Nyeri tengkuk merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal yang sering dijumpai pada populasi dewasa muda, terutama akibat perubahan gaya hidup yang melibatkan penggunaan perangkat elektronik dalam durasi yang berkepanjangan.
Berbagai faktor biomekanik, degeneratif, dan neuromuskular berkontribusi terhadap manifestasi nyeri tengkuk, yang dapat berdampak pada disabilitas fungsional jika tidak ditangani secara adekuat.
Artikel ini membahas empat etiologi utama nyeri tengkuk, yakni Text Neck Syndrome, Ossification of Posterior Longitudinal Ligament (OPLL), Facet Joint Syndrome, dan Myofascial Pain Syndrome, serta strategi rehabilitatif berbasis modalitas fisik, intervensi invasif minimal, dan latihan terapeutik.
Text Neck Syndrome merupakan kondisi akibat postur kepala yang terlalu fleksor dalam jangka waktu lama, sering kali diakibatkan oleh penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel dan tablet. Akumulasi stres mekanis pada struktur servikal menjadi predisposisi utama terhadap keluhan ini.
Tekanan aksial yang meningkat pada tulang belakang servikal seiring bertambahnya sudut fleksor menyebabkan peningkatan beban biomekanik pada vertebra, diskus intervertebralis, dan jaringan lunak di sekitarnya. Overaktivitas otot-otot ekstensor servikal sebagai mekanisme kompensasi berujung pada spasme otot kronis dan ketidakseimbangan muskular.
Gejala Klinis:
OPLL merupakan kondisi degeneratif yang ditandai dengan kalsifikasi progresif pada ligamentum longitudinal posterior, yang sering ditemukan pada individu dengan predisposisi genetik dan faktor metabolik tertentu.
Proses ossifikasi menyebabkan penyempitan kanal spinal yang mengarah pada kompresi sumsum tulang belakang dan struktur saraf di sekitarnya. Akibatnya, terjadi gangguan konduksi saraf yang dapat memicu nyeri kronis dan defisit neurologis progresif.
Gejala Klinis:
Facet Joint Syndrome disebabkan oleh degenerasi atau peradangan pada sendi faset servikal, yang merupakan sendi sinovial yang berperan dalam stabilitas dan mobilitas vertebra servikal.
Degenerasi kartilago sendi faset mengarah pada inflamasi sinovial dan iritasi pada reseptor nosiseptif, yang memicu respons nyeri dan keterbatasan mobilitas.
Gejala Klinis:
Myofascial Pain Syndrome (MPS) merupakan kondisi muskuloskeletal yang ditandai oleh kehadiran titik pemicu myofascial yang menyebabkan nyeri regional berulang.
Disfungsi neuromuskular akibat aktivasi titik pemicu myofascial menghasilkan pola kontraksi otot yang persisten, yang berkontribusi terhadap penurunan suplai darah lokal dan peningkatan sensitisasi perifer.
Gejala Klinis:
Nyeri tengkuk pada dewasa muda sering kali disebabkan oleh faktor biomekanik, degeneratif, dan gangguan neuromuskular yang kompleks. Pendekatan rehabilitatif berbasis modalitas fisik, ESWT, dry needling, masase terapeutik, dan latihan korektif memainkan peran sentral dalam manajemen nyeri tengkuk. Kombinasi intervensi ini harus disertai dengan edukasi pasien mengenai ergonomi dan modifikasi gaya hidup untuk meminimalkan risiko kekambuhan.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561