Tennis elbow atau epikondilitis lateral adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri di bagian luar siku akibat peradangan atau kerusakan kecil pada tendon otot-otot lengan bawah. Walaupun namanya mengandung kata “tennis”, kondisi ini tidak hanya dialami oleh atlet, tetapi juga oleh pekerja kantoran, ibu rumah tangga, maupun siapa saja yang melakukan gerakan pergelangan tangan berulang. Secara epidemiologi, diperkirakan sekitar 1–3% populasi akan mengalami tennis elbow, terutama pada usia 30–60 tahun (Coombes, Brooke; The Lancet; 2022).
Sumber gambar: propelphysiotherapy.com
Jenis terapi tennis elbow sangat bervariasi. Sebagian besar pasien pulih dengan terapi konservatif seperti istirahat, kompres es, obat pereda nyeri, fisioterapi, dan penggunaan brace. Terapi latihan eksentrik juga menjadi standar karena dapat memperkuat tendon yang lemah. Pada kasus yang lebih berat, injeksi kortikosteroid atau platelet-rich plasma (PRP) digunakan untuk mempercepat pemulihan, meskipun hasilnya berbeda-beda.
Terapi operatif biasanya menjadi pilihan terakhir bila gejala tidak membaik setelah berbulan-bulan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terapi shockwave atau Extracorporeal Shockwave Therapy (ESWT) mulai banyak digunakan karena bersifat non-invasif dan menunjukkan hasil menjanjikan (Zhang, Wei; Journal of Orthopaedic Research; 2024).
Terapi shockwave adalah metode non-bedah yang menggunakan gelombang akustik bertekanan tinggi untuk menstimulasi jaringan yang mengalami kerusakan. Gelombang kejut ini bisa berbentuk fokus maupun radial, yang diarahkan ke tendon yang bermasalah. Mekanisme kerjanya melibatkan proses mekanotransduksi, yaitu perubahan rangsangan mekanis menjadi sinyal biologis pada sel tendon.
Saat tendon menerima gelombang kejut, akan terbentuk mikrotrauma yang memicu proses penyembuhan alami tubuh. Hal ini meningkatkan aliran darah, merangsang pembentukan pembuluh darah baru, serta memperbaiki susunan kolagen pada tendon yang rusak. Selain itu, terapi ini juga membantu menekan sinyal nyeri melalui modulasi sistem saraf perifer sehingga pasien merasakan penurunan nyeri secara signifikan (Notarnicola, Angelo; Muscles, Ligaments and Tendons Journal; 2023).
Efek gabungan inilah yang membuat terapi ini menjadi pilihan menarik, terutama pada kasus tennis elbow kronis yang sulit sembuh dengan metode konvensional.
Sejumlah penelitian terbaru mendukung efektivitas terapi shockwave dalam menangani tennis elbow. Meta-analisis oleh Zhang, Wei (Journal of Orthopaedic Research; 2024) menunjukkan bahwa ESWT mampu memberikan pengurangan nyeri yang lebih baik dalam jangka menengah hingga panjang dibandingkan dengan injeksi kortikosteroid. Memang, pada fase awal (1 bulan), kortikosteroid lebih unggul, tetapi setelah 3–6 bulan, pasien yang mendapatkan terapi shockwave menunjukkan fungsi yang lebih baik dan kekuatan genggaman yang meningkat.
Penelitian lain oleh Scaturro, Daniele (Clinical Rehabilitation; 2025) melaporkan bahwa kombinasi antara fisioterapi latihan dengan lima sesi ESWT secara signifikan meningkatkan skor fungsional siku serta menurunkan intensitas nyeri pada pasien tennis elbow kronis. Bahkan, penambahan nutraceutical seperti kolagen dan asam hialuronat bersama ESWT memberikan hasil yang lebih optimal.
Selain itu, ulasan sistematis oleh Bisset, Leanne (British Journal of Sports Medicine; 2023) menyimpulkan bahwa terapi shockwave menjadi salah satu modalitas non-invasif yang aman, dengan efek samping minimal seperti kemerahan lokal atau rasa nyeri sementara setelah prosedur. Efek samping ini biasanya menghilang dalam 1–2 hari dan jarang membutuhkan intervensi tambahan.
Dengan demikian, bukti ilmiah terbaru menunjukkan bahwa terapi shockwave efektif mempercepat pemulihan tendon dan mengurangi nyeri pada pasien tennis elbow yang sebelumnya tidak merespons terapi konservatif.
Pasien disarankan menemui Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.K.F.R.) ketika gejala tennis elbow tidak kunjung membaik setelah enam bulan menjalani terapi konservatif. Pada tahap ini, dokter akan mengevaluasi apakah pasien cocok untuk menjalani terapi shockwave. Prosedur ini biasanya dilakukan dalam beberapa sesi, dengan interval mingguan, dan tiap sesi hanya berlangsung 15–20 menit.
Selain untuk tennis elbow, Sp.K.F.R. juga dapat menggunakan terapi ini untuk berbagai kondisi muskuloskeletal lainnya, antara lain:
Semua kondisi ini memiliki mekanisme serupa, yaitu kerusakan atau peradangan tendon kronis yang sulit sembuh tanpa stimulasi tambahan. Terapi shockwave membantu mempercepat proses penyembuhan alami sehingga pasien dapat kembali beraktivitas lebih cepat (Gerdesmeyer, Ludger; American Journal of Sports Medicine; 2023).
Tennis elbow merupakan kondisi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pekerjaan yang membutuhkan kekuatan genggaman tangan. Terapi konservatif memang menjadi pilihan awal, tetapi pada kasus yang sulit sembuh, terapi shockwave atau ESWT terbukti menjadi solusi non-invasif yang efektif. Dengan mekanisme biologis yang merangsang penyembuhan tendon dan bukti ilmiah terbaru yang mendukung efektivitasnya, terapi ini semakin banyak digunakan oleh Sp.K.F.R. untuk menangani kasus-kasus kronis.
Jika Anda mengalami nyeri siku yang tak kunjung sembuh meskipun sudah menjalani berbagai terapi, konsultasikan dengan dokter spesialis rehabilitasi medik untuk menilai apakah terapi shockwave dapat menjadi pilihan yang tepat.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561