Skoliosis adalah kondisi pelengkungan tulang belakang yang tidak normal sehingga seseorang terlihat miring ke satu sisi.
Skoliosis merupakan salah satu bentuk kelainan yang terjadi pada tulang belakang, ditandai dengan kecondongan garis tulang belakang ke arah samping.
Pada Gambaran X Ray, akan nampak gambaran tulang belakang seakan membentuk huruf ”S” atau ”C” (tidak lurus).
Menurut The Scoliosis Research Society, seseorang dikatakan menderita Skoliosis bila pada pemeriksaan rontgen didapatkan kelengkungan tulang belakang lebih dari 10º.
Kelainan ini didapatkan pada sekitar 3–30% populasi. Anak laki-laki maupun anak perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita skoliosis, namun perkembangan (progresivitas kelainan) skoliosis akan cepat nampak pada anak perempuan (4–7 kali), sehingga umumnya anak perempuan lebih membutuhkan terapi.
Penyebab Skoliosis (tulang belakang yang nampak miring), dapat terjadi karena 2 hal yaitu:
Kemiringan yang terjadi karena adanya kelainan murni pada struktur tulang belakang
Penyebabnya adalah:
Kemiringan yang terjadi akibat adanya kelainan di tempat lain yang menyebabkan posisi tulang belakang berubah (tidak lurus lagi) sebagai mekanisme kompensasi.
Penyebabnya adalah:
Dampak Skoliosis tergantung dari tingkat / derajat kecondongan dari tulang belakang yang terjadi, pelengkungan dalam derajat kecil sering tidak menimbulkan masalah, namun pelengkungan dalam derajat besar dapat menyebabkan ketidakseimbangan postur dan dapat timbul masalah sebagai berikut :
Skoliosis akan menyebabkan tubuh seseorang tampak asimetris ketika dilihat dari depan maupun belakang.
Waspada pada keadaan-keadaan sebagai berikut sebagai gejala atau tanda skoliosis, yaitu :
Tindakan skrining skoliosis harus dilakukan sejak anak berusia 6 tahun.
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan keluarga dan penderita, serta keluhan-keluhan penderita selama ini, dan akan melakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut:
Prinsip atau target terapi skoliosis adalah untuk menghentikan proses pelengkungan (progresivitas) abnormal tulang belakang dan mengurangi dampak buruk terhadap organ-organ lainnya, seperti organ pernapasan.
Terapi skoliosis bergantung pada derajat berat ringannya pelengkungan abnormal tulang belakang yang terjadi dan jenis skoliosisnya.
Beberapa Jenis/Tipe Skoliosis
Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah :
Observasi dan pemeriksaan ulang diperlukan untuk menentukan apakah pelengkungan abnormal dari tulang belakang masih berlanjut, hal ini mengingat fase pertumbuhan tulang atau fase maturitas tulang pada anak-anak.
Pelengkungan tersebut dapat melambat atau bahkan berhenti setelah selesai masa pubertas.
Latihan-latihan khusus ini dianjurkan pada scoliosis yang sangat ringan, scoliosis dengan derajat progresivitas yang rendah, dan harus dilakukan secara rutin disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Tujuannya untuk melenturkan sisi otot yang kaku dan menguatkan sisi otot yang lemah.
Tidak disarankan melakukan olahraga yang membutuhkan gerakan hanya bertumpu pada satu sisi seperti bulu tangkis atau tenis, namun berenang, senam dan yoga (dengan instruktur yang berpengalaman), diimbangi dengan latihan kardio untuk menguatkan fungsi jantung dan paru sangat baik bagi penderita skoliosis.
Bracing dapat digunakan bila pada rontgen derajat kelengkungannya berkisar 20-50º. Bracing terbukti efektif untuk memperlambat atau menghentikan proses pelengkungan abnormal tulang belakang dengan lama pemakaian 20-23 jam/hari.
Terdapat berbagai jenis brace yang ada, baik brace yang rigid maupun brace yang feksibel.
Brace yang kaku terbuat dari bahan tertentu yang ukurannya akan dibuat secara khusus sesuai dengan bentuk tubuh penderitanya.
Umumnya brace tipe ini bersifat kaku dan tak jarang menghalangi pergerakan si pemakainya sehingga seringnya, penderita yang umumnya masih kanak-kanak atau remaja merasa tidak nyaman saat harus memakainya.
Hal ini yang sering menjadi kendala dalam mengelola penderita skoliosis, karena keberhasilannya tergantung dari tingkat kepatuhan penderita.
Saat ini telah diproduksi brace yang bersifat fleksibel, baik dari materi pembentuk, cara pemakaian, dan tingkat keluwesan gerak si pemakainya.
Spinecore Dynamic Brace dibuat untuk menutupi kekurangan pada brace-brace sebelumnya yang telah ada, dan Spinecore Dynamic Brace ini sangat mendukung pergerakan dinamis dari si pemakainya.
Di sisi lain, penggunaan brace ini tidak mempengaruhi penampilan si pemakainya, sehingga tidak memberikan dampak psikologis yang buruk bagi pemakainya yang umumnya remaja.
Alat bantu lain akan direkomendasikan oleh dokter untuk mengkoreksi kelainan struktur tubuh lain yang memicu terjadinya skoliosis non struktural.
Tindakan bedah dianjurkan pada penderita skoliosis dengan sudut kemiringan tulang belakang >50º atau kurang dari itu namun dengan terapi sebelumnya tidak memberikan hasil yang baik, atau bila memang telah ada komplikasi.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561