Kreatin adalah salah satu suplemen yang populer dikonsumsi di kalangan olahragawan dan penggemar olahraga.
Banyak yang menganggap, suplemen ini akan meningkatkan kekuatan dan memperbaiki performa dalam berolahraga. Akan tetapi saat ini belum ada bukti konklusif yang membuktikan bahwa kreatin dapat memperbaiki performa dalam berolahraga.
Selain itu, belum ada cukup bukti mengenai efek kreatin pada remaja dan anak-anak, sehingga suplemen ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh remaja dan anak.
Kreatin adalah sumber energi alami untuk kontraksi otot. Tubuh memproduksi kreatin di hati, ginjal, dan pankreas. Selain itu, kreatin juga bisa didapatkan dengan mengkonsumsi daging, ikan, dan susu.
Suplemen kreatin tersedia dalam beberapa bentuk, yaitu bubuk, tablet, kapsul, cairan, dan energy bar.
Sebagian besar kreatin dalam tubuh disimpan dalam otot rangka dan digunakan saat melakukan aktivitas fisik. Sisanya digunakan di jantung, otak, dan jaringan tubuh lainnya.
Mengkonsumsi suplemen kreatin dapat meningkatkan jumlah kreatin dalam otot. Otot dapat menghasilkan energi lebih banyak atau lebih cepat.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa suplemen keratin dapat membantu fungsi otak pada orang berusia 60 tahun ke atas, termasuk diantaranya:
Para ahli masih mempelajari apakah suplemen keratin dapat membantu orang dengan kondisi kognitif, termasuk demensia.
Vegetarian dan orang yang memiliki jumlah kreatin tubuh rendah dapat melihat perbedaan ketika mengkonsumsi suplemen kreatin. Akan tetapi, terdapat ‘titik saturasi’, yang membatasi jumlah kreatin yang dapat disimpan.
Sebagian besar kreatin disimpan di otot rangka, yang mengubah kreatin menjadi komponen yang membantu membentuk adenosine triphosphate (ATP). ATP adalah sumber energi yang digunakan sel ketika berolahraga.
Selain membantu menyediakan energi dan meningkatkan pertumbuhan otot, kreatin membantu:
Selain bermanfaat untuk atlet atau orang yang sering berolahraga, suplemen kreatin juga bermanfaat untuk orang yang menderita penyakit:
Meskipun kreatin adalah suplemen ‘alami’, tetapi pemakaiannya tidak selalu aman. Badan pengatur makanan dan obat Amerika (FDA) tidak mengatur suplemen nutrisional, sehingga produk kreatin yang tersedia dapat bervariasi jumlah dan kualitasnya dan tidak ada jaminan keamanan atau keasliannya.
Kreatin relatif aman dikonsumsi, tetapi dapat memiliki efek samping diantaranya:
Bila Anda mengalami efek samping di atas setelah mengkonsumsi kreatin, perkecil dosis kreatin sekali konsumsi. Anda dapat membagi dosis harian menjadi beberapa kali minum.
Mengkonsum suplemen kreatin saat dehidrasi atau saat menurunkan berbat badan dapat berbahaya.
Penggunaan suplemen kreatin jangka panjang juga dapat memberikan efek samping seperti kram otot, dehidrasi, diare, mual dan kejang.
Dokter tidak mengetahui efek suplemen kreatin pada sistem organ penting seperti jantung, otak, ginjal, liver, dan organ reproduktif, ataupun efek dari mengkombinasikan suplemen kreatin dengan obat-obatan lain, vitamin, ataupun minuman berenergi.
Selain itu, belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan suplemen kreatin aman untuk:
Bila Anda penderita penyakit bipolar, kreatin juga dapat meningkatkan risiko mania. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum memutuskan untuk menggunakan suplemen kreatin.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561