7 Penyebab Nyeri Tungkai Bawah

Selasa, 05 September 2017
Flex Free
Selasa, 05 September 2017
Flex Free

Sumber gambar: totalhealth.co.uk

Tungkai bawah mencakup semua bagian di antara lutut dan pergelangan kaki, dan merupakan tempat utama nyeri bagi pelari.

Anatomi

Sumber gambar: physioadvisor.com.au

Tibia merupakan tulang terbesar dari tungkai bawah; fibula adalah tulang tipis di sepanjang aspek luar dari tungkai bawah.

Terdapat empat ruang di tungkai bawah, masing-masing terdiri dari beberapa otot dan saraf, pembuluh darah arteri dan vena. Setiap ruang tersebut dikelilingi jaringan yang disebut dengan fasia.

Otot-otot di dalam ruang tersebut mengendalikan gerak kaki dan pergelangan kaki. Berbagai otot paha melekat ke bagian atas tibia dan fibula.

Membedakan penyebab spesifik dari nyeri tungkai bawah dapat sulit dilakukan karena gejala yang tumpang tindih.

Penyebab Nyeri Tungkai Bawah

Nyeri pada tungkai bawah dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

1. Shin Splints

Nyeri pada shin splints dirasakan di sepanjang sisi dalam tibia.

Nyeri muncul ketika berlari dan hilang setelahnya. Bagian sisi dalam tibia akan terasa nyeri ketika di sentuh. Dapat terjadi pembengkakan ringan di tungkai bawah.

Nyeri terjadi akibat robekan mikroskopis otot. Faktor predisposisi mencakup pronasi berlebihan dan berlari di permukaan yang keras. Shin splints lebih sering terjadi pada pelari pemula.

Penanganannya mencakup mengompres dengan air dingin setelah berolahraga, penggunaan alas kaki yang tepat, atau mungkin penopang lengkung kaki, dan mengganti kebiasaan berlari ke permukaan yang tidak keras.

Memperbaiki fleksibilitas otot betis dan kekuatan otot bagian depan dan samping tungkai bawah sangat penting dalam penanganan dan pencegahan shin splints.

2. Fraktur Stres

Sumber gambar: jointessential.com

Fraktur stress adalah cedera tulang akibat mikrotrauma berulang.

Tulang merespons stress (tekanan) dengan menjadi lebih kuat; stress menyebablan resorpsi tulang, yang kemudian diikuti dengan pembentukan tulang, selama stress tidak berlebihan.

Pada stress yang berlebihan, resorpsi lebih besar dibandingkan dengan fase pembentukan, yang menyebabkan trauma mikroskopik dan mikrofraktur. Mikrofraktur berulang menyebabkan fraktur stress.

Gambaran khas dari fraktur stress adalah nyeri tulang ketika terjadi benturan.

Pada awalnya nyeri berkembang ketika berlari, tetapi juga dapat hilang ketika berlari.

Seiring waktu nyeri terus dirasakan dan dapat muncul bahkan ketika berjalan.

Pembengkakan ringan dapat muncul di tungkai bawah. Benturan yang terus menerus pada fraktur stress dapat menyebabkan fraktur komplit.

Pada pemeriksaan klinis, ditemukan area tulang yang nyeri.

Terdapat nyeri atau bahkan ketdakmampuan untuk melompat dengan saku kaki.

Pemeriksaan rontgen dapat terlihat normal hingga 2 minggu. MRI dan tiga fase scan tulang dapat mendeteksi fraktur.

Penanganan dimulai dengan memberhentikan aktivitas benturan. B

ila nyeri dirasakan ketika berjalan, sepatu boot, gips atau tongkat bantu berjalan mungkin diperlukan. Olahraga cross training tanpa benturan dapat dilakukan.

3. Compartment Syndrome

Sumber gambar: www.mayoclinic.org

Ketika berolahraga, otot membengkak, volumenya meningkat hingga 20%.

Bila fasia yang mengelilingi satu atau lebih compartment (ruang) terlalu kencang, fasia akan menjadi bebat (mengikat otot), yang menghambat aliran darah dan menyebabkan tekanan pada saraf.

Hal ini menyebabkan nyeri dan rasa baal (kebas) pada tungkai bawah dan kaki. Otot dapat tidak berfungsi dengan normal. Penanganan compartment syndrome adalah dengan pembedahan.

4. Tendinitis

Masalah ini adalah yang paling sering pada tungkai bawah. Tendon adalah bagian dari otot yang melekat pada tulang.

Peradangan pada tendon menyebabkan nyeri ketika otot teregang atau berkontraksi. Tendon dapat membengkak, kekuatan dan fleksibilitasnya dapat menghilang. Tendon dapat nyeri ketika disentuh.

Achilles tendinitis sering terjadi pada atlet lari.

Penanganan tendinitis termasuk mengompres dengan es selama 15 hingga 20 menit, tiga hingga empat kali sehari, menyesuaikan latihan untuk menurunkan tekanan dan memodifikasi alas kaki bila ada indikasi.

Latihan penguatan bermanfaat untuk menguatkan otot peroneal dan tibialis posterior.

Masalah pada tendon Achilles yang berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan degeneratif, yang disebut dengan tendinosis.

Penanganannya serupa dengan tendinitis. Kasus yang membandel dapat ditangani dengan pemijatan jaringan dalam dan manipulasi (misalnya terapi pelepasan aktif), dan upaya terakhir dengan pembedahan.

Injeksi kortison tidak boleh dilakukan pada tendon Achilles karena berisiko terjadi ruptur dan kelemahan struktur selama 10 hingga 14 hari setelah penyuntikan.

5. Peradangan

Peradangan otot besar di betis (gastrocnemius dan soleus) dapat terjadi akibat cedera tiba-tiba, yang menyebabkan otot robek. Hal ini terutama terjadi pada bagian “perut” dalam dari otot gastrocnemius di persimpangan otot dan tendon.

Ketika hal ini terjadi, Anda mungkin akan merasakan sensasi meletup, dan ketika mendorong kaki (permulaan berlari) akan terasa sangat nyeri. Bisa ditemukan pembengkakan ringan dan memar.

Penanganan mencakup penggunaan boot dan/atau tongkat berjalan. Es/air dingin harus digunakan lebih sering. Setelah nyeri hilang, latihan kekuatan dan fleksibilitas harus dilakukan.

6. Kompresi Arteri Poplitea

Kompresi atau penekanan arteri ini selama olahraga jarang terjadi akan tetapi dapat menjadi sumber nyeri berat. Biasanya terjadi setinggi lutut.

Ketika pembuluh darah tertekan, aliran darah ke tungkai menghilang yang menyebabkan nyeri hebat sampai olahraga dihentikan.

7. Kram Otot  

Sumber gambar: eorthopod.com

Kram otot dapat terjadi ketika kita tidur atau tiba-tiba di siang hari. Kram otot terjadi ketika otot kelelahan atau mengalami dehidrasi.

Minum banyak air putih bila Anda rentan mengalami kram otot.

Peregangan lembut atau pemijatan pada area otot yang menegang dapat membantu mengurangi kram. Lakukan peregangan tungkai dengan benar sebelum Anda berolahraga.

Pengobatan untuk semua penyebab nyeri di atas harus dilakukan dengan hati-hati.

Penggunaan obat antiinflamasi non steroid (misalnya ibuprofen) dalam jangka pendek (5 hingga 7 hari) dapat meredakan nyeri, selama tidak ada kontraindikasi penggunaan (misalnya masalah pencernaan, hati atau ginjal).

Meskipun begitu, obat tersebut harus digunakan dengan hati-hati. Asetaminofen dapat digunakan untuk mengendalikan nyeri bila tidak ada kontraindikasi penggunaannya.

 

 

 

 

Referensi:

  1. www.runnersworld.com/injury-treatment/a-primer-on-lower-leg-pain
  2. www.webmd.com/pain-management/guide/lower-leg-pain-causes-and-treatments#1

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561