Nyeri pinggang sangat kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Diperkirakan angka kejadian nyeri pinggang di Amerika 15-20% setiap tahun, dan lebih dari 80% manusia pernah menderita nyeri pinggang minimal satu kali seumur hidupnya.
Nyeri pinggang dapat disebabkan oleh kelainan otot, tulang belakang (skoliosis atau kifosis), Hernia Nucleus Pulposus /HNP (jepitan syaraf akibat pecahnya bantalan tulang belakang), spondylolisthesis (pergeseran tulang belakang), penyakit degeneratif (penyakit akibat penuaan), cedera dan fraktur kompresi vertebra. Walau jarang menyebabkan kematian, dampak nyeri pinggang terhadap kualitas hidup penderitanya sangat besar, termasuk besarnya biaya pengobatan maupun karena kehilangan hari kerja bagi penderita yang bekerja.
Kelainan diskus degeratif, herniasi atau penonjolan diskus
Penentuan diagnosis dan penyebab nyeri pinggang yang tepat sangat penting karena tatalaksana yang diperlukan juga berbeda-beda. Dokter Spesialis Bedah Tulang (SpB. Ortho), Dokter Spesialis Syaraf (Sp.S), Dokter Rematologi, dan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik (Sp.KFR) adalah tenaga-tenaga yang kompeten untuk melakukan pemeriksaan, sehingga diperoleh ketepatan diagnosa, indikasi dan kontraindikasi dilakukannya suatu tindakan terapi.
Tatalaksana pertama untuk nyeri pinggang adalah non operatif, sementara operasi dilakukan bila nyeri pinggang sudah menyebabkan gangguan syaraf yang hebat atau tatalaksana non operatif sudah tidak efektif.
Terapi dekompresi spinal adalah salah satu jenis terapi non operatif yang menggunakan suatu alat tarik khusus (traksi) untuk mengurangi tekanan intra-diskal yaitu tekanan yang terdapat pada tulang belakang antara ruas tulang belakang dan diskus (bantalan tulang belakang). Pada kelainan diskus atau tulang belakang baik di punggung bawah (lumbal) dan leher (servikal) seperti HNP, disc bulging, dan protruded disc akan terjadi peningkatan tekanan intra-diskal yang mengakibatkan nyeri dan penjepitan saraf tulang belakang.
Decompression Traction Stabilization (DTS) merupakan salah satu perkembangan terkini alat traksi. Berbeda dengan alat traksi lainnya, DTS adalah alat traksi yang diatur dengan komputer, sehingga pengaturan kekuatan dan kecepatan tarikan dan relaksasi dapat lebih terkontrol dan akurat. Efek tarikan ini akan memberikan efek regangan pada tulang belakang sehingga material yang sudah keluar atau terlepas dari diskus atau penonjolan diskus (yang menyebabkan penjepitan saraf) akan masuk kembali dan menurunkan tekanan intra-diskal.
Tindakan ini dapat menghilangkan gejala nyeri, kesemutan dan baal. Efek regangan ini juga memberikan kesempatan kepada diskus untuk menambah nutrisinya melalui proses difusi yang terjadi karena adanya pergerakan dan dekompresi tulang belakang.
Proses penyembuhan dan regenerasi diskus akan dipercepat. Oleh karenanya, dibutuhkan beberapa kali terapi dengan keteraturan jadwal terapi, agar proses tarikan, regangan dan proses pengambilan nutrisi berlangsung secara periodik namun berkesinambungan, sehingga proses perbaikan jaringan berlangsung optimal.
Kisaran terapi 12-15 kali, tergantung kondisi tubuh, jenis dan tingkat keparahan kelainan, keteraturan jadwal terapinya, dan faktor lain.
Dokter akan mengatur dosis, arah dan kekuatan tarikan sesuai dengan indikasi dan kontraindikasinya melalui program komputer sehingga kekuatan dan kecepatan tarikan serta relaksasi dapat lebih terkontrol dan akurat.
Penggunaan alat DTS di klinik Flex Free yang berlokasi di MOI, ditangani langsung oleh Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik (Sp.KFR). Flex Free sebuah klinik Spesialis Rehabilitasi yang khusus menangani kelainan tulang, otot dan sendi, dan telah menggunakan alat ini sejak berdiri sekitar 1,5 tahun yang lalu. Alat ini cukup aman karena dilakukan oleh Dokter yang memiliki kompetensi dalam menentukan dosis, arah dan kekuatan tarikan sesuai dengan indikasi berdasarkan diagnosis yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan banyak hal termasuk adakah kontraindikasinya berdasarkan hasil pemeriksaan.
DTS menjadi salah pilihan terapi non operatif yang cukup aman untuk mengatasi nyeri pinggang dan kelainan tulang belakang bagi penderita yang memiliki kontraindikasi operasi selain biayanya yang relatif lebih murah dibanding tindakan operasi.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561