Ultrasonografi atau disingkat USG yang berarti pencitraan dengan gelombang suara ultra, merupakan salah satu metode diagnosis non-invasif (tanpa menimbulkan sayatan atau memasuki bagian tubuh manapun) yang bertujuan untuk memberikan pencitraan (menciptakan suatu gambaran eksak dari satu struktur yang diperiksa).
Pemeriksaan USG otot tulang dan sendi merupakan metode mutakhir untuk membantu dokter dalam menangani masalah otot, tulang dan sendi.
Pencitraan ultrasonografi menggunakan seperangkat mesin USG yang memiliki beberapa bagian dan perangkat, salah satu yang terpenting adalah transduser, yaitu alat yang digenggam oleh pemeriksa dan berfungsi untuk memancarkan gelombang suara sekaligus menangkap pantulan gelombang suara tersebut setelah mengenai struktur yang diperiksa.
Bagian penting lainnya adalah prosesor komputer. Mesin USG memiliki kecanggihan yang berbeda-beda, tergantung dari tipe prosesor yang dimiliki. Prosesor mesin USG akan menentukan apa-apa saja fitur yang dapat digunakan oleh pemeriksa saat melakukan pencitraan USG otot tulang dan sendi.
Bagian terakhir adalah layar tampilan yang menunjukkan hasil yang diperoleh. Gambar hasil ini dapat direkam, dianalisis dan disimpan sebagai salinan untuk kepentingan rekam medis.
Gambar 1. Mesin USG dan Komponennya
Sumber gambar: www.twomeyconsulting.com/learn/ultrasound
Ultrasonografi otot tulang dan sendi memiliki kegunaan yang beragam, bermanfaat dalam membantu diagnosis dokter dalam kondisi cedera akut (baru saja terjadi) seperti robekan tendon, otot, ligamen maupun kondisi kronis (lebih dari batas waktu tertentu) dan menimbulkan kerusakan seperti kondisi radang sendi, pengapuran tendon, frozen shoulder dan sebagainya.
Kegunaan ultrasonografi otot tulang dan sendi lainnya adalah sebagai panduan dalam memandu tindakan invasif seperti suntikan ke dalam celah sendi atau jaringan lunak seperti otot, tendon dan ligaemn. Panduan ultrasonografi dalam tindakan injeksi terbukti lebih cepat dan akurat dibandingkan saat injeksi dilakukan tanpa panduan.
Panduan ultrasonografi otot tulang sendi juga dapat digunakan untuk aspirasi (menyedot) cairan dari sendi atau jaringan. Pada cedera akut yang cukup berat, biasanya jaringan yang robek akan berdarah.
Produk darah ini akan menghambat penyembuhan karena sel darah, terutama sel darah merah akan dipecah saat berada di luar pembuluh darah dan hasil pemecahannya ini akan menjadi radikal bebas yagn menghambat penyembuhan dari jaringan yang luka.
Gambar 2. Tindakan USG Otot Tulang Sendi Untuk Aspirasi Cairan Sendi Siku
Ultrasonografi otot tulang dan sendi bermanfaat tidak hanya sebagai alat bantu diagnosis pada saat awal pasien datang, tapi juga saat pasien datang untuk evaluasi dari rehabilitasi dan pengobatan yang telah dilakukan.
Robekan otot, tendon atau ligamen dapat pulih setelah diberikan rehabilitasi dan tindakan termasuk injeksi regeneratif seperti dengan proloterapi, platelet rich plasma (PRP) atau sel punca mesenkimal. Pemulihan ini dapat dipantau kemajuannya dengan menggunakan ultrasonografi otot tulang dan sendi sehingga penentuan kembali ke aktivitas serta pencegahan disabilitas pada pasien dapat lebih akurat.
Penggunaan ultrasonografi sebagai alat bantu diagnostik memerlukan kualifikasi yang terstandar bagi praktisi kesehatan. Ultrasonografi sendiri memiliki banyak aplikasi di bidang kesehatan selain pada bidang otot, tulang dan sendi, seperti pada kegawatdaruratan, gastrohepatologi (pencernaan dan hati), obstetrik (kehamilan) serta urologi (sistem berkemih).
Ultrasonografi otot tulang dan sendi memiliki keunggulan yang dipertimbangkan oleh praktisi kesehatan dalam membantu penegakan diagnosis yaitu non-radiasi (ultrasonografi menggunakan gelombang suara dan bukan radiasi seperti sinar-X dan CT-scan).
Penggunaan ultrasonografi juga relatif lebih murah dibandingkan pencitraan seperti MRI, portabel (alat dapat berpindah tempat dan menyesuaikan dengan posisi pasien) dan dapat melakukan pemeriksaan dinamis dan real-time (penggunaan USG dapat melihat kontraksi otot dan kondisi sendi saat terjadinya suatu gerakan) sehingga lebih efektif dalam asesmen fungsi yang biasa dilakukan oleh spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dalam tatalaksana gangguan sistem otot, tulang dan sendi.
Meski demikian, kekurangan dari ultrasonografi adalah tidak mampu melakukan pencitraan jaringan keras seperti tulang yang dapat dilakukan oleh sinar-x serta user-dependent. Penentuan diagnosis yang berbantukan ultrasonografi memerlukan kejelian mata dan ekspertise dari penggunanya. Pelatihan serta pengalaman di lapangan menjadi penentu penting untuk pemeriksaan USG otot tulang dan sendi yang berkualitas.
Seorang spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi akan memiliki kompetensi untuk melakukan pemeriksaan USG otot tulang dan sendi yang baik, dan dapat memperdalam pengalaman dan kemampuannya dengan mengikuti pelatihan serta fellowship dalam bidang terkait, terutama manajemen nyeri intervensi yang berbantukan USG atau penanganan penyakit degeneratif muskuloskeletal.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561