Baal Setelah Patah Tulang Lengan Atas

Senin, 08 Desember 2025
dr. Ferdinand Dennis K
Senin, 08 Desember 2025
dr. Ferdinand Dennis K

Apa Saja Komponen Tulang Lengan Atas dan Saraf-sarafnya?

Tulang humerus atau tulang lengan atas adalah tulang panjang yang menghubungkan bahu ke siku. Di sepanjang bagian tengah tulang humerus, tepatnya di bagian terpisah antara otot-otot trisep, terdapat saraf radial yang berjalan melekat dekat tulang.

saraf radialis lengan

Saraf radial merupakan saraf perifer yang muncul dari saraf tulang belakang leher bawah dan mengendalikan fungsi motorik ekstensi (menekuk ke belakang) pergelangan tangan dan jari. Selain itu, saraf ini memberikan sensasi pada bagian belakang lengan bawah dan punggung tangan bagian ibu jari dan telunjuk.

Karena saraf radial berada sangat dekat dengan tulang humerus dan hanya terlindungi oleh sedikit jaringan lunak, tulang humerus yang patah – terutama akibat trauma energi tinggi (misalnya kecelakaan kendaraan) – dapat dengan mudah menekan atau menarik saraf ini. Akibatnya, fungsi saraf bisa terganggu.

 

Palsi/Kelumpuhan Saraf Radial pada Patah Tulang Humerus

Patah tulang humerus sering kali disertai gejala saraf radial lumpuh (palsi). Bila saraf radial rusak (tertekan, teregang, atau bahkan putus sebagian), pasien akan mengalami kelemahan otot ekstensor sehingga pergelangan tangan dan jari tidak dapat diangkat seperti semula (sering disebut wrist drop atau tangan terkulai), serta mati rasa/baal pada area punggung lengan bawah dan ujung jari tertentu.

Dalam fraktur humerus kasus dewasa, palsi saraf radial terjadi pada sekitar 10–12% kejadian patah humerus, khususnya pada patah melintang atau spiral di bagian tengah bawah tulang yang disebabkan trauma berat.

Gejala palsi biasanya terlihat segera setelah kecelakaan. Banyak penelitian menunjukkan sebagian besar kasus palsi saraf radial pada fraktur humerus membaik dengan sendirinya dalam beberapa bulan tanpa operasi khusus. Misalnya, studi multicenter tahun 2023 melaporkan 94% kasus palsi yang terjadi bersama fraktur pulih secara fungsional dalam pengamatan, dan 89% kasus palsi yang timbul setelah operasi juga akhirnya pulih. Demikian pula, penelitian lain mendapati sebagian besar saraf yang tertekan dapat sembuh sempurna dalam 1–36 bulan.

Namun, kondisi dapat berbeda untuk setiap orang. Jika saraf benar-benar putus (jarang terjadi) atau terjepit tajam oleh serpihan tulang, pemulihan spontan bisa terhambat. Oleh karena itu, dokter akan memantau perkembangan saraf sepanjang waktu. Bila tidak ada tanda pemulihan setelah beberapa bulan, pertimbangan operasi eksplorasi saraf akan dilakukan untuk memastikan saraf masih utuh dan mencegah kerusakan permanen

 

Kapan Kondisi Baal Setelah Patah Tulang Harus Ditangani oleh Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR)?

Segera setelah terjadi patah tulang humerus dengan gejala baal atau kelemahan otot, langkah pertama adalah mendapatkan penanganan medis komprehensif. Umumnya, pasien akan diperiksa oleh dokter spesialis ortopedi dan traumatologi untuk memastikan penyatuan tulang yang tepat dan menilai kebutuhan tindakan operatif. Saat tahap awal, penting juga melaporkan gejala baal atau lemah segera; jika perlu, dokter dapat merujuk ke Sp.KFR untuk evaluasi fungsi saraf dan perencanaan rehabilitasi.

Konsultasi ke Sp.KFR sangat dianjurkan apabila setelah beberapa minggu kondisi mati rasa atau kelemahan belum membaik. Dokter rehabilitasi fisik akan melakukan pemeriksaan neurologis (misalnya tes refleks dan kekuatan otot) dan mungkin pemeriksaan penunjang seperti EMG atau ultrasonografi untuk menilai kelainan saraf.

Sp.KFR akan merancang program terapi guna mencegah kekakuan dan memperbaiki fungsi otot. Semakin cepat penanganan rehabilitasi dimulai (selama tulang masih dalam masa penyembuhan), semakin besar kemungkinan pemulihan fungsi optimal. Selain itu, jika sakit masih terasa hebat atau fungsi saraf menurun terus-menerus, Sp.KFR dapat bekerja sama dengan ortopedi untuk menilai perlu tidaknya intervensi tambahan.

 

Rehabilitasi Baal Setelah Patah Tulang karena Palsi Saraf Radial

Proses pemulihan palsi saraf radial melibatkan berbagai terapi rehabilitasi untuk menjaga kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi. Beberapa komponen penting dalam rehabilitasi meliputi:

  • Latihan Rentang Gerak (Range of Motion): Latihan pasif dan aktif gerak pergelangan tangan, jari, dan siku perlu dilakukan secara rutin untuk mencegah kaku. Walau kekuatan otot ekstensor melemah, tetangga otot tetap harus digerakkan agar sendi tidak kaku.
  • Latihan Penguatan Otot: Secara bertahap, ketika saraf mulai pulih, latihan untuk menguatkan otot ekstensor pergelangan dan jari dilakukan. Terapi diberikan sesuai perkembangan kekuatan otot.
  • Terapi Splint Dinamis (Orthosis): Pemasangan splint atau alat penyangga dinamis dapat membantu menahan pergelangan tangan pada posisi lurus saat istirahat agar otot ekstensor tidak terlalu mengendur. Splint juga mencegah kontraktur sendi selama saraf belum pulih.
  • Stimulasi Listrik Frekuensi Rendah: Penelitian klinis terbaru menunjukkan bahwa kombinasi latihan dengan stimulasi listrik frekuensi rendah di otot yang lemah dapat mempercepat pemulihan saraf dan kekuatan otot. Dengan alat khusus, arus listrik ringan dialirkan untuk menstimulasi otot ekstensor dan meningkatkan konduksi saraf. Terapi ini aman dan terbukti meningkatkan hasil klinis secara signifikan.
  • Pemantauan Berkala (Follow-Up): Sp.KFR akan memantau tanda-tanda pemulihan saraf setiap beberapa minggu (misalnya dengan Tinel’s sign atau pemeriksaan EMG) untuk menilai kemajuan. Jika terdapat peningkatan, terapi konservatif dilanjutkan. Jika tidak ada perbaikan setelah sekitar 3–6 bulan, diskusi ulang tentang opsi pembedahan atau prosedur saraf lainnya akan dilakukan.

Prinsip utama rehabilitasi adalah “memantau perbaikan sambil menjaga fungsi yang masih ada”. Studi menunjukkan bahwa jika kondisi saraf dirawat tanpa operasi segera (dengan terapi konservatif di atas), sekitar 73–94% kasus pulih secara penuh.

Namun, proses ini perlu waktu – pemulihan lengkap mungkin baru tampak dalam beberapa bulan hingga tahun setelah cedera. Oleh karena itu, kesabaran dan kepatuhan menjalani latihan serta sesi fisioterapi sangat penting.

Dengan penanganan yang tepat dan disiplin rehabilitasi, sebagian besar pasien palsi saraf radial pasca-patah humerus dapat memulihkan kekuatan dan sensasi tangan hingga mendekati normal. Namun, jika terjadi penundaan atau komplikasi (misalnya saraf benar-benar sobek), hasil klinis bisa kurang optimal.

Dalam kondisi demikian, tim medis akan memberikan pilihan perawatan lanjutan seperti operasi saraf atau prosedur pemindahan tendon untuk memulihkan fungsi.


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561
WhatsApp ×

Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi kami melalui