Seiring dengan bertambahnya usia, tubuh akan mengalami banyak perubahan, termasuk sistem muskuloskeletal (otot, tulang dan sendi) dan masalah keseimbangan.
Masalah pada sistem muskuloskeletal dan gangguan keseimbangan dapat menyebabkan risiko jatuh pada lansia meningkat.
Angka kejadian jatuh dan komplikasinya meningkat pada usia ≥ 60 tahun. Jatuh ikut menjadi penyebab kematian pada lansia akibat kecelakaan, dan merupakan penyebab utama lansia dirawat di rumah sakit.
Penyebab Jatuh pada Lansia
Penyebab jatuh pada lansia sangat kompleks dan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Secara garis besar, jatuh disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
- Faktor Intrinsik; faktor yang berasal dari dalam, karena kondisi individunya sendiri
- Faktor ekstrinsik; faktor yang berasal dari luar, dari lingkungan
Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik yaitu karena suatu penyakit, proses penuaan, ataupun bukan karena proses penuaan, misalnya:
- vertigo
- gangguan penglihatan (misalnya penyakit katarak)
- gangguan pendengaran
- penyakit sistemik (misalnya penyakit jantung)
- penyakit muskuloskeletal (misalnya osteoarthritis, osteoporosis)
- penyakit neuromuskuler (misalnya stroke, demensia, Parkinson)
- komplikasi akibat bed rest lama
Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik (dari luar) dapat berupa:
- Kondisi lingkungan (di dalam maupun di luar rumah), seperti misalnya lantai yang licin, penerangan yang kurang, karpet tebal atau mudah terlipat, mainan anak, anak tangga, lantai yang tidak rata atau bertingkat, perbedaan tinggi lantai/adanya pembatas antar ruang (misal di pintu kamar mandi), tidak ada pegangan, ranjang yang terlalu tinggi atau terlalu pendek, hewan peliharaan, dll.
- Penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan efek samping mengantuk, lemas, otot melemah, seperti misalnya obat diabetes, obat flu, obat penenang, dll.
Mekanisme Jatuh pada Lansia
Lansia dapat terjatuh akibat:
- Terpeleset (Slip). Biasanya berhubungan erat dengan gangguan ketajaman penghlihatan dan koordinasi.
- Tersandung (Trip). Biasanya berhubungan dengan kelemahan otot pangkal paha yang berfungsi untuk mengangkat tungkai atas dan tungkai bawah.
Komplikasi Terjatuh pada Lansia
Berbeda dengan usia muda, lansia yang terjatuh dapat mengalami komplikasi yang berat, mulai dari kecacatan, hingga kematian.
Komplikasi yang dapat terjadi misalnya:
- memar dan perdarahan
- patah tulang belakang, tulang pergelangan tangan, atau tulang pangkal paha
- komplikasi akibat terlalu lama berbaring misalnya:
- pneumonia
- atrofi otot
- decubitus
- depresi
- takut atau tidak percaya diri untuk berjalan
- malnutrisi karena tidak mau makan
dan lain sebagainya
Bagaimana Mencegah Jatuh pada Lansia?
Untuk dapat mencegah jatuh pada lansia, harus diketahui terlebih dahulu faktor-faktor risikonya, kemudian diambil tindakan yang sesuai dengan faktor-faktor risiko tersebut.
Tips Mengurangi Risiko Jatuh pada Lansia
Sumber gambar: www.amedisys.com
Untuk dapat mengurangi risiko jatuh pada lansia, lakukan beberapa tips berikut:
- Berikan penerangan yang cukup di area sekitar lansia beraktivitas, terutama di malam hari.
- Jangan meletakkan benda-benda, terutama yang kecil, di lantai, yang dapat menyebabkan lansia tersandung.
- Jangan gunakan karpet karena lansia juga bisa tersandung.
- Jaga kebersihan lantai tempat tinggal lansia, gunakan lantai yang tidak licin.
- Pasang pegangan tambahan di dinding yang mudah dijangkau untuk lansia, misalnya di sebelah tempat tidur atau di kamar mandi untuk membantu lansia berpegangan.
- Jangan membuat tanggul pada pintu masuk rumah atau di depan kamar mandi.
- Perhatikan cara dan aturan minum obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping yang meningkatkan risiko terjatuh.
- Jangan langsung berdiri setelah makan karena dapat menimbulkan serangan vertigo.
- Gunakan bantal yang lebih tinggi ketika tidur bila bantal yang rendah menyebabkan gejala pusing atau vertigo.
- Rajin berolahraga, terutama olahraga yang melatih keseimbangan, kekuatan otot-otot kaki dan latihan berjalan yang sesuai dengan kondisi masing-masing lansia.
- Segera konsultasikan dengan dokter bila ada keluhan atau masalah pada sistem muskuloskeletal, atau sistem tubuh lainnya.
- Konsumsi suplemen yang sesuai dengan petunjuk dokter untuk menjaga kesehatan tulang, otot, sendi dan saraf (misalnya kalsium, glukosamin, vitamin D, dll, sesuai dengan kebutuhan).
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.