Performing Arts Injuries. Bagian III: Cedera pada Gitaris

Rabu, 10 Agustus 2016
Flex Free
Rabu, 10 Agustus 2016
Flex Free

Banyak musisi atau pemain musik yang tidak menyadari bahwa aktivitas mereka dalam bermusik dapat menimbulkan cedera.

Bahkan banyak di antaranya yang tidak mempercayai kemungkinan mereka menderita cedera tersebut sampai akhirnya timbul keluhan yang menganggu performa dan mengancam karir bermusik mereka.

Ada banyak cerita mengenai musisi yang karirnya terancam atau berakhir karena kondisi seperti sindrom carpal tunnel, tendonitis, sindrom thoracic outlet dan kondisi lainnya.

Sedikit yang para musisi ketahui, tentang cedera ini di sekolah-sekolah, perguruan tinggi atau konservatorium.

Umumnya cedera yang terjadi pada para musisi adalah cedera repetitif (Repetitive Strain Injury),

Yaitu cedera yang terjadi akibat gerakan berulang yang dilakukan oleh satu atau beberapa bagian tubuh untuk jangka waktu yang lama yang kadang disertai adanya posisi atau postur tubuh yang salah.

Repetitive Strain Injuries 

Repetititve strain injuries adalah sindrom yang sering menimpa musisi akibat berlatih terlalu lama, efeknya berbeda-beda bergantung pada alat musik yang dimainkan dan anggota tubuh yang aktif dalam bermain.

Banyak istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi cedera seperti ini, yaitu:

  • Repetitive Motion Injury (cedera gerakan berulang),
  • Repetitive Strain Injury (cedera regangan berulang), Repetitive Stress Injury (cedera stress berulang),
  • Repetitive Trauma Disorders (gangguan trauma berulang)

yang semua merujuk pada gangguan atau kelainan sistem Muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorders)

Berikut ini beberapa kesalahan yang sering dilakukan tanpa disadari oleh pemain gitar dalam bermain gitar, yang dapat memicu timbulnya cedera repetitif (repetititve strain injuriy), antara lain:

1. Belajar dengan Tempo

Jika kita latihan tanpa tempo, otot-otot tangan akan lebih leluasa dan terbiasa mengenal bentuk-bentuk teknik tanpa kita sadari.

Saat kita berlatih dengan tempo terlebih tempo yang cepat, otot lengan dan tangan akan menegang saat kita mengejar tempo.

2. Bermain dengan tempo terlalu cepat tanpa pemanasan

Saat terjadi perubahan kecepatan maka akan terjadi ketegangan otot, ditambah dengan kurang atau tanpa pemanasan otot, otot akan terasa kaku dan jika dipaksakan terus maka akan menimbulkan kerusakan.

3. Tidak memperhatikan posisi tubuh

Sebagian besar orang belajar bermain gitar banyak berpikir dan takut salah selama latihan sehingga tidak memperhatikan adanya ketegangan otot-otot selama berlatih. Biasanya mereka mencari posisi tubuh yang nyaman untuk mereka.

Posisi tubuh yang dirasa nyaman saat itu belum tentu posisi tubuh yang baik.

Bagian tubuh yang perlu diperhatikan saat bermain gitar antara lain

  • bahu,
  • lengan
  • telapak tangan,

meski leher dan tulang belakang juga perlu mendapatkan perhatian khusus, mengingat saat berlatih, punggung dan kepala cenderung membungkuk dan menunduk untuk memperhatikan jari dan senar.

4. Tidak mengetahui kalau tubuh juga harus belajar

Dalam menguasai sebuah teknik biarkan tubuh kita memilih caranya tersendiri dan beradaptasi dengan baik.

Jika kita mampu menyinkronkan teknik dengan kehidupan sehari-hari maka kita akan mampu menjadi gitaris yang hebat.

Namun perlu diingat, alarm tubuh ketika mereka lelah.

Ketika mulai terjadi nyeri akibat ketegangan otot yang meningkat, istirahatkan segera beberapa saat.

5. Bertarung dengan senar gitar bukan menggunakannya

Kebanyakan para pemain gitar terburu-buru mengganti senar gitarnya untuk kenyamanan.

Padahal setiap senar memiliki kelebihan sendiri-sendiri, dan butuh waktu beradaptasi dalam memainkannya.

Dan kita harus mengingat gitar yang kita mainkan bukan kita yang dipermainkan.

Beberapa kesalahan tersebut dapat memicu terjadinya cedera repetitif (Repetitive Strain Injury) yang bentuknya berbeda-beda untuk setiap pemain.

Beberapa bentuk kelainan akibat cedera repetitif (Repetitive Strain Injury) adalah:

Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh penekanan syaraf yang terjadi dibagian pergelangan tangan.

Sindrom menimbulkan rasa sakit dan melemahnya otot-otot pada bagian pergelangan tangan.

Cubital Tunnel Syndrome

Gangguan yang disebabkan oleh tekanan pada syaraf siku.

Cedera ini biasanya terjadi pada gitaris karena membengkokkan siku terlalu lama.

Rotator Cuff Tendonitis

Tendonitis, adalah cedera pada otot tendon di bagian bahu, ini mungkin terjadi karena menggantungkan gitar di bahu terlalu lama.

Bursitis

Bursa adalah kantong lendir pada persendian yang memudahkan persendian bergerak, apabila kantong lendir ini cedera maka cairan akan mengisi kantong ini, gejala ini disebut bursitis.

Telinga Berdenging

Terutama dirasakan oleh gitaris musik rock karena suara amplifier yang terlalu besar dapat menyebabkan kerusakan pada telinga.

Gejala Cedera Repetitif yang Harus Diwaspadai

Jika Anda mulai mengalami salah satu dari gejala-gejala berikut, hubungi dokter atau profesional medis lainnya.

  1.  Kesemutan, mati rasa atau sensasi terbakar yang parah
  2.  Kesulitan menggenggam benda
  3. Tangan lemah
  4. Nyeri selama atau setelah bermain atau berlatih
  5. Meningkatnya rasa canggung saat menggunakan tangan Anda
  6. Nyeri leher yang sepertinya menjalar ke lengan
  7. Nyeri lengan dan otot lengan bawah secara terus-menerus
  8. Nyeri pada bahu, siku, pergelangan tangan atau jari saat digerakkan
  9. Perasaan depresi karena rasa sakit atau potensi kehilangan peluang karir bermusik
  10. 1Nyeri saat mengangkat instrumen genggam
  11. Nyeri pada saat membawa instrumen saat di atas panggung
  12. Jari terasa dingin saat bermain (lebih dari biasanya)
  13. Tangan membiru atau memerah tak menentu
  14. Keterbatasan gerak (kekakuan) leher atau lengan

Pencegahan Cedera Repetitif

Area tubuh yang paling sering merasakan sakit akibat cedera repetitif (cedera gerakan berulang) pada pemain gitar adalah bahu, punggung, leher, lengan, dan pergelangan tangan.

Postur tubuh yang tidak benar dapat menciptakan ketegangan yang tidak perlu dalam sistem otot dan tulang dan berkontribusi untuk menimbulkan cedera repetitif (cedera gerakan berulang) pada jaringan lunak otot, ligamen dan tendon.

Cedera repetitif (cedera gerakan berulang) ini bisa terjadi dalam waktu singkat selama sesi latihan tunggal atau dapat terakumulasi dari banyak sesi.

Cedera kumulatif dari mekanika tubuh yang buruk dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome, tendonitis, bursitis, atau cedera lainnya.

Beberapa hal berikut merupakan langkah antisipasi yang dapat digunakan sebaga salah satu teknik pencegahan cedera repetitif (cedera gerakan berulang) pada pemain gitar, yaitu:

1.   Postur tubuh yang tidak tepat

Langkah Pencegahan:

Mempertahankan posisi dan postur yang baik untuk bahu, punggung, lengan, siku, dan pergelangan tangan.

  • Bahu

Jatuhkan bahu Anda dalam posisi alami yang santai.

Pastikan untuk tidak mengangkat bahu Anda saat bermain.

Gunakan strap gitar yang lebar dan nyaman yang memungkinkan penempatan ketinggian ideal untuk gitar Anda sehingga Anda tidak membungkuk sampai bahu Anda untuk mencapai gitar Anda. 

Jika Anda membungkuk ketika Anda bermain, Anda akhirnya akan mengalami sakit leher dan atau sakit punggung. Pastikan untuk menjaga punggung lurus sambil bermain.

Jika Anda bermain duduk, pastikan Anda memiliki kursi yang nyaman yang dapat menyokong  sikap yang baik dan menggunakan footstool.

  • Lengan

Saat bermain gitar, siku akan dinaikkan hampir horisontal.

Hal ini menciptakan banyak ketegangan, dan dapat menyebabkan sakit pada lengan bawah atau siku.

Siku Anda harus dekat dengan tubuh Anda, namun tidak menempel.

  • Pergelangan tangan

Pergelangan tangan adalah wilayah yang sangat umum mengalami sakit akibat cedera repetitif (cedera gerakan berulang) pada gitaris.

Hal ini disebabkan tegangan yang statis dan berlebihan pada tekukan pergelangan tangan. Naikkan ketinggian gitar Anda untuk mengurangi tekukan, jika perlu.

Jaga ibu jari Anda di belakang bagian tengah leher atau lebih rendah. 

Prinsip mekanika tubuh yang baik, posisi santai, postur yang baik, kursi yang tepat, strap yang nyaman, dan sebagainya, disebut "ergonomis."

Ergonomi yang baik akan mencegah cedera yang berhubungan dengan posisi buruk dan mengurangi cedera pada tubuh Anda.

2.  Kebiasaan menekan/memetik senar terlalu keras 

Langkah Pencegahan:

Banyak pemain menekan senar gitar terlalu keras, dan hal ini menciptakan banyak ketegangan berlebihan.

Setelah terjadi penebalan awal pada ujung jari Anda, Anda akan mengalami rasa sakit atau nyeri saat Anda bermain.

Hal ini terutama berlaku untuk pemain gitar listrik, Anda tidak harus menekan keras senar untuk mendapatkan nada yang baik.

Secara statis, ketegangan yang tidak perlu dapat mengakibatkan cedera. Biasakan untuk mengistirahatkan jari-jari yang tidak digunakan untuk menekan senar.

Selain itu, pastikan posisi gitar Anda benar dan tidak terlalu tinggi.

3.   Tidak melakukan pemanasan dengan benar, atau tidak melakukan pemanasan sama sekali

 Langkah Pencegahan:

Kegagalan melakukan pemanasan akan membuat Anda lebih rentan terhadap cedera.

Sebagai pemain gitar, Anda harus seperti atlet, melakukan latihan pada otot Anda untuk melakukan gerakan spesifik dan kompleks.

Dan, seperti atlet, anda harus melaksanakan pemanasan untuk mengurangi kemungkinan cedera.

Otot yang belum panas lebih rentan terhadap berkembangnya cedera.

Lakukan pemanasan sebelum Anda bermain atau berlatih.

Jika Anda tidak melihat perbedaan dalam fleksibilitas dan presisi anda dalam bermain, maka Anda tidak melakukannya dengan benar.

4.  Bermain atau berlatih untuk jangka waktu yang panjang tanpa istirahat yang cukup.

Langkah Pencegahan:

Ini adalah cara umum yang dapat menyebabkan cedera.

Banyak pemain gitar akan bermain selama berjam-jam tanpa istirahat, dan perlahan-lahan dari waktu ke waktu mereka akan mulai merasa sakit di pergelangan tangan mereka, lengan, atau di tempat lain.

Jika Anda bermain 45 menit, Anda harus mengambil minimal istirahat 10 menit untuk memberikan tubuh Anda istirahat.

Jangan membuat perubahan radikal pada rutinitas Anda, misalnya Anda biasa berlatih 1 jam sehari, kemudian hari selanjutnya menjadi 7 jam non stop.

Hal ini dapat menyebabkan cedera berat.

Jangan tiba-tiba meningkatkan frekuensi atau intensitas bermain atau berlatih Anda.

5.   Anda telah mengalami cedera sebelumnya, dan latihan musik memperburuk cedera ini

 Langkah Pencegahan:

Prinsipnya adalah jangan pernah bermain saat merasa sakit.

Jika Anda merasa sakit ketika sedang bermain gitar, segera berhenti dan beristirahat.

Pada awalnya, rasa sakit dari cedera mungkin tidak terlalu dirasakan, dan Anda mungkin berpikir bahwa itu bukan masalah besar. Jangan abaikan cedera atau Anda akan menyesal.

Dengan bermain saat merasa sakit, Anda mengambil risiko besar untuk mengalami cedera, dan dapat menjadi jauh lebih buruk untuk jangka panjang.

Anda mungkin baru menyadari rasa sakit ini saat sakitnya sudah semakin berat hingga akhirnya terlambat untuk melakukan tindakan pencegahan yang efektif.

6.   Anda tidak cukup tidur

Langkah Pencegahan:

Tidur adalah penyembuh yang sangat baik. Cedera dapat terjadi ketika tubuh yang seharusnya istirahat dan mencurahkan energi untuk memperbaiki kondisi tubuh tidak digunakan semestinya.

Kurang tidur juga mengambil waktu penyembuhan tubuh. Kurang tidur yang berkelanjutan meningkatkan kemungkinan terkena cedera yang akan memakan waktu lebih lama untuk menyembuhkan.

Teknik Pencegahan untuk Menghindari Cedera repetitif Secara Umum

Berikut ini adalah daftar 10 tips untuk membantu Anda menghindari cedera repetitif (cedera gerakan berulang)

  1. Dengarkan tubuh Anda.

Jika Anda merasa sakit selama atau setelah bermain, tubuh Anda perlu beristirahat total agar cepat sembuh.

  1. Beristirahatlah di tengah sesi latihan.

Istirahat selama 5–10 menit di setiap 45 menit latihan sangat membantu untuk mengistirahatkan otot-otot yang lelah.

Lakukan peregangan selama ini dan minum air yang banyak.

  1. Hindari peningkatan waktu latihan secara mendadak.

Ini hanya akan menambah ketegangan pada tubuh Anda.

  1. Hati-hati ketika berganti instrumen.

Berganti-ganti instrumen yang berbeda membutuhkan banyak kekuatan dari jari untuk menghasilkan nada dan dapat menyebabkan cedera.

  1. Kenali lingkungan bermain Anda.

Suhu dingin meningkatkan risiko cedera repetitif, karena dapat terjadi penurunan aliran darah ekstrim.

  1. Siapkan tubuh Anda sebelum bermain.

Sama seperti seorang atlet, musisi juga perlu melakukan gerakan pemanasan untuk peregangan tubuh.

  1. Perhatikan postur tubuh Anda! Ini merupakan masalah penting.

Perhatikan baik-baik postur tubuh Anda saat bermain instrumen 

Apakah Anda membungkuk, menundukkan kepala atau mengangkat bahu Anda?

Cobalah minta seseorang merekam video diri Anda saat sedang bermain alat musik agar Anda bisa benar-benar melihat apa yang Anda lakukan

  1. Menjadi satu dengan musik.

Jika Anda membiarkan tubuh Anda bergerak dengan musik, tubuh Anda akan terbebas dari kekakuan.

Anda akan melihat otot-otot Anda lebih santai yang berarti rasa sakit Anda akan berkurang.

  1. Minumlah banyak air.

Otot-otot Anda terdiri dari 75% air.

Minumlah sekitar 8 gelas air per hari.

Ini akan mengurangi risiko cedera.

  1. Makan makanan yang sehat.

Kimiawi tubuh dan kesehatan Anda secara keseluruhan tergantung pada makanan yang Anda konsumsi.

Jangan mengandalkan makanan cepat saji untuk mencapai kinerja yang optimal.


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561