Saraf kejepit dapat terjadi pada bagian manapun di tulang belakang, seperti di bagian leher, toraks atau lumbal.
Saraf kejepit paling sering dialami oleh orang berusia 50–54 tahun.
Pada orang yang lebih tua, penyebab tersering saraf kejepit adalah karena proses penuaan di tulang belakang.
Gejala saraf kejepit bervariasi mulai dari ringan hingga berat, akan tetapi juga bisa tidak menimbulkan gejala.
Selain karena proses degenerasi (penuaan) yang mengakibatkan perubahan struktur sehingga saraf terjepit, berbagai faktor yang dapat menyebabkan saraf terjepit antara lain:
Pada kasus saraf kejepit yang berat diperlukan penanganan medis, akan tetapi pada banyak pasien, olahraga atau latihan ringan yang menargetkan area yang terkena dapat membantu meredakan nyeri saraf yang ringan.
Sebelum melakukan olahraga atau latihan untuk saraf kejepit, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk memastikan latihan yang Anda lakukan aman dan dapat membantu meredakan saraf terjepit yang Anda alami.
Banyak pasien saraf kejepit enggan melakukan olahraga atau latihan karena rasa nyeri.
Akan tetapi, berdiam diri justru akan membuat nyeri memburuk karena menyebabkan ketegangan dan mengecilkan otot di sekitarnya.
Latihan-latihan berikut ini dapat dilakukan di rumah untuk membantu meredakan rasa tidak nyaman di leher, bahu dan punggung atas.
Lakukan latihan dengan posisi duduk atau berdiri.
Otot trapezius berada di bagian belakang leher. Bila otot terlalu tegang, saraf dan tulang belakang dapat tertekan.
Gerakan berikut ini dapat melemaskan otot trapezius dan melepaskan saraf yang terjepit.
Sumber gambar: backintelligence.com
Pada saraf terjepit di leher, latihan ini dapat meredakan gejala.
Sumber gambar: backintelligence.com
Lakukan pergangan berikut dengan perlahan:
Gerakan ini dapat membantu meregangkan leher ke arah yang berbeda.
Bagi sebagian orang, gerakan ini dapat menimbulkan gejala pusing.
Hindari gerakan ini bila Anda memiliki gejala pusing.
Lakukan gerakan ini dengan perlahan dan hati-hati. Bila Anda merasa nyeri, lakukan gerakan dengan lebih perlahan.
Gerakan memutar bahu dapat mengurangi tegangan di bahu dan leher.
Gerakan ini dapat membantu meredakan tekanan, nyeri dan sakit kepala akibat saraf terjepit dan ketegangan otot.
Tidak semua saraf kejepit terjadi di leher dan bahu.
Bila nyeri dirasakan di sekitar panggul atau punggun bawah, lakukan latihan berikut ini.
Gerakan ini ditujukan untuk melatih otot gluteus (bokong), untuk membantu mengurangi nyeri panggul dan punggung bawah.
Latihan ini dapat mengendurkan otot piriformis, yang bisa menjepit atau menekan saraf ketika kita duduk atau berdiri terlalu lama.
Salah satu gerakan yoga yang dapat membantu orang dengan saraf terjepit di leher adalah “child’s pose”.
Sumber gambar: www.csiortho.com
Selain gerakan-gerakan latihan di atas, tips berikut ini dapat Anda ikuti untuk membantu meredakan nyeri karena saraf kejepit.
Meja kerja yang ergonomis dapat membantu memperbaiki postur dan postur yang baik akan membantu mengurangi nyeri.
Meja untuk bekerja sambil berdiri dapat membuat tulang belakang tetap bergerak dan fleksibel.
Penyesuaian lainnya adalah kursi kerja, pastikan kursi yang Anda gunakan juga ergonomis.
Ada berbagai kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan nyeri pada leher dan punggung akibat kerusakan saraf dan otot.
Salah satunya adalah duduk di satu posisi untuk waktu yang lama, atau duduk bersila.
Oleh karena itu, beristirahatlah dengan teratur setiap beberapa saat sekali.
Coba untuk berjalan-jalan selama 10 menit untuk setiap satu jam Anda duduk.
Mengangkat tungkai hingga lutut dan panggul membentuk sudut 90 derajat dapat membantu mengurangi nyeri akibat saraf kejepit.
Bila nyeri masih dirasakan, Anda dapat berbaring. Tarik lutut ke arah dada.
Ketika tidur, berbaringlah dengan posisi miring.
Sisipkan bantal di antara kedua tungkai.
Posisi ini dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak.
Referensi:
Apakah Anda sering merasakan seperti: Punggung, leher, atau kaki terasa sangat nyeri secara tiba-tiba ta
Tanya jawab seputar muskuloskeletal (otot, tulang, sendi) kepada dokter kami