Kita sering mendengar istilah syaraf kejepit (atau saraf terjepit), sebenarnya apa itu saraf terjepit?
Syaraf kejepit merupakan kondisi saat saraf mengalami penekanan oleh jaringan sekitarnya, seperti tendon, ligamen, otot, tulang, tulang rawan, atau jaringan lunak abnormal seperti tumor.
Syaraf kejepit terbagi menjadi 2 tipe dilihat dari sisi letak penjepitan, yaitu Herniated Nucleus Pulposus (HNP) dan Nerve Entrapment Syndrome.
HNP adalah kondisi di mana bantalan atau cakram yang berada di antara tulang belakang (soft gel disc atau nucleus pulposus) keluar dari posisi semula atau robek dan menjepit cabang saraf di sekitarnya.
Sedangkan nerve entrapment syndrome adalah kondisi di mana saraf perifer/saraf tepi pada alat gerak tubuh atas atau bawah mengalami penjepitan kronis oleh kelainan ekstrinsik maupun intrinsik saraf.
Kelainan ekstrinsik saraf dapat terjadi pada jaringan sekitarnya seperti masalah sendi, adanya osteofit, ganglion, kista, tumor, dislokasi tulang, trauma repetitif pada otot, tendon, atau ligamen.
Kelainan intrinsik saraf antara lain seperti tumor sel saraf, trauma berulang yang merusak pembungkus saraf dan membuat perubahan struktur saraf.
Herniated Nucleus Pulposus
Salah satu kasus tersering dari Nerve Entrapment Syndrome : Carpal Tunnel Syndrome
Keluhan saraf terjepit akan menimbulkan rasa nyeri atau rasa baal, disertai dengan rasa kesemutan yang menjalar.
Saraf terjepit yang tidak mendapat penanganan adekuat membuat otot yang dipersarafi saraf tersebut mengecil dan berujung pada kelemahan gerak.
Untuk menegakkan diagnosis saraf terjepit akibat HNP atau nerve entrapment syndrome, dokter akan mengevaluasi gejala, melakukan pemeriksaan fisik (kemampuan berjalan, rentang gerak pasif dan aktif, kemampuan refleks, kemampuan sensorik dan motorik), serta pemeriksaan penunjang.
Pada kasus HNP, keluhan ini sering terjadi pada leher yang menjalar ke lengan (HNP leher) atau dari pinggang yang menjalar ke kaki (HNP pinggang).
HNP sering mengenai ruas tulang belakang yang banyak mengalami pergerakan atau mendapat banyak tumpuan berat badan tubuh. Ruas tulang belakang leher yang paling sering terkena HNP adalah pada C6-C7 dan C5-C6 sedangkan ruas tulang belakang pinggang pada L4-L5 dan L5-S1.
Faktor risiko yang meningkatkan munculnya HNP antara lain genetik, merokok, berat badan berlebih (obesitas), pekerjaan yang sering membungkuk dan mengangkat benda berat atau mengoperasikan mesin dengan daya getar, dan cedera.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk HNP antara lain Computed Tomography scan (CT scan) scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menentukan area tulang belakang yang mengalami penjepitan dan derajat beratnya penjepitan serta pemeriksaan Electromyography (EMG) untuk memeriksa kerusakan saraf yang terjadi akibat HNP.
Video Cara Atasi saraf Kejepit
HNP dapat dicegah dengan beberapa cara seperti:
Apabila Anda sudah terdiagnosis dengan HNP, maka 5 gerakan berikut menjadi pantangan syaraf kejepit antara lain:
Ada beberapa gerakan yang tidak boleh dilakukan oleh penderita HNP, diantaranya:
Pada kasus nerve entrapment syndrome menimbulkan gejala lokal sesuai dengan area distribusi saraf.
Nerve entrapment syndrome pada alat gerak atas meliputi saraf suprascapular, axillary, ulnaris, radialis, dan medianus; sedangkan pada alat gerak bawah meliputi saraf sciatica, obturator, saphenous, common peroneal, tibialis, sural, tarsal.
Beberapa keluhan nerve entrapment syndrome yang cukup sering muncul adalah Carpal Tunnel Syndrome, Cubital Tunnel Syndrome, Guyon Canal Syndrome, Tarsal Entrapment.
Faktor risiko terjadinya nerve entrapment syndrome antara lain usia di atas 30 tahun, gerakan repetitif yang dilakukan dalam pekerjaan, olahraga, maupun kegiatan sehari- hari, cedera, kehamilan, penyakit autoimun, penyakit diabetes dan darah tinggi, obesitas, tumor, dan kista.
Gerakan berulang tersebut akan menimbulkan peradangan jaringan sekitar, merubah struktur saraf, dan menurunkan aliran darah menuju saraf.
Pemeriksaan yang dibutuhkan nerve entrapment syndrome antara lain Nerve Conduction Study (NCS), EMG, Ultrasound (USG), dan MRI.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui letak saraf yang terjepit dan jaringan sekitarnya yang menimbulkan penjepitan. Selain itu dibutuhkan EMG untuk mengetahui seberapa jauh kerusakan saraf yang terjadi.
Nerve entrapment syndrome dicegah dengan cara :
Bila Anda didiagnosis mengalami nerve entrapment syndrome dan telah mengetahui saraf apa yang mengalami masalah maka:
Apabila Anda sudah mengalami saraf terjepit, jangan melakukan gerakan atau olahraga yang menjadi pantangan syaraf kejepit.
Segera hubungi dokter untuk mendapat penjelasan dan penanganan lebih lanjut.
Pengobatan saraf terjepit diberikan melalui beberapa tahap disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala yang dialami.
Anda dapat mengkonsultasikan ke dokter rehabilitasi medis terutama rehabilitasi medis subspesialis neuromuskuloskeletal (saraf, otot dan tulang), dokter saraf, atau dokter ortopedi.
(Baca lebih lanjut mengenai pengobatan saraf kejepit dalam artikel: Pengobatan Saraf Kejepit di Flex Free Musculoskeletal Rehabilitation Clinic)
Demikianlah hal-hal yang menjadi pantangan syaraf kejepit dan olah raga yang harus dihindari oleh penderita syaraf kejepit
Referensi :
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561