Nyeri Otot, Tulang dan Sendi Akibat Pekerjaan Rumah Tangga

Selasa, 23 Juni 2020
dr. Gaby Venera
Selasa, 23 Juni 2020
dr. Gaby Venera

Nyeri otot, tulang, dan sendi telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang sering terjadi serta memberikan gangguan fungsi kehidupan dan bekerja sehari-hari.

Salah satu pekerjaan yang memberikan dampak signifikan pada kesehatan otot, tulang, dan sendi adalah pekerjaan rumah tangga.

Survei membuktikan adanya peningkatan prevalensi nyeri pada otot, tulang, dan sendi (nyeri muskuloskeletal) pada wanita yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga baik ibu rumah tangga maupun asisten rumah tangga.

Nyeri muskuloskeletal memberikan angka sakit yang lebih tinggi pada wanita daripada pria, yaitu sebesar 50-79%.

Survei di India menunjukkan adanya peningkatan nyeri muskuloskeletal pada ibu rumah tangga dengan prevalensi sebagai berikut: punggung bawah (60%), bahu (42%), punggung atas (38%), leher (35%), tangan dan pergelangan tangan (29%), kaki dan pergelangan kaki (26%), lutut-paha-pinggang-bokong (20%), dan siku (18%).

nyeri otot, tulang dan sendi akibat pekerjaan rumah tangga

Mengapa ibu rumah tangga memiliki risiko yang lebih besar mengalami nyeri muskuloskeletal?

Tingginya prevalensi nyeri muskuloskeletal pada ibu rumah tangga terjadi karena adanya gangguan biomekanik, gerakan repetisi, dan posisi gerakan yang tidak ergonomis saat melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, menyiapkan makanan, mengasuh anak, memasak dan mencuci piring, berbelanja, dan lainnya.

Selain itu, terdapat faktor risiko yang meningkatkan nyeri otot, tulang, sendi pada wanita yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga antara lain usia, berat badan berlebih (obesitas), gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurangnya aktivitas olahraga serta kondisi psikologis, dan banyaknya anak.

Lamanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan banyaknya pekerjaan rumah tangga turut memberikan efek nyeri yang cukup signifikan.

Risiko pekerjaan rumah tangga yang menimbulkan nyeri otot, tulang, sendi

  • Sering menggendong anak terutama dengan berat anak >10 kg memungkinkan timbulnya nyeri punggung bawah.
  • Gerakan menyapu, mengepel, dan membersihkan kamar mandi dapat menyebabkan timbulnya nyeri pada bahu dan punggung atas karena banyak membungkuk, dan nyeri pada ekstremitas bawah jika ditambah dengan banyak berjongkok.
  • Memasak dan mencuci peralatan memasak dan makan dapat menimbulkan nyeri pada punggung atas dan pergelangan tangan karena gerakan yang berulang.
  • Nyeri ekstremitas bawah biasa terjadi apabila berdiri terlalu lama saat menyiapkan makanan, mencuci peralatan memasak dan peralatan makan, dan saat menggendong anak.

Penyakit-penyakit apa saja yang sering muncul akibat pekerjaan rumah tangga?

  • Nyeri pada area leher: myofascial pain syndrome, neck sprain and strain, Hernia Nucleus Pulposus (HNP) cervical, osteoarthritis cervical, spondylisthesis cervical, facet arthropathy.
  • Nyeri pada area bahu: impingement syndrome, rotator cuff tendinopathy and tear, bicipitalis tendinitis, frozen shoulder, subcoracoid bursitis, calcific tendinopathy, shoulder osteoarthritis
  • Nyeri pada area siku dan tangan: lateral epicondylitis, medial epicondylitis, carpal tunnel syndrome (CTS), radial tunnel syndrome, guyon tunnel syndrome, de Quervain tenosynovitis, rheumatoid arthritis, trigger finger, finger sprain and strain, wrist osteoarthritis
  • Nyeri pada punggung bawah, pinggang dan bokong: osteoarthritis panggul, HNP, myofascial pain syndrome, piriformis syndrome, femur impingement syndrome, defek postur (skoliosis, kifosis, lordosis), hamstring tightness
  • Nyeri pada lutut: osteoarthritis, Iliotibial Band Syndrome (ITB) syndrome, Baker’s cyst, rheumatoid arthritis, Medial Collateral Ligament (MCL) injury, bursitis
  • Nyeri pada kaki:  gastrocnemius tear, plantar fasciitis, ankle sprain, osteoarthritis, tarsal tunnel syndrome, achilles tendinopathy

Bagaimana cara mencegah nyeri otot, tulang, dan sendi pada pekerja rumah tangga?

  • Hindari berdiri  terlalu lama terutama saat menyiapkan makanan dan mencuci peralatan masak dan makan, dan saat menggendong anak
  • Batasi gerakan yang tidak ergonomis seperti banyak membungkuk, dan berjongkok
  • Mengurangi waktu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengambil waktu istirahat di antara gerakan yang berulang
  • Lakukan gerakan peregangan (stretching) jika terasa pegal
  • Hindari kebiasaan hidup yang tidak sehat seperti merokok dan menjaga berat badan tubuh dengan indeks massa tubuh <24.9

indeks massa tubuh

Cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)

  • Melakukan aktivitas olahraga secara rutin
  • Menjaga asupan nutrisi dengan gizi yang cukup dan seimbang
  • Menjaga kesehatan mental

Kapan perlu mencari dokter untuk nyeri otot, tulang, dan sendi?

Individu dengan gejala-gejala di bawah ini sangatlah dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter.

  • Nyeri terjadi pada usia di atas 50 tahun
  • Nyeri yang memberat secara progresif atau nyeri yang memburuk di malam hari
  • Nyeri disertai dengan rasa baal dan kesemutan, atau seperti ditusuk tusuk
  • Riwayat cedera, kecelakaan, atau operasi di area nyeri
  • Terdapat benjolan yang berdenyut di area nyeri dan sekitarnya
  • Terdapat tandatanda radang di area nyeri seperti bengkak, merah atau adanya memar dengan area luas, dan teraba hangat
  • Nyeri yang disertai dengan pusing, penurunan kesadaran, atau pingsan tibatiba
  • Memiliki riwayat penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis atau keganasan
  • Terdapat gejala umum seperti penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Memiliki gejala infeksi sistemik seperti demam

Apa yang akan dilakukan dokter terhadap nyeri otot, tulang, dan sendi?

Anda dapat berkonsultasi dengan dokter rehabilitasi medis untuk masalah otot, tulang, dan sendi yang mengganggu. Dokter akan menanyakan riwayat penyakit Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.

Untuk beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah, röntgen, USG tulang/otot, MRI, dan EEG. Setelahnya dokter akan menentukan diagnosis serta tatalaksana yang sesuai misalnya terapi laser, ultrasound, pemanasan, ESWT, traksi DTS, terapi manual, serta pemberian obat dan ortosis apabila diperlukan.

Terapi penyuntikan seperti penyuntikan gel bantalan sendi (Hyaluronic Acid), Platelet Rich Plasma (PRP), ataupun prolotherapy juga akan diberikan pada kasus-kasus tertentu bergantung pada indikasinya.

Apabila dengan tatalaksana tersebut belum memberikan perbaikan yang berarti, maka dokter rehabilitasi medis akan merujuk ke bagian ortopedi untuk penanganan operatif.

 

 

 

Referensi:

  1. Kalra S, Bhatnagar B. Prevalence of Musculoskeletal Disorder among Housewives. International Research Journal of Engineering and Technology. 2017; Vol 4: 566-568.
  2. Mishra M, Srivatava AK, Srivatava VK. Prevalence and Risk of Musculoskeletal Pain in Rural Homemakers on North India. Medical Journal of Dr. D.Y. Patil University. 2017; Vol 10: 138- 141.
  3. Habib RR, Zein Kem Hojeij. Hard Work at Home : Musculoskeletal Pain Among Female Homemakers. Journal Ergonomics. 2010 : 201-211.
  4. (Sumber gambar cover: www.thefashionablehousewife.com)

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561