Sakit di Tumit Tidak Menghilang Setelah Terkilir? Hati-hati Robekan Tendo Achilles

Selasa, 02 Mei 2023
dr. Ferdinand Dennis K
Selasa, 02 Mei 2023
dr. Ferdinand Dennis K

Tendo Achilles adalah yang menyambungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendo ini merupakan tendo terbesar pada tubuh manusia, dan memiliki fungsi yang besar pula: menjadi peredam kejut dari gaya hentak bumi ke tubuh, dan menyalurkan berat tubuh ke bumi saat menjejak tanah.

Fungsi penting inilah juga yang menyebabkan tendo Achilles rentan terhadap cedera karena posisi dan trauma, terutama terkilir dan robek.

Apa saja yang perlu diketahui perihal kondisi ini? Sebab, akibat, dan penanganannya akan dibahas pada artikel ini.

Mengapa bisa timbul sakit di tumit setelah terkilir?

Tumit manusia disusun dari tulang kalkaneus (rabalah tumit Anda, dan tonjolan keras di bawah kulit itu adalah tulang kalkaneus). Tulang kalkaneus dilapisi oleh bursa (kantung berisi cairan yang berfungsi sebagai peredam kejut), dan jaringan lemak.

Tendo Achilles sendiri, merupakan bagian dari otot betis yang melekat pada bagian belakang tumit. Fungsi dari tendo ini adalah untuk menarik pergelangan kaki ke arah belakang seperti saat kita berjinjit.

Terkilir merupakan suatu insiden yang sering terjadi pada mekanika pergerakan kaki manusia. Pada saat suatu urat (tendon maupun ligamen) terkilir, yang terjadi adalah penarikan mendadak, menimbulkan suatu peregangan pada urat tersebut, dan dapat berakibat sebagai robekan pada serabut urat.

Robekan tersebut dapat berukuran kecil (microtear) yang tidak bergejala atau hanya menimbulkan nyeri, sampai ruptur (robekan besar) yang menyebabkan urat tidak dapat digunakan sama sekali.

Pada saat terjadi trauma pada tendo, maka yang terjadi adalah suatu cedera akut, yang akan mencetuskan proses peradangan. Proses peradangan ini dimulai saat sel tendo yang rusak mengirimkan sinyal akan kerusakan tersebut, dan sel-sel radang akan bergerak menuju lokasi cedera.

Akan ada lima tanda peradangan akut;

  1. Kemerahan, yang disebabkan karena pelebaran pembuluh darah di tempat cedera;
  2. Rasa hangat pada lokasi cedera, karena peningkatan aliran darah tersebut;
  3. Bengkak, karena robekan atau cedera, maka akan terdapat memar/perdarahan;
  4. Nyeri, karena sel yang cedera akan memanggil senyawa-senyawa pencetus nyeri (nosiseptik) dan respon dari saraf juga; dan
  5. Penurunan fungsi, yang dicetuskan karena ke empat tanda di atas.

Saat merasakan sakit di tumit, apa yang pertama kali harus dilakukan?

Sakit di tumit harus dibedakan berdasarkan waktu terlebih dahulu. Sakit pada tumit karena cedera (jatuh, terbentur, terkilir, dsb.) disebut sebagai nyeri akut.

Terkilir, bersamaan dengan robekan pada tendo Achilles tergolong dalam kondisi akut ini.

Sakit di tumit yang bersifat akut dapat ditangani dengan prinsip PRICE yaitu:

metode PRICE

  • protection (lindungi bagian yang cedera dari cedera lain, seperti menggunakan alat pelindung, atau hentikan aktivitas yang menimbulkan cedera dan nyeri),
  • rest (istirahatkan bagian yang cedera, bahkan dari aktivitas sehari-hari untuk sementara waktu),
  • ice (kompres es pada bagian yang cedera. Kompres dingin akan mencegah pembengkakan yang akan lebih membatasi pergerakan, dan mengurangi nyeri),
  • compression (gunakan balut dan bebat untuk mengurangi pembengkakan bila diperlukan),
  • elevation (angkat daerah yang cedera sampai lebih tinggi dari jantung kita saat berbaring, bertujuan untuk mengurangi pembengkakan).

Prinsip PRICE ini dilakukan selama satu sampai dua hari. Hindari mengompres dengan air hangat atau melakukan pijit urut pada otot yang cedera karena berisiko memperluas kerusakan. Apabila sakit di tumit tidak berkurang, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sakit di tumit yang menahun, disebut sebagai nyeri kronis. Nyeri kronis memerlukan penanganan dari dokter langsung.

Kondisi-kondisi seperti pengapuran (osteoartritis) dari sendi-sendi tumit, autoimun (rheumatoid arthritis), dan penyembuhan keseleo yang tidak tuntas pun dapat menimbulkan sakit di tumit yang bersifat kronis.

Bagaimana seseorang bisa tahu ada robekan tendo Achilles?

Sakit di tumit karena robekan tendo Achilles tidak akan berkurang dengan prinsip PRICE. Robekan tendo Achilles pun dibagi menjadi sebagian dan total.

Robekan sebagian akan menimbulkan gejala nyeri, tapi fungsi dari tendo sendiri (menggerakkan pergelangan ke bawah) dapat masih ada, sementara apabila seseorang mengalami robekan total, maka pergelangan kaki sama sekali tidak dapat digerakkan.

Gejala inilah yang seringkali diabaikan pada penderita robekan sebagian, karena penderita seringkali masih dapat berjalan.

Saat berkunjung ke praktik dokter, dokter akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai riwayat cedera dan mekanisme cedera yang mencetuskan sakit di tumit.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan yang disebut tes Thompson, untuk mengetes apakah robekan yang terjadi sebagian atau total.

pemeriksaan sakit di tumit akibat tendon Achilles

Pemeriksaan penunjang diagnosis pun dapat dilakukan, seperti pencitraan dengan CT-scan, MRI, dan USG otot, tulang, dan sendi. Pada pencitraan akan tampak robekan pada tendo Achilles yang disertai kumpulan cairan darah di sekitar luka.

Foto dengan sinar-X dapat dilakukan untuk menyingkirkan sebab nyeri lain seperti patah tulang.

Bila tendo Achilles robek, apa yang bisa dilakukan?

Robekan tendo Achilles, selain karena menimbulkan sakit di tumit, juga dapat menghambat pergerakan tumit, yang notabene menghambat pergerakan seseorang. Tujuan penanganan dari robekan ini adalah untuk meredakan nyeri dan mengembalikan fungsi pergerakan.

Ada berbagai cara untuk menangani kondisi ini;

  1. Pertama, pemberian obat-obatan anti-radang dan nyeri yang diresepkan dan diawasi penggunaannya oleh dokter akan meredakan gejala awal.

Sakit di tumit akan berangsur-angsur berkurang dengan konsumsi obat-obat anti-nyeri dan radang, tapi robekan tidak akan dapat disembuhkan oleh obat.

Pemberian obat anti-radang dan nyeri oles (jel dan krim), minum, dan suntikan akan meredakan gejala awal, tapi tidak penyebab nyerinya.

  1. Kedua dengan terapi fisik. Terapi fisik dapat dilakukan apabila sudah tidak ada kumpulan darah pada luka bekas robekan.

Terapi dengan sinar inframerah, laser, fonoforesis, dan stimulasi listrik akan dapat meredakan nyeri dan merangsang pertumbuhan jaringan.

Penggunaan bebat tumit juga dapat digunakan pada pasien-pasien yang menolak opsi operasi.

  1. Ketiga, terapi regenerasi seperti dengan proloterapi, platelet-rich plasma (PRP), dan sel punca dapat diberikan sebagai pilihan terapi non-operatif.

Terapi-terapi ini memanfaatkan sifat regenerasi dari masing-masing zat (proloterapi dengan larutan gula, PRP dengan trombosit pada darah, dan sel punca mesenkimal dari sumsum tulang) untuk merangsang pertumbuhan jaringan baru dan penyembuhan organ. Walau demikian, operasi untuk robekan total dapat dipertimbangkan.

Bagaimana pencegahan robekan tendo Achilles? Dan berapa lama proses pemulihannya?

Robekan tendo Achilles lazim terjadi pada olahraga yang memerlukan gerakan berlari seperti basket dan sepak bola.

Orang yang cenderung mengalami robekan tendo Achilles juga merupakan olahragawan musiman atau ‘weekend warrior’ yang melakukan olahraga sekali-kali di waktu senggang.

Faktor risiko lain adalah riwayat cedera sebelumnya dan suntikan anti-radang berulang pada tendo, yang akan menyebabkan kelemahan pada tendo. Oleh karena itu, penyuntikkan obat anti-radang harus dilakukan dan disupervisi oleh tenaga medis terlatih.

Pencegahan robekan tendo ini dilakukan dengan melakukan pemanasan dan peregangan yang memadai sebelum olahraga.

Pemanasan dilakukan lebih kurang 10 menit sebelum peregangan, dengan cara berlari kecil dan jumping jack.

Peregangan dilakukan pada kelompokan otot yang digunakan dalam olahraga, diikuti dengan otot-otot yang menyokong aktivitas olahraga. Peregangan dilakukan sekurang-kurangnya 10-15 detik dalam 3-4 repetisi.

Apabila robekan otot sudah mulai menyembuh, terapi non-operatif biasanya memerlukan periode 8 s.d 12 minggu untuk menyembuh.

Pada periode ini, pergelangan kaki akan dibebat dalam posisi menekuk ke bawah, sambil berangsur-angsur ditekuk ke arah atas dalam periode ini. Dapat juga diberikan latihan untuk mulai menguatkan otot dan tendo Achilles dalam periode ini.

Untuk terapi operatif, kaki pasien akan digips selama dua minggu, dan dibebat dengan instrumen khusus (plantar-flexion dial lock) selama 4 s.d 6 minggu dengan posisi telapak menekuk ke bawah, dan berangsur-angsur ditekuk ke atas.

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex Free Jakarta: Ruko Italian Walk, Jl. Boulevard Bar. Raya No.19, RT.18/RW.8, West Kelapa Gading, Kelapa Gading, North Jakarta City, Jakarta 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex Free Bandung: Jalan Terusan Pasir Koja No.153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40424; telepon (022) 20580806
  • Klinik Flex Free Jakarta Selatan: The Bellezza Shopping Arcade, lantai dasar unit SA58-60 (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau no. 34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12210; telepon (021) 25675561

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561