Nyeri Bahu Malam Hari? Waspada Penyakit Tendon Kalsifikasi

Senin, 15 Februari 2021
dr. Ferdinand Dennis K
Senin, 15 Februari 2021
dr. Ferdinand Dennis K

Penyakit tendon kalsifikasi (calcific tendinopathy) adalah suatu keadaan di mana terdapat kumpulan pengapuran pada tendon (ujung urat) otot. Penyakit ini dapat terjadi pada semua otot di seluruh tubuh, terutama pada otot yang rawan dan cenderung mengalami cedera, seperti bahu, siku, dan paha.

Pada bahu, gejala dari penyakit ini beragam, tetapi nyeri bahu adalah keluhan yang paling banyak dan sering ditemukan. Seperti apa sebenarnya penyakit ini? Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengobatinya? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.

Apa itu tendinopati?

Tendinopati adalah suatu istilah umum yang berarti penyakit pada tendon. Tendon sendiri adalah jaringan ikat (penghubung) pada ujung otot di tubuh manusia yang menghubungkan tulang dengan otot (dalam bahasa awam sering disebut dengan urat), berperan sebagai penyambung yang menggerakkan tulang saat otot berkontraksi.

Tendon berbeda dari otot, karena tendon tidak dapat berkontraksi sendiri, tapi lebih kaku dan kuat, karena fungsi penggerak tulang yang dimiliki tendon.

Tendinopati dapat juga disebabkan karena kegagalan penyembuhan pada tendon yang terluka, sehingga serabut-serabut tendon yang tadinya tersusun rapi menjadi berantakan, menyebabkan kekuatan dan kekakuan yang menjadi ciri suatu tendon pun berkurang.

Mengapa bisa sampai terjadi penyakit tendon kalsifikasi?

Apabila terjadi suatu proses pengapuran yang disebabkan oleh kerusakan sel atau berkurangnya aliran darah ke bagian tendon yang cedera tadi, keadaan ini disebut penyakit tendon kalsifikasi (calcific tendinopathy).

nyeri bahu karena calcific tendinopathy

Nyeri Bahu akibat Calcific Tendinopathy

Sumber gambar: www.rehabmyaptient.com

Walaupun mekanisme pasti terjadinya penyakit tendon kalsifikasi ini belum diketahui jelas, penyakit ini lebih sering muncul pada pasien-pasien dengan riwayat aktivitas berlebih pada tendon, serta pada pasien-pasien dengan riwayat gangguan penghantaran oksigen seperti diabetes mellitus.

Seberapa seringkah penyakit tendon kalsifikasi ini?

Penyakit tendon kalsifikasi ini adalah penyakit yang cukup lazim ditemukan. Penyakit ini ditemukan pada 2,5 sampai dengan 7,5% populasi pasien yang tidak bergejala secara tidak sengaja pada pemeriksaan oleh dokter.

Penyakit ini biasa mempengaruhi wanita lebih banyak daripada pria, pada usia 40 tahun ke atas. Pada 10 sampai dengan 20 % kasus, penumpukan pengapuran ini terjadi pada kedua belah bahu kanan dan kiri sekaligus.

Penyakit tendon kalsifikasi ini paling sering muncul pada tendon otot supraspinatus, yang merupakan satu dari empat otot untuk gerakan memutar dari sendi bahu.

Lokasi ini tersering karena terdapat area kritis pada tendon otot ini, di mana aliran darah ke lokasi tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan lokasi lainnya pada tendon otot yang sama.

Apa saja gejala penyakit tendon kalsifikasi pada bahu?

Terjadinya penyakit tendon kalsifikasi ini dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:

  • tahap pra-kalsifikasi (di mana kumpulan pengapuran baru saja terjadi dan berbentuk seperti lumpur)
  • tahap kalsifikasi (kumpulan pengapuran mulai mengeras)
  • tahap pasca-kalsifikasi (saat kumpulan pengapuran mulai dipecah dan diserap oleh tubuh)

Pada tahap-tahap tersebut, gejala yang paling dominan adalah nyeri, dan nyeri bahu karena penyakit tendon kalsifikasi adalah yang paling sering dikeluhkan, diikuti dengan kelemahan, dan rasa mengganjal pada daerah bahu.

Keluhan nyeri bahu ini seringkali muncul pada malam hari saat tidur, sehingga kebanyakan pasien juga mengeluhkan gangguan pada waktu tidur, dan kelelahan siang hari, dan gangguan gerak sendi karena terbatas oleh nyeri yang muncul.

Gejala-gejala seperti nyeri bahu dan gangguan pergerakan tidaklah spesifik untuk penyakit tendon kalsifikasi.

Gejala-gejala tersebut dapat muncul pada penyakit-penyakit tendon lainnya, sehingga untuk mendiagnosis dan menentukan terapi serta pengobatan dari penyakit ini, memerlukan pemeriksaan oleh dokter, dan ditunjang dengan pencitraan radiologi, seperti foto sinar-X dan ultrasonografi pada tendon otot yang bermasalah.

diagnosis nyeri bahu

Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Nyeri Bahu

Sumber gambar: www.sonoskills.com

Bagaimana mencegah penyakit tendon kalsifikasi?

Karena belum diketahui secara jelas apa-apa saja penyebab langsung dari penyakit tendon kalsifikasi, pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup dengan tidak menggunakan otot-otot bahu secara berlebihan dan salah.

Gerakan-gerakan yang ekstrim seperti melempar dan meraih benda pada tempat yang tinggi dapat menimbulkan cedera mikro pada serabut otot dan tendon, yang apabila dilakukan berlebihan, dapat menimbulkan robekan yang berujung pada penyakit tendon kalsifikasi.

Hindari juga memberikan tekanan berlebih pada daerah bahu, seperti tidur menyamping dengan menekan bahu, atau membawa barang yang terlalu berat pada satu bahu.

Bagaimana mengatasi nyeri bahu pada penyakit tendon kalsifikasi?

Penanganan nyeri bahu pada penyakit tendon kalsifikasi bertujuan untuk mengembalikan fungsi normal dari otot-otot penggerak bahu.

Nyeri bahu karena penyakit tendon kalsifikasi ini dapat hilang tanpa harus menangani pengapuran secara keseluruhan, karena walaupun ada pengapuran, nyeri bahu bisa tidak muncul/tidak bergejala.

Penanganan awal dari nyeri bahu karena penyakit tendon kalsifikasi ini adalah menggunakan obat-obatan penahan nyeri, baik obat minum maupun obat oles/salep.

Obat-obat penahan nyeri sebaiknya dikonsumsi dengan resep dokter, dikarenakan efek-efek samping dari obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien masing-masing.

Langkah selanjutnya apabila nyeri bahu tidak juga mereda adalah fisioterapi.

Banyak alat dan cara terapi fisik yang dapat meredakan nyeri sekaligus mempercepat penyerapan pengapuran oleh tubuh.

Alat-alat terapi yang dapat digunakan untuk meredakan nyeri bahu misalnya:

  • sinar inframerah
  • fonoforesis, yaitu menggunakan gelombang suara ultra untuk meresapkan salep anti-nyeri dan anti-radang ke jaringan yang lebih dalam,
  • terapi gelombang kejut, yang selain dapat meningkatkan aliran darah ke lokasi yang diterapi, juga merangsang perbaikan dan regenerasi sel pada lokasi sekitarnya.

Perbaikan-perbaikan pada tendon dan berkurangnya nyeri bahu tidak terjadi secara instan, melainkan berangsur-angsur seiring berjalannya terapi, pengobatan, dan perbaikan pola aktivitas dan gaya hidup. Terapi-terapi ini harus diresepkan oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, dan dilakukan oleh terapis fisik terlatih, sehingga tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan dan dapat mencapai hasil yang optimal dari tiap-tiap terapinya.

 

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free terdekat agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex-Free Jakarta: Ruko Italian Walk J No. 19, (Dekat Pintu Masuk Gate C), Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex-Free Bandung: Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67
    Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. 40424; telepon (022) 20580806

 

Gambar cover: www.mdbonedocs.com


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561

Layanan Terkait Artikel