Cedera Regangan Berulang, Repetitive Strain Injury

Selasa, 04 Oktober 2022
Flex Free
Selasa, 04 Oktober 2022
Flex Free

Apa itu Cedera Regangan Berulang?

Cedera regangan berulang (repetitive strain injury, RSI) adalah gangguan atau keluhan yang terjadi pada jaringan lunak tubuh seperti otot, saraf serta jaringan penunjang lainnya, yang diakibatkan karena pemakaian berulang (gerakan berulang).

Beberapa istilah lain yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi ini yaitu ”Repetitive Motion Injury” (cedera gerakan berulang), ”Repetitive Motion Disorders” (gangguan gerakan  berulang), ”Repetitive Stress Injury” (cedera stress berulang), ”Repetitive Trauma Disorders” (gangguan trauma berulang), yang semua merujuk pada gangguan atau kelainan sistem Otot-Tulang-Sendi (Musculoskeletal Disorders).

Apa Gejala Cedera Regangan Berulang?

  • Nyeri. Nyeri dapat terjadi pada daerah yang sering melakukan gerakan berulang dan yang menderita kelainan. Umumnya terjadi pada tangan, jari, lengan dan bahu.
  • Kesemutan dan mati rasa atau penurunan kepekaan terhadap panas dan dingin.
  • Kelemahan dan kelelahan. Ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan dan kadang menjatuhkan sesuatu benda yang kita pegang tanpa sadar.
  • Gangguan koordinasi gerak dan gangguan gerak.
  • Gejala lokal termasuk pembengkakan, nyeri tekan pada area radang dan gejala lainnya tergantung area tubuh yang terkena.

Bagian tubuh mana saja yang dapat mengalami akibat Cedera Regangan Berulang (RSI)?

Cedera regangan berulang (RSI) paling sering mengenai tubuh bagian atas yaitu tangan, pergelangan tangan, siku dan bahu, tetapi keluhan dapat juga terjadi pada leher, punggung, pinggul, lutut, kaki dan pergelangan kaki, tergantung area tubuh yang paling sering mendapatkan beban gerakan berulang dan berlebihan.

Kelainan umumnya terjadi pada tendon (ujung otot) dan selaputnya serta bursa (bantalan sendi), dapat berbentuk peradangan atau robekan, atau keduanya dan terjadi bersamaan.

Beberapa contoh istilah yang merujuk kelainan yang dikaitkan dengan akibat gerakan berulang yaitu Carpal Tunnel Syndrome, de Quervain’s Syndrome, Epicondylitis Lateral (Tennis Elbow Syndrome), Game Keeper’s Thumb, Epicondylitis Medial (Golfer’s Elbow Syndrome) Bursitis, Radial Tunnel Syndrome, Cubital Tunnel Syndrome, Rotator Cuff Syndrome,  Rotator Cuff Tears, Frozen Shoulder, Ganglion Kista, Trigger Finger, Plantar Fasciitis, tenosinovitis, dll.

Apakah Cedera Regangan Berulang Berbahaya?

Meski tidak membahayakan jiwa, keluhan yang diakibatkan gerakan berulang dapat sangat menyakitkan dan melemahkan. Seiring waktu, RSI dapat menyebabkan kerusakan jaringan lunak dalam tubuh sementara atau permanen.

Cedera gerakan berulang mengakibatkan kerugian besar dalam hal biaya perawatan untuk tenaga kerja, gangguan aktivitas dan produktivitas optimalnya menjadi terganggu. Hal ini dapat menjadi beban baik bagi tenaga kerja maupun pada perusahaan.

Gerakan apa saja yang dapat memicu terjadinya Cedera Regangan Berulang (RSI)?

Semua gerakan dapat memicu terjadinya kondisi ini apabila dilakukan secara berulang dan berlebihan, baik gerakan dalam pekerjaan atau kegiatan sehari-hari, termasuk olahraga dan hobby.

Beberapa contoh tindakan sehari-hari, seperti melempar bola, menggosok lantai, pekerjaan perakitan, pengepakan daging, pekerjaan yang menggunakan ban berjalan, menjahit, memainkan alat musik, penggunaan  komputer, pertukangan, berkebun, jogging, tenis, dll juga dapat memicu kelainan ini.

Gerakan halus tangan, yang berulang terus menerus hingga ribuan kali, akan memicu kerusakan atau abrasi dari jaringan-jaringan yang terlibat dalam pergerakan tersebut.

Otot yang selalu berkontraksi saat pergerakan akan mengalami cedera, terjadi peradangan dan penurunan rentang gerak. Selubung yang menutupi tendon akan kehabisan pelumas karena mereka tidak diberi waktu untuk beristirahat yang cukup, sehingga tendon dan selubungnya  meradang, mengakibatkan rasa sakit.

Tendon yang meradang, akan menimbulkan penekanan pada saraf sekitar karena pembengkakan. Hal ini dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau hipersensitivitas terhadap sentuhan.

Apa Risiko Terjadinya Cedera Regangan Berulang (RSI)?

Beberapa hal yang harus diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan cedera berulang yaitu bila:

  • memiliki postur tubuh yang buruk
  • memiliki teknik melakukan aktivitas yang buruk, terutama saat berolahraga

olahraga yang dapat menyebabkan cedera regangan berulang

Aktivitas olahraga yang dapat memicu terjadinya cedera regangan berulang

  • melakukan aktivitas tertentu untuk jangka waktu yang lama dengan posisi tubuh dan gerakan yang sama
  • bekerja dengan sistem kecepatan (menggunakan conveyor belt)

                     bekerja dengan conveyor belt

Bekerja dengan conveyor belt

  • bekerja menggunakan mesin-mesin yang bergetar
  • bekerja dalam lingkungan dingin dan bertekanan tinggi

mesin berat

Bekerja dengan mesin getar dan udara dingin

repetitive strain injury

Kegemaran yang dapat memicu terjadinya cedera regangan berulang pada jari-jari tangan

Apa yang harus dilakukan bila kita mengalami keluhan akibat Cedera Regangan Berulang (RSI)?

Segera konsultasikan dengan dokter. Jangan biarkan rasa tidak nyaman yang dirasakan menjadi suatu kelainan yang permanen atau menetap dan parah.

Bagaimana pengobatan pada Cedera Regangan Berulang (RSI)?

Pengobatan dapat dilakukan dengan 2 cara, pengobatan konservatif (non operasi) dan pengobatan operasi.

  1. Langkah utama adalah menghentikan atau mengurangi gerakan yang menyebabkan gejala dan memberikan waktu istirahat yang cukup, agar peradangan mereda.
  2. Kompres dengan es untuk meredakan nyeri pada kondisi akut.
  3. Mengkonsumsi obat antinyeri. Untuk kondisi yang berat, perlu obat antinyeri yang menggunakan resep dokter.
  4. Penggunaan splint/brace mungkin diperlukan untuk mencegah gerakan lanjut, mengurangi peradangan dan mengurangi tekanan pada otot dan saraf. Dokter akan merekomendasikan alat bantu tertentu yang sesuai dengan kebutuhan.

 

Penggunaan brace pada Carpal Tunnel Syndrome

  1. Terapi fisik akan diberikan dan diajarkan oleh dokter setelah fase akut dilewati untuk melatih kembali peregangan dan relaksasi bagian yang cedera.
  2. Jika cedera yang berhubungan dengan pekerjaan, program rehabilitasi okupasi akan membantu mempercepat pemulihan pasien. Program rehabilitasi okupasi juga membantu kembalinya pekerja yang mengalami cedera berulang, bekerja kembali dengan fokus khusus pada persyaratan kerja dan merancang program kerja dan memodifikasi kegiatan atau teknik bekerja untuk mengurangi cedera lebih lanjut dan untuk lebih mempersiapkan pekerja untuk pekerjaannya. Program ini mungkin termasuk latihan tangan, peregangan dan mengubah aktivitas kerja untuk mengurangi stres pada daerah yang terkena.

Bagaimana Mencegah Cedera Regangan Berulang (RSI)?

Pada orang-orang dengan faktor risiko seperti yang disebutkan di atas, terapkan pola bekerja yang dianjurkan untuk menghindari terjadinya cedera, dan juga untuk mencegah kejadian berulang seperti:

  • Menjaga postur tubuh yang baik dalam setiap aktivitas
  • Menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga teratur agar otot tidak mudah lelah, dan menjaga berat badan tidak berlebih
  • Memberikan waktu istirahat yang cukup di sela-sela melakukan aktivitas berulang terutama dengan beban yang tinggi dan terapkan teknik relaksasai ketika tubuh sedang stress
  • Menggunakan peralatan kerja yang ergonomis atau peralatan pelindung yang dapat mengurangi beban yang diterima tubuh, yang direkomendasikan oleh ahli okupasi. Contoh penggunaan sarung tangan bila bekerja di tempat dingin dan ketika mengoperasikan mesin yang bergetar, menggunakan raket yang sesuai dengan ukuran tangan, dll

Meski tidak membahayakan, namun keluhan akibat gerakan berulang dapat sangat mengganggu dan menyebabkan penderita kehilangan kemampuan beraktivitas menggunakan bagian tubuh yang terkena, selain membutuhkan biaya untuk perawatan. Pengobatan yang terlambat dapat menyebabkan kelainan menetap yang pada akhirnya dapat mengganggu produktivitas kerja.


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561

Layanan Terkait Artikel