Bersepeda, atau istilah sehari-harinya, gowes, menjadi tren aktivitas sehat yang banyak diminati semenjak pandemi COVID-19 melanda. Bersepeda adalah salah satu olahraga kardio yang sangat baik untuk melatih kebugaran jantung dan menjaga berat badan tetap ideal.
Akan tetapi, seperti olahraga pada umumnya, terdapat risiko cedera pada setiap aktivitas olahraga, dan selain jatuh, risiko cedera pada bersepeda adalah cyclist’s palsy, yang dapat menimbulkan gejala jari kelingking nyeri sampai kelumpuhan pada otot-otot di daerah kelingking tangan yang acapkali muncul pada pengguna sepeda.
Artikel ini akan membahas mengenai apa dan bagaimana menangani kondisi ini.
Cyclist’s palsy, yang secara harafiah berarti kelumpuhan pesepeda, terjadi pada daerah jari kelingking tangan. Walaupun tidak selalu menyebabkan kelumpuhan, cyclist’s palsy atau kelumpuhan saraf ulnar terjadi karena terjadi himpitan pada saraf tersebut pada suatu celah di pergelangan tangan yang disebut kanal Guyon.
Kanal ini terdiri dari komponen tulang tangan dan serabut fibrosa yang merupakan tempat lewatnya saraf ulna (hasta), pembuluh darah ulna, dan saluran getah bening.
Saraf ulna sendiri berasal dari serabut saraf yang keluar pada celah ruas tulang sendi setinggi C8–T1, yang berfungsi baik untuk sensoris (raba-rasa) dan motorik (pergerakan otot) dari jari kelingking dan sekitarnya.
Gambaran saraf terjepit yang menimbulkan gejala jari kelingking nyeri
Penghimpitan pada saraf ulna, dan disertai pembengkakan akan menimbulkan gejala-gejala, terutama nyeri.
Selain jari kelingking nyeri, area lain yang juga dapat terasa nyeri yaitu jari manis, serta punggung dan telapak tangan yang sejajar dengan kedua jari tersebut.
Penekanan pada saraf ulna terjadi saat bagian tangan pesepeda tertekan oleh handlebar, di mana keluhan akan muncul dan diperparah saat bersepeda.
Kekuatan batang tubuh yang kurang memadai dan bersepeda pada jalur menurun pun akan menyebabkan badan bertumpu ke depan saat pesepeda kelelahan, menambah tekanan pada daerah pergelangan tangan, dan mempercepat munculnya gejala.
Posisi tangan pada handlebar yang terlalu menekuk (hiperekstensi) pun akan meregangkan struktur-struktur pada pergelangan tangan.
Faktor-faktor lain yang mencetuskan jari kelingking nyeri pada cyclist’s palsy adalah posisi tangan pada handlebar yang stasis terlalu lama, penggunaan sarung tangan yang tidak pas ukurannya, atau sadel sepeda yang terlalu miring ke depan atau belakang, menyebabkan titik tumpu tubuh berubah.
Saraf ulna sendiri mengatur komponen raba-rasa dan pergerakan dari otot bagian kelingking dan jari manis. Keluhan-keluhan yang muncul akan terkait dengan perjalanan penyakitnya.
Keluhan pada sistem peraba dan perasa akan meliputi kesemutan, baal, dan sensasi serperti terbakar. Keluhan-keluhan ini akan diperberat saat penderita menekuk pergelangan tangan ke atas dan menumpu beban dengan pergelangan tangan.
Cedera dari komponen gerak/motorik saraf ulna akan menimbulkan gejala kelemahan dari otot-otot hipotenar (bagian sisi dalam telapak tangan).
Kelemahan ini seringkali tidak dirasakan oleh penderita dan penderita akan terus bersepeda, sampai muncul penyusutan (atrofi) dari otot-otot tersebut.
Penyusutan ini akan berlangsung bertahap dan biasa baru disadari saat sudah cukup parah. Apabila tidak tertangani cepat dan tepat, penyusutan dan gejala penekanan saraf akan menjadi permanen.
Posisi tubuh pesepeda yang khusus (duduk pada sadel dengan lutut tertekuk mengayuh dan lengan menjulur) dapat menimbulkan masalah pada sistem otot, tulang, dan sendi di berbagai bagian tubuh.
Masalah-masalah ini akan muncul apabila:
Pada leher, dikenal cyclist’s neck, yang bergejala nyeri tumpul pada dasar tulang tengkorak, nyeri pada otot pundak, serta kekakuan pada belikat.
Punggung bawah acapkali menjadi lokasi nyeri tersering pada pesepeda. Dikenal sebagai cyclist’s back, gejalanya serupa ‘saraf terjepit’ di punggung bawah yang disebabkan karena postur membungkuk saat bersepeda.
Lutut, yang merupakan lokasi ke-2 terbanyak yang dikeluhkan oleh pesepeda, juga tidak luput dari risiko nyeri. Cyclist’s knee akan muncul apabila pedal sepeda tidak ideal dan sadel sepeda tidak terpasang baik.
Kelemahan otot-otot dasar panggul dan core juga berkontribusi dalam keluhan nyeri pada lutut.
Selain jari kelingking sakit, bersepeda dengan postur dan peralatan yang kurang memadai, akan meningkatkan risiko cedera saat gowes. Semua topik ini akan dibahas pada edisi-edisi gowes selanjutnya.
Karena kondisi ini dicetuskan oleh aktivitas, pembatasan aktivitas yang menimbulkan gejala.
Keluhan nyeri dapat sementara diatasi dengan kompres dingin, dan obat-obatan anti-nyeri dan radang.
Obat-obatan ini dapat berupa obat oles (jel dan krim), obat minum, dan suntikan, yang semua harus diresepkan dan diawasi penggunaannya oleh dokter.
Terapi fisik berupa:
Terapi-terapi tersebut dapat memperbaiki gejala cyclist’s palsy dan mengembalikan fungsi yang berkurang karena nyeri dan kekisutan otot.
Jari kelingking nyeri tidak selalu disebabkan oleh cyclist’s palsy.
Keluhan jari kelingking nyeri harus diikuti dengan tanya-jawab dan pemeriksaan fisik serta penunjang yang memadai.
Pesepeda dengan riwayat terjatuh dari sepeda dengan menumpu pada sisi jari kelingking tangannya lebih mungkin mengalami patah tulang atau robekan otot ketimbang cyclist’s palsy.
Pemeriksaan fisik dan penunjang seperti pencitraan dengan sinar-X, ultrasonografi otot, tulang, dan sendi, CT-scan dan MRI akan dapat menyingkirkan sebab-sebab lain dari jari kelingking nyeri.
Konsultasikan dengan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Anda untuk diagnosis dan penanganan yang sesuai.
Kerusakan saraf dan penyusutan otot yang dideteksi dini akan dapat dikembalikan fungsinya, bahkan sampai seperti sedia kala.
Penanganan yang tepat dan terapi yang sesuai dan memadai pada tahap awal perjalanan penyakit akan dapat mencegah penurunan fungsi dan kerusakan lebih lanjut.
Walau demikian, penyusutan otot yang disebabkan karena kerusakan saraf yang berat, akan sulit dikembalikan seperti sebelum cedera, bahkan dengan operasi sekalipun.
Penggunaan terapi-terapi regeneratif seperti prolotherapy, platelet-rich plasma (PRP), dan sel punca sedang diteliti dan dikembangkan untuk kondisi-kondisi kerusakan saraf dan kekisutan otot seperti demikian.
Pencegahan dari penyakit ini adalah bersepeda dengan sehat, baik dari postur pesepeda, kekuatan dan ketahanan tubuh pesepeda, serta komponen-komponen sepeda yang memadai.
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561