Nyeri Tengkuk: Patofisiologi dan Pendekatan Rehabilitatif dalam Kedokteran Fisik

Kamis, 06 Februari 2025
dr. Ferdinand Dennis K
Kamis, 06 Februari 2025
dr. Ferdinand Dennis K

Nyeri tengkuk merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal yang sering dijumpai pada populasi dewasa muda, terutama akibat perubahan gaya hidup yang melibatkan penggunaan perangkat elektronik dalam durasi yang berkepanjangan.

Berbagai faktor biomekanik, degeneratif, dan neuromuskular berkontribusi terhadap manifestasi nyeri tengkuk, yang dapat berdampak pada disabilitas fungsional jika tidak ditangani secara adekuat.

Artikel ini membahas empat etiologi utama nyeri tengkuk, yakni Text Neck Syndrome, Ossification of Posterior Longitudinal Ligament (OPLL), Facet Joint Syndrome, dan Myofascial Pain Syndrome, serta strategi rehabilitatif berbasis modalitas fisik, intervensi invasif minimal, dan latihan terapeutik.

Penyebab Utama Nyeri Tengkuk

1. Text Neck Syndrome

Etiologi

Text Neck Syndrome merupakan kondisi akibat postur kepala yang terlalu fleksor dalam jangka waktu lama, sering kali diakibatkan oleh penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel dan tablet. Akumulasi stres mekanis pada struktur servikal menjadi predisposisi utama terhadap keluhan ini.

Patofisiologi

Tekanan aksial yang meningkat pada tulang belakang servikal seiring bertambahnya sudut fleksor menyebabkan peningkatan beban biomekanik pada vertebra, diskus intervertebralis, dan jaringan lunak di sekitarnya. Overaktivitas otot-otot ekstensor servikal sebagai mekanisme kompensasi berujung pada spasme otot kronis dan ketidakseimbangan muskular.

Gejala Klinis:

  • Nyeri tengkuk yang meningkat setelah penggunaan perangkat elektronik
  • Keterbatasan rentang gerak leher
  • Nyeri kepala tegang akibat ketegangan otot leher
  • Nyeri menjalar ke bahu dan skapula

Penatalaksanaan Rehabilitatif

  • Modalitas fisik:
    • Hot pack: Vasodilatasi lokal untuk meningkatkan perfusi dan mengurangi spasme otot.
    • Cold pack: Efek analgesik melalui inhibisi konduksi saraf dan pengurangan inflamasi akut.
    • TENS/IFC: Modulasi persepsi nyeri melalui stimulasi aferen saraf sensorik.
  • Extracorporeal Shockwave Therapy (ESWT):
    • Induksi neovaskularisasi dan peningkatan metabolisme jaringan lunak.
  • Dry needling:
    • Inaktivasi titik pemicu myofascial melalui stimulasi jarum filiform.
  • Masase terapeutik:
    • Reduksi spasme otot dan peningkatan fleksibilitas jaringan lunak.
  • Latihan koreksi postural:
    • Penguatan otot postural dan edukasi ergonomis.

2. Ossification of Posterior Longitudinal Ligament (OPLL)

Etiologi

OPLL merupakan kondisi degeneratif yang ditandai dengan kalsifikasi progresif pada ligamentum longitudinal posterior, yang sering ditemukan pada individu dengan predisposisi genetik dan faktor metabolik tertentu.

Patofisiologi

Proses ossifikasi menyebabkan penyempitan kanal spinal yang mengarah pada kompresi sumsum tulang belakang dan struktur saraf di sekitarnya. Akibatnya, terjadi gangguan konduksi saraf yang dapat memicu nyeri kronis dan defisit neurologis progresif.

Gejala Klinis:

  • Nyeri tengkuk kronis
  • Defisit sensorimotor pada ekstremitas atas
  • Hiporefleksia atau hiperrefleksia tergantung derajat kompresi spinal
  • Gangguan keseimbangan akibat mielopati servikal

Penatalaksanaan Rehabilitatif

  • Modalitas fisik:
    • Kombinasi panas dan elektroterapi untuk merelaksasi otot dan memperbaiki mobilitas servikal.
    • Cryotherapy untuk mengontrol inflamasi jaringan lunak di sekitarnya.
  • ESWT:
    • Mengurangi ketegangan muskular akibat adaptasi biomekanik.
  • Dry needling:
    • Mengatasi spasme sekunder akibat kompensasi postural.
  • Masase terapeutik:
    • Meningkatkan mobilitas jaringan lunak dan mengurangi ketegangan otot paravertebral.
  • Latihan mobilisasi:
    • Meningkatkan stabilitas servikal dan mencegah atrofi otot akibat disfungsi neurologis.

3. Facet Joint Syndrome

Etiologi

Facet Joint Syndrome disebabkan oleh degenerasi atau peradangan pada sendi faset servikal, yang merupakan sendi sinovial yang berperan dalam stabilitas dan mobilitas vertebra servikal.

Patofisiologi

Degenerasi kartilago sendi faset mengarah pada inflamasi sinovial dan iritasi pada reseptor nosiseptif, yang memicu respons nyeri dan keterbatasan mobilitas.

Gejala Klinis:

  • Nyeri tengkuk yang meningkat saat ekstensi dan rotasi leher
  • Keterbatasan rentang gerak akibat disfungsi sendi faset
  • Nyeri menjalar ke bahu tanpa radikulopati

Penatalaksanaan Rehabilitatif

  • Modalitas fisik:
    • Panas dan elektroterapi untuk mengurangi nyeri dan spasme otot sekunder.
  • ESWT:
    • Stimulasi regenerasi jaringan dan perbaikan fungsi sendi faset.
  • Dry needling:
    • Melepaskan ketegangan otot yang mengalami hipertonus akibat disfungsi faset.
  • Masase terapeutik:
    • Memperbaiki fleksibilitas jaringan lunak sekitar sendi faset.
  • Latihan stabilisasi servikal:
    • Penguatan otot stabilisator untuk mengurangi beban mekanis pada sendi faset.

4. Myofascial Pain Syndrome

Etiologi

Myofascial Pain Syndrome (MPS) merupakan kondisi muskuloskeletal yang ditandai oleh kehadiran titik pemicu myofascial yang menyebabkan nyeri regional berulang.

Patofisiologi

Disfungsi neuromuskular akibat aktivasi titik pemicu myofascial menghasilkan pola kontraksi otot yang persisten, yang berkontribusi terhadap penurunan suplai darah lokal dan peningkatan sensitisasi perifer.

Gejala Klinis:

  • Nyeri tengkuk dengan titik pemicu yang nyeri saat palpasi
  • Keterbatasan gerak akibat hipertonisitas otot
  • Nyeri menjalar ke kepala, bahu, atau punggung atas

Penatalaksanaan Rehabilitatif

  • Modalitas fisik:
    • Panas untuk meningkatkan elastisitas jaringan lunak dan TENS untuk modulasi nyeri.
  • ESWT:
    • Inhibisi aktivitas titik pemicu dan stimulasi regenerasi jaringan otot.
  • Dry needling:
    • Inaktivasi titik pemicu melalui mekanisme refleks neuromuskular.
  • Masase terapeutik:
    • Peningkatan suplai oksigen ke jaringan dan pelepasan adhesi fascial.
  • Latihan peregangan dan relaksasi otot:
    • Meningkatkan fleksibilitas dan mencegah reaktivasi titik pemicu.

Nyeri tengkuk pada dewasa muda sering kali disebabkan oleh faktor biomekanik, degeneratif, dan gangguan neuromuskular yang kompleks. Pendekatan rehabilitatif berbasis modalitas fisik, ESWT, dry needling, masase terapeutik, dan latihan korektif memainkan peran sentral dalam manajemen nyeri tengkuk. Kombinasi intervensi ini harus disertai dengan edukasi pasien mengenai ergonomi dan modifikasi gaya hidup untuk meminimalkan risiko kekambuhan.


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561
WhatsApp ×

Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi kami melalui