Waspadai Osteoporosis, Penyakit Tulang Keropos yang Menyerang Diam-diam

Rabu, 02 September 2020
Flex Free
Rabu, 02 September 2020
Flex Free

Pernahkah Anda melihat seorang lansia yang bungkuk? Bila jawaban Anda “iya”, maka bisa jadi Anda sedang melihat penderita osteoporosis.

Pada kenyataannya, di Indonesia sendiri penyakit osteoporosis atau tulang keropos ini masih dipandang sebelah mata.

Dikutip dari studi International Osteoporosis Foundation (IOF) terdapat laporan bahwa 40% wanita Indonesia usia 50-80 tahun berisiko mengalami tulang keropos. Bahkan, risiko meningkat sebesar 4x lipat dibandingkan pria.

Menjelang masa menopause, risiko pada wanita akan semakin besar, karena menurunnya hormon estrogen.

Sayangnya, masih banyak yang mengabaikan penyakit tulang keropos karena memang tidak ada gejala ataupun terasa sakit sama sekali.

Inilah mengapa osteoporosis juga kerap disebut sebagai 'the silent progressive disease'.

Osteoporosis akan terjadi perlahan-lahan hingga beberapa tahun tanpa ada gejala sama sekali. Si penderita baru menyadari tulang keropos setelah mengalami jatuh, benturan, atau keretakan tulang.

Apa itu Osteoporosis?

Secara pengertian umum, osteoporosis berarti tulang keropos. Ini artinya, penyakit osteoporosis akan menyebabkan tulang Anda menjadi tipis, tidak padat, dan lemah.

Pada akhirnya, akan membuat penderita lebih rentan mengalami patah tulang dan kehilangan fungsi tulang sebagaimana mestinya.

Menurut WHO (World Health Organization) osteoporosis adalah suatu penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan rendahnya massa tulang sehingga membuat tulang rapuh dan meningkatkan risiko patah tulang.

Penyakit osteoporosis muncul tanpa gejala sama sekali hingga kemudian si penderita mengalami patah tulang.

Bagaimana Osteoporosis atau Tulang Keropos dapat Terjadi?

Bila dilihat sepintas, tulang mungkin sekeras batu. Akan tetapi, sebenarnya tulang adalah jaringan tubuh yang bisa mengalami kerusakan.

Bahkan, di dalam tubuh, jaringan tulang yang rusak akan diganti dengan jaringan yang tumbuh baru dan lebih sehat.

Di bawah lensa mikroskop, jaringan tulang yang sehat akan terlihat seperti sarang lebah.

Pada sekitar usia 30-an, produksi jaringan tulang yang baru ini akan mulai melambat.

Secara bertahap, kemudian tubuh akan memecah lebih banyak jaringan tulang ketimbang memproduksi dan memperbaiki.

tulang keropos

Perbandingan Tulang Normal dan Tulang Keropos

(Sumber gambar: hcortho.sg/geriatric-fracture-singapore/)

Alhasil, lubang-lubang tulang bertambah banyak atau tulang menjadi keropos dan menjadi tidak padat lagi. Membuat tubuh kita yang dulu kuat, menjadi rapuh, lemah dan rentan sekali mengalami patah tulang.

Mengapa Osteoporosis Berbahaya?

Yang paling membahayakan dari 'the silent progressive disease' ini adalah patah tulang yang bisa saja terjadi kapan saja.

Fraktur atau keretakan tulang akibat osteoporosis rentan terjadi di area pinggul, tulang belakang, pergelangan kaki, pergelangan tangan, persendian, dan sebagainya. Akan tetapi, patah tulang juga bisa terjadi pada area tulang lainnya.

Tak cuma itu, perlu diingat bahwa 20% lansia yang mengalami patah tulang pinggul meninggal dunia dalam rentang waktu satu tahun.

Hal ini terjadi akibat komplikasi yang berkaitan dengan patah tulang itu sendiri maupun operasi untuk memperbaiki kondisinya.

Setiap tahun di Amerika Serikat, jumlah penderita osteoporosis semakin meningkat.

Menurut National Osteoporosis Foundation, osteoporosis bertanggung jawab atas 2 juta kasus patah tulang dengan biaya total $19 miliar per tahun.

Diperkirakan pada 2025, kasus akan meningkat menjadi 3 juta kasus dan biaya mencapai $25,3 miliar per tahun.

Faktor Risiko Terkena Osteoporosis

Beberapa hal dapat membuat risiko Anda terkena osteoporosis lebih tinggi.  

Waspadai beberapa faktor berikut ini yang membuat Anda rentan terkena tulang keropos:

  • Jenis kelamin: Wanita berisiko lebih tinggi mengalami tulang keropos dibandingkan pria.
  • Penuaan: Semakin tua Anda, semakin besar risikonya.
  • Menopause: Menopause menyebabkan perubahan hormon, seperti penurunan estrogen. Estrogen membantu melindungi tulang pada wanita yang lebih muda.
  • Kerangka tubuh Anda: Wanita yang kurus dan bertulang kecil (umumnya di bawah 55 kg) berisiko lebih tinggi.
  • Etnis: Wanita Kaukasia (Eropa) dan Asia berisiko lebih tinggi, terutama karena perbedaan kepadatan tulang. Namun, wanita Afrika-Amerika dan Hispanik masih berisiko, meskipun kecil.
  • Gangguan medis tertentu: Artritis reumatoid, diabetes tipe 1, menopause dini, dan anoreksia nervosa adalah beberapa gangguan yang dapat mempengaruhi kesehatan tulang.
  • Pengobatan: Beberapa obat yang sering digunakan dapat menyebabkan hilangnya massa tulang. Obat-obat tersebut diantaranya: glukokortikoid, pengobatan kanker, dll.
  • Riwayat keluarga: Jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita (atau pernah) osteoporosis, risiko Anda juga meningkat.
  • Fraktur tulang: Orang yang pernah mengalami patah tulang setelah usia 50 tahun berisiko tinggi mengalami patah tulang lagi.

Meskipun osteoporosis dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Akan tetapi, osteoporosis sering dialami oleh wanita usia lanjut di atas usia 50-an.

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Saya Terkena Osteoporosis?

  1. Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik akan dilakukan oleh dokter bila Anda datang berkonsultasi.
  2. Pemeriksaan penunjang. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut apakah Anda terkena tulang keropos:

osteoporosis

Gambaran Rontgen Tulang Keropos

(Sumber gambar: https://www.healthline.com/)

  • X-ray/foto rontgen.
  • Kadar kalsium darah.
  • Kadar hormon tertentu.
  • Kepadatan massa tulang: Berfungsi untuk mendiagnosis osteoporosis dan mengetahui berapa kadar kehilangan massa tulang. Serta, membantu menentukan terapi dan memonitor risiko penderita.

Kadar kriteria massa kepadatan tulang berdasarkan score:

  • Normal: BMD s.d 1SD.
  • Osteopenia: BMD - 1SD s. d 2,5SD.
  • Osteoporosis: BMD < - 2,5SD.
  • Osteoporosis Berat: BMD <- 2,5SD disertai adanya 1 atau lebih patah tulang.

Apa Langkah Saya Jika Mengalami Gejala Osteoporosis?

Osteoporosis atau tulang keropos merupakan penyakit yang serius. Namun, masih bisa dicegah perburukannya.

Jika Anda mengalami satu atau lebih faktor risiko yang tercantum di atas, segera hubungi dokter Anda.

Dokter sebagai ahli kesehatan akan merekomendasikan tes kepadatan massa tulang dan mendiskusikan langkah-langkah tepat untuk mencegah dan mengobati tulang keropos sesuai dengan kondisi Anda.

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Osteoporosis?

  1. Menjaga Pola makan dan nutrisi

Kebanyakan wanita perlu meningkatkan asupan kalsium dan vitamin D. Tulang mengandung banyak kalsium, jadi Anda butuh asupan nutrisi yang mengandung kalsium, vitamin D dan mineral.

Selain dari makanan, Anda juga bisa mendapatkan vitamin D dari suplemen dan sinar matahari. Vitamin D dari sinar matahari dapat membantu tubuh menyerap kalsium.

Maka itu, para ahli menyarankan agar rutin berjemur pada jam 6-7 pagi selama 30 menit.

Selain itu, agar tetap sehat, tulang juga membutuhkan jumlah protein, vitamin K, vitamin C, magnesium, dan seng yang cukup.

  1. Pola hidup aktif

Aktivitas fisik memperkuat tulang serta jaringan otot yang mendukungnya.

Ini juga meningkatkan keseimbangan tubuh dan mengurangi risiko Anda gampang terjatuh.

Para ahli merekomendasikan jenis olahraga seperti berjalan, menari, sepeda statis, berlari, berenang, latihan kekuatan otot dengan beban, latihan keseimbangan, dll.

Atau bisa juga melakukan latihan sederhana seperti naik-turun tangga. Cukup 3-5 kali per minggu selama 20-60 menit.

Hindari olahraga yang berisiko bagi penderita tulang keropos seperti olahraga yang membebani atau memberikan benturan pada tulang belakang, gerakan melengkung atau membungkukkan badan ke depan, menggerakkan tungkai ke arah samping, atau menyilang badan.

  1. Menjauhi rokok dan membatasi kafein

Asap rokok dapat merusak tulang dan menurunkan kadar hormon estrogen dalam tubuh.

Sedangkan, terlalu banyak minum kafein dapat menghilangkan jaringan tulang yang memicu tulang keropos.

 

 

 

 

Referensi:

  • http://w-hospital.in/elderly-women-osteoporosis/ (gambar cover)
  • https://www.bones.nih.gov/
  • https://www.iofbonehealth.org/
  • https://www.mayoclinic.org?
  • https://www.nhs.uk/conditions/osteoporosis/

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561