Nyeri otot, tulang, dan sendi telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang sering terjadi serta memberikan gangguan fungsi kehidupan dan bekerja sehari-hari.
Salah satu pekerjaan yang memberikan dampak signifikan pada kesehatan otot, tulang, dan sendi adalah pekerjaan rumah tangga.
Survei membuktikan adanya peningkatan prevalensi nyeri pada otot, tulang, dan sendi (nyeri muskuloskeletal) pada wanita yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga baik ibu rumah tangga maupun asisten rumah tangga.
Nyeri muskuloskeletal memberikan angka sakit yang lebih tinggi pada wanita daripada pria, yaitu sebesar 50-79%.
Survei di India menunjukkan adanya peningkatan nyeri muskuloskeletal pada ibu rumah tangga dengan prevalensi sebagai berikut: punggung bawah (60%), bahu (42%), punggung atas (38%), leher (35%), tangan dan pergelangan tangan (29%), kaki dan pergelangan kaki (26%), lutut-paha-pinggang-bokong (20%), dan siku (18%).
Tingginya prevalensi nyeri muskuloskeletal pada ibu rumah tangga terjadi karena adanya gangguan biomekanik, gerakan repetisi, dan posisi gerakan yang tidak ergonomis saat melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, menyiapkan makanan, mengasuh anak, memasak dan mencuci piring, berbelanja, dan lainnya.
Selain itu, terdapat faktor risiko yang meningkatkan nyeri otot, tulang, sendi pada wanita yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga antara lain usia, berat badan berlebih (obesitas), gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurangnya aktivitas olahraga serta kondisi psikologis, dan banyaknya anak.
Lamanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan banyaknya pekerjaan rumah tangga turut memberikan efek nyeri yang cukup signifikan.
Cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)
Individu dengan gejala-gejala di bawah ini sangatlah dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Anda dapat berkonsultasi dengan dokter rehabilitasi medis untuk masalah otot, tulang, dan sendi yang mengganggu. Dokter akan menanyakan riwayat penyakit Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.
Untuk beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah, röntgen, USG tulang/otot, MRI, dan EEG. Setelahnya dokter akan menentukan diagnosis serta tatalaksana yang sesuai misalnya terapi laser, ultrasound, pemanasan, ESWT, traksi DTS, terapi manual, serta pemberian obat dan ortosis apabila diperlukan.
Terapi penyuntikan seperti penyuntikan gel bantalan sendi (Hyaluronic Acid), Platelet Rich Plasma (PRP), ataupun prolotherapy juga akan diberikan pada kasus-kasus tertentu bergantung pada indikasinya.
Apabila dengan tatalaksana tersebut belum memberikan perbaikan yang berarti, maka dokter rehabilitasi medis akan merujuk ke bagian ortopedi untuk penanganan operatif.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561