebut memerlukan tindakan medis segera dan pembedahan.

Masalah emosional

Anak dengan kifosis mungkin merasa khawatir atau malu mengenai kondisi mereka atau malu ketika harus menggunakan brace. Hal ini dapat mempengaruhi anak dalam berbagai cara. Beberapa anak dapat menarik diri dan enggan ikut ambil bagian dari aktivitas. Menangani hal ini tidaklah mudah, Anda harus meyakinkan anak Anda bahwa kondisinya akan membaik seiring waktu.

Pencegahan Kifosis

Kifosis postural dapat dicegah dengan mewaspadai postur tubuh dan menjaga punggung Anda. Berikut ini yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya kifosis:

  • Menghindari membungkuk
  • Duduk dengan benar; tegak, pastikan punggung memiliki penyokong
  • Pada anak, hindari tas sekolah yang berat yang dapat menarik otot dan ligamen, tas sekolah paling baik adalah tas punggung yang dirancang dengan baik
  • Melakukan olahraga untuk membantu menguatkan punggung dan menjaganya tetap fleksibel; aktivitas seperti berenang, berlari, berjalan, yoga dan pilates sangat ideal untuk membantu mencegah masalah punggung.

 

 

Referensi:

  1. Kyphosis (Roundback) of the Spine - OrthoInfo - AAOS
  2. http://www.nhs.uk/conditions/kyphosis/pages/introduction.aspx
  3. https://www.nhs.uk/conditions/kyphosis/causes/

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561