Terapi Magnet pada Nyeri Otot, Pengertian, Cara Kerja, dan Manfaatnya

Senin, 17 November 2025
dr. Ferdinand Dennis K
Senin, 17 November 2025
dr. Ferdinand Dennis K

Terapi magnet atau magnetoterapi adalah metode pengobatan non-invasif yang memanfaatkan medan magnet untuk meningkatkan kesehatan dan meredakan rasa sakit. Terapi ini dapat dilakukan dengan magnet statis (misalnya gelang magnet atau bantalan magnetik) yang ditempelkan pada kulit, maupun dengan medan elektromagnetik pulsa (PEMF) yang dihasilkan oleh perangkat alat terapi.

Terapi magnet dipercaya dapat memicu respons biologis dalam tubuh, seperti stimulasi aliran darah dan aktivitas seluler, yang pada akhirnya mengurangi peradangan dan nyeri. Beberapa literatur menyebutkan bahwa terapi magnet memiliki efek analgesik dan antiinflamasi – misalnya penelitian Zwoliñska dkk. (2024) menyatakan aplikasi medan magnet pada pasien rheumatoid arthritis menghasilkan efek meredakan nyeri dan pembengkakan.

 

Cara Kerja Terapi Magnet

Mekanisme kerja terapi magnet belum sepenuhnya dipahami, tetapi penelitian menunjukkan beberapa efek fisiologis penting. Terapi magnet diyakini bekerja dengan cara-cara berikut:

  • Meningkatkan aliran darah dan oksigenasi jaringan. Medan magnet dinamis (PEMF) dapat menembus jaringan lebih dalam, sehingga membantu melancarkan peredaran darah lokal dan membawa oksigen serta nutrisi lebih efektif ke jaringan otot yang sakit.
  • Mereduksi peradangan. Pemaparan medan magnet pulsa dapat memodulasi respons imun dan sekresi sitokin peradangan. Penelitian mengindikasikan PEMF memiliki efek anti-inflamasi, misalnya mengurangi aktivitas sel inflamasi dan mendorong diferensiasi sel yang memperbaiki jaringan
  • Memacu regenerasi jaringan dan mengendurkan otot. Beberapa studi melaporkan terapi magnet merangsang proses regenerasi sel (seperti proliferasi fibroblas dan kolagen) serta mengurangi ketegangan otot. Zwoliñska dkk. (2024) menemukan terapi magnet dapat mengurangi ketegangan otot dan merangsang perbaikan jaringan, sehingga meningkatkan fungsi pasien secara keseluruhan

 

Pengaruh Terapi Magnet pada Nyeri Otot

Berbagai penelitian klinis menunjukkan bahwa terapi magnet dapat membantu meredakan nyeri muskuloskeletal, termasuk nyeri otot. Misalnya, studi Karateev dkk. (2022) pada pasien nyeri punggung bawah akut menemukan bahwa pasien yang menjalani terapi magnet bersamaan dengan obat anti-inflamasi mengalami penurunan intensitas nyeri yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Rata-rata skor nyeri (NRS) saat bergerak turun dari 7 menjadi 0 hanya dalam 1 bulan pada kelompok terapi magnet, sementara pada kontrol turun menjadi 2. Studi lain oleh Zwoliñska dkk (2024) pada arthritis tangan menunjukkan terapi magnet menurunkan skor nyeri sebesar 2,2 poin rata-rata pada skala analog visual (VAS).

Secara keseluruhan, terapi magnet terbukti meningkatkan status fungsional dan mengurangi nyeri, kekakuan pagi (morning stiffness), serta bengkak akibat peradangan. Selain itu, terapi magnet dilaporkan dapat mengendurkan otot-otot yang kaku, sehingga membantu melegakan nyeri otot serta meningkatkan kenyamanan pasien.

 

Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Magnet

Indikasi: Magnetoterapi umumnya digunakan pada kondisi muskuloskeletal tertentu, antara lain:

  • Nyeri sendi kronis (misalnya osteoartritis)
  • Nyeri otot atau ligamen (contoh: cedera otot punggung/belakang bawah)
  • Fibromyalgia atau sindrom nyeri otot menyeluruh
  • Peradangan akut seperti edema atau pemulihan luka (karena magnetoterapi dapat mempercepat penyembuhan)
  • Kondisi lain seperti migrain atau gangguan tidur kronis (beberapa pasien merasakan tidur lebih nyenyak setelah terapi magnet)

Kontraindikasi: Terapi magnet tidak boleh dilakukan pada beberapa kondisi medis untuk mencegah efek samping. Contohnya:

  • Tekanan darah tak terkontrol atau hipertensi berat. Pasien dengan tekanan darah tidak stabil dianjurkan menghindari terapi magnet karena berisiko memperburuk kondisi
  • Pemasangan alat pacu jantung atau implan logam feromagnetik. Medan magnet kuat dapat mengganggu kerja pacemaker atau bergerakannya endoprostesis magnetik. Sebagai contoh, WHO menegaskan orang dengan implant elektronik atau logam feromagnetik (misalnya alat pacu jantung) sebaiknya tidak terkena medan magnetik intensitas tinggi
  • Kondisi medis khusus: Walaupun literatur terbatas, beberapa ahli menyarankan wanita hamil, penderita epilepsi, dan orang dengan infeksi aktif atau demam tinggi sebaiknya berkonsultasi dokter sebelum terapi magnet. Pasien dengan luka terbuka serius atau kanker aktif juga umumnya dihindari terapi ini.

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561
WhatsApp ×

Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi kami melalui