Ketika mendengar istilah syaraf kejepit, apa yang ada dalam pikiran Anda?
Mungkin keluhan nyeri, kesemutan, kelumpuhan hingga operasi yang terbayangkan.
Sebenarnya apa bahaya saraf kejepit? Bagaimana tanda-tandanya? Bagaimana pengobatan syaraf kejepit?
Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Syaraf kejepit adalah saraf yang tertekan. Jaringan di sekeliling saraf yang menekan dapat menimbulkan gejala nyeri, baal dan kesemutan di berbagai bagian tubuh.
Sebagian besar kasus terjadi di bagian leher (radikulopati servikal), punggung atas (radikulopati torakal) atau punggung bawah (radikulopati lumbal).
Syaraf kejepit juga bisa terjadi di tangan, siku dan pergelangan tangan (sindrom terowongan karpal).
Pada banyak kasus, penyebabnya adalah herniasi (penonjolan) diskus. (Baca lebih lanjut dalam artikel: Hernia Nukelus Pulposus (Syaraf Kejepit)) Diskus yang mengalami herniasi di antara tulang belakang menekan saraf spinal.
Beberapa kondisi lainnya dapat menyebabkan jaringan atau tulang menekan saraf, misalnya:
Gejala bergantung pada lokasi saraf yang kejepit. Tanda dan gejala syaraf kejepit antara lain:
Sindroma Terwongan Karpal
Gejala dapat memburuk ketika berbaring atau sesaat setelah bangun tidur.
Sebagian besar syaraf kejepit bersifat sementara (biasanya selama empat hingga enam minggu) dan dapat ditangani dengan mudah di rumah.
Akan tetapi bila gejala menetap, bertambah buruk, atau menyebabkan nyeri kronis, maka diperlukan penanganan yang lebih serius.
Bahaya saraf kejepit adalah bila terjadi penumpukan cairan dan pembengkakan yang dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen.
Bahaya Saraf Kejepit
Gejala-gejala yang merupakan tanda bahaya saraf kejepit dan memerlukan penanganan medis segera antara lain:
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, misalnya dengan pemeriksaan MRI, computerized axial tomography (CAT) scan, untuk mendapatkan gambaran dari saraf yang lebih jelas.
Pemeriksaan tersebut dapat membantu menentukan terapi yang diperlukan, apakah dengan antinyeri, kortikosteroid, terapi fisik, atau pada kasus yang berat dengan pembedahan.
Ada beberapa cara untuk meredakan nyeri akibat syaraf kejepit yang bisa dilakukan di rumah.
Tidur sangat penting untuk kesembuhan saraf. Pada banyak kasus, mengistirahatkan area yang sakit dan tidur lebih lama dapat membantu saraf yang kejepit untuk pulih.
Syaraf kejepit dapat disebabkan oleh postur yang buruk. Gunakan bantal tambahan, kursi yang disesuaikan dan bantal leher ketika duduk untuk membantu mengurangi tekanan dan memberikan waktu bagi saraf untuk pulih sehingga terhindar dari bahaya saraf kejepit.
Duduk dengan Postur yang Baik untuk Menghindari Bahaya Saraf Kejepit
Sumber gambar: elementalergonomics.wordpress.com
Menggunakan mouse dan keyboard komputer yang ergonomis dapat membantu mengurangi tekanan di tangan dan pergelangan tangan. Mengatur layar komputer setinggi pandangan mata dapat membantu mengurangi nyeri leher.
Obat-obat anti nyeri yang dijual bebas dapat membantu mengurangi pembengkakan dan meredakan nyeri pada kasus syaraf kejepit ringan. Misalnya obat-obat golongan anti-inflamasi non steroid.
Sebaiknya Anda konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai jenis dan dosis obat yang diperlukan karena potensi efek samping yang dapat timbul dapat berbahaya pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
Pijat juga dapat membantu mengurangi nyeri fisik dan stress. Memijat area yang nyeri dapat membantu mengurangi tegangan.
Akan tetapi sebaiknya tidak melakukan pijatan dalam karena tekanan yang berlebihan justru dapat membuat gejala memburuk.
Terapi fisik dikombinasikan dengan olahraga, pijat, dan peregangan ringan dapat membantu meredakan gejala.
Pasien dengan seraf punggung kejepit merasakan nyeri berkurang ketika meninggikan tungkai bawahnya 45°.
Mengompres bergantian dengan kompres dingin dan panas dapat membantu mengurangi pembengkakan dan peradangan pada berbagai kasus. Kombinasi panas dan dingin dapat meningkatkan sirkulasi darah ke area yang sakit, yang dapat membantu meredakan nyeri.
Kompres dingin selama 15 menit, tiga kali sehari untuk membantu mengurangi peradangan. Kompres panas dapat dilakukan untuk waktu yang lebih lama, hingga 1 jam, tiga kali sehari.
Untuk waktu yang lama, menambahkan latihan dengan impact rendah (misalnya berjalan, berenang atau bersepeda) ke dalam latihan sehari-hari dapat membantu mengurangi gejala dan menjaga tubuh tetap sehat.
Mengurangi berat badan juga membantu mengurangi tekanan pada saraf yang dapat mengurangi bahaya saraf kejepit.
Bila Anda memiliki keluhan seperti yang telah dijelaskan dalam artikel di atas, terutama dengan tanda bahaya saraf kejepit, segera konsultasikan dengan dokter agar Anda mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Untuk penanganan masalah syaraf kejepit di klinik Flex Free, Anda dapat membaca lebih lanjut dalam artikel: Pengobatan Saraf Kejepit di Flex Free Musculoskeletal Rehabilitation Clinic.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561