Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf-saraf perifer pada penderita diabetes. Neuropati ditandai dengan kerusakan fungsi serabut saraf yang progresif.
Neuropati diabetik adalah komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes mellitus atau kencing manis. Diperkirakan sekitar 51% pasien penderita diabetes (tipe 1 dan tipe 2) mengalami kondisi ini.
Neuropati diabetik dikaitkan dengan peningkatan risiko luka di kaki, amputasi tungkai bawah, dan kematian.
Gejala yang paling sering dari neuropati diabetik diantaranya:
Sebagian besar pasien neuropati diabetik mengalami kelemahan dan nyeri otot, gangguan keseimbangan, dan disfungsi tungkai bawah. Hal ini menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari dan penurunan kualitas hidup.
Pengobatan utama neuropati diabetik adalah pengobatan diabetes, dengan obat-obat diabetes oral, atau insulin injeksi. Selain itu, diet dan olahraga juga sangat penting.
Fisioterapi dengan olahraga, elektroterapi dan metode fisioterapi lainnya digunakan untuk mengurangi keluhan yang telah disebutkan di atas. Diantara pilihan fisioterapi tersebut, terapi olahraga adalah terapi yang paling efektif.
Beberapa fisioterapi yang digunakan untuk mengatasi nyeri pada neuropati diabetik diantaranya:
Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) adalah metode untuk meredakan nyeri dengan menggunakan aliran listrik rendah.
Aliran listrik dari alat ini dapat mengurangi sinyal nyeri yang menuju ke saraf tulang belakang dan otak, sehingga dapat membantu meredakan nyeri dan merelaksasi otot. Alat ini juga dapat menstimulasi produksi hormon endorphin yang merupakan pereda nyeri alami tubuh.
Transcranial magnetic stimulation (TMS) adalah prosedur medis yang menggunakan magnet yang dapat menstimulasi sel-sel saraf. Terapi ini adalah terapi tambahan yang digunakan untuk menunjang atau mempercepat proses penyembuhan, bukan pengganti obat pada gangguan saraf.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu memperbaiki kekuatan otot, mobilitas sendi, keseimbangan, koordinasi, dan fungsi fisik. Selain itu olahraga yang dilakukan dengan teratur dapat membantu mengurangi nyeri neuropati dan membantu mengendalikan kadar gula darah pasien neuropati diabetik.
Setiap penderita diabetes harus memantau kadar gula darahnya selama berolahraga dan mengkonsumsi makanan selingan sebelum berolahraga untuk menghindari fluktuasi gula darah.
Penelitian menunjukkan bahwa aerobik dengan intensitas sedang dapat memperbaiki kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan. Aerobik juga memperbaiki kebugaran, kontrol glikemik, dan sensitivitas insulin pada penderita diabetes dan meminimalisasi komplikasi.
Lakukan latihan aerobik selama 150 menit dalam seminggu, yang dibagi menjadi 3 hari, tidak dilakukan lebih dari dua hari berturut-turut. Latihan harus dimulai dengan pemanasan dan peregangan selama 5 menit, dan diakhiri dengan pendinginan selama 5–10 menit.
Latihan keseimbangan, misalnya Tai Chi, terbukti dapat memperbaiki kualitas hidup, keseimbangan dan gejala-gejala neuropati pada pasien dengan neuropati diabetik.
Latihan fleksibilitas (latihan peregangan) dapat membantu sendi-sendi tetap fleksibel dan perlu dilakukan karena dapat membantu mengatasi masalah rentang gerak, terutama pada pergelangan kaki, panggul dan bahu.
Latihan peregangan otot hamstring, betis, peregangan lutut ke dada, latihan menggenggam dengan jari-jari kaki, dan latihan menggerakkan kaki (inversi dan eversi) dapat dilakukan oleh penderita diabetes neuropati.
Latihan kekuatan dapat mencakup berbagai latihan yang dirancang untuk melatih kelompok otot khusus. Diabetes mellitus dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot maksimal, sekitar 30–50% pada tungkai bawah. Oleh karena itu selain latihan aerobik, latihan tahanan otot atau latihan kekuatan 2–3 hari seminggu juga direkomendasikan.
Latihan kekuatan, keseimbangan dan latihan fungsional yang dilakukan selama 12 minggu, dua kali seminggu selama 60 menit, menunjukkan hasil yang signifikan dalam memperbaiki keseimbangan, kekuatan, meningkatkan kemampuan berjalan (lebih cepat), dan menurunkan rasa takut akan terjatuh pada pasien yang mengikuti latihan tersebut.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561