Sekolah Tatap Muka Segera Dimulai Kembali, Waspadai Kelemahan Otot Bahu Mendadak pada Pelajar karena Backpack Palsy

Jumat, 09 April 2021
dr. Ferdinand Dennis K
Jumat, 09 April 2021
dr. Ferdinand Dennis K

Pada era pandemi COVID-19, salah satu aktivitas yang berubah drastis adalah proses belajar mengajar. Sekolah, tempat kursus, fasilitas pelatihan, dan banyak lagi sarana pendidikan baik formal maupun non-formal harus beradaptasi dengan kebijakan pemerintah dan protokol kesehatan untuk mencegah dan menekan angka infeksi virus SARS-COV2 yang menyebabkan COVID-19.

Meskipun demikian, dengan melajunya teknologi dan proses pembuatan vaksin, imunisasi terhadap COVID-19 diharapkan menjadi cahaya terang di ujung jalan yang dapat mengembalikan hampir seluruh aspek kehidupan manusia ke masa sebelum pandemi.

Pada saat bersekolah, pemandangan yang khas dan tidak terlihat selama satu tahun terakhir karena pandemi adalah siswa dan siswi yang antusias untuk belajar sambil membawa tas ransel di pundak mereka.

Meskipun membawa tas ransel adalah hal yang lazim dilakukan oleh pelajar, ada satu kondisi yang dapat terjadi apabila tas yang digendong terlalu berat. Pada artikel ini akan dibahas mengenai kelemahan otot bahu dan pundak karena backpack palsy.

Apa yang menyebabkan kelemahan otot mendadak ini?

Backpack palsy, atau rucksack palsy disebabkan karena suatu jejas atau cedera traksi (tarikan) pada pleksus brakhialis.

pleksus brakialis

Sumber gambar: www.performancehealthcarepdx.com

Pleksus brakhialis adalah suatu anyaman jaringan saraf yang berasal dari beberapa ruas tulang belakang, dan bercabang-cabang untuk memberikan rangsang saraf pada otot-otot di pundak, bahu, dan anggota gerak atas (lengan atas, bawah, dan tangan).

Kelemahan otot mendadak pada backpack palsy biasa terjadi pada otot pundak dan bahu. Otot pundak berfungsi untuk mengangkat dan menstabilisasi tulang belikat (skapula) seperti saat seseorang menandakan ‘tidak tahu’, sementara otot bahu berguna untuk mengangkat lengan, dan memutar tulang lengan atas, menimbulkan gerakan seperti sedang meraih benda pada rak yang tinggi, mengayun lengan ke depan, belakang, dan samping, serta meraih dompet dari kantung celana belakang.

Pleksus brakhialis dilindungi dari cedera traksi yang ringan oleh pola pleksiform (anyaman) serabut-serabut ini dan jaringan ikat yang menyelubungi serabut sarafnya, yang meredam gaya yang dikenakan pada saraf, akan tetapi, apabila cedera traksi terjadi terus menerus, dengan beban pada pundak yang berat, tali tas akan terus menerus menarik pundak ke belakang, dan pada posisi ini, ditambah apabila lengan harus digerakkan, maka pleksus brakhialis akan lebih rentan mengalami cedera dan tertekan oleh struktur pundak yang tertarik ke belakang.

Siapa saja yang berisiko mengalami kelemahan otot mendadak ini?

Selain pelajar yang mengenakan tas ransel, populasi lain yang berisiko mengalami kelemahan otot karena backpack palsy ini adalah pendaki gunung dan personil militer yang diharuskan membawa ransel suplai dalam waktu lama.

Dari data Kementerian Pertahanan Finlandia, angka kejadian kelemahan otot ini adalah 53,7 kasus per 100.000 personil militer yang direkrut (Kedokteran Militer Finlandia).

Kelemahan otot pada pundak dan bahu mendadak tanpa adanya riwayat mengangkat atau menggendong tas ransel berat harus dicari penyebabnya.

Cedera pleksus brakhialis dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu cedera pleksus bagian atas, cedera pleksus bagian bawah, dan cedera pleksus keseluruhan.

  1. Pada cedera pleksus bagian atas, kelemahan akan terjadi pada otot rotator lateral pada bahu, otot fleksor lengan, dan otot ekstensor dari tangan.
  2. Cedera pleksus bagian bawah lebih jarang terjadi, tapi dapat muncul apabila terjadi gerakan mendadak dari lengan yang sedang membuka ke samping atau seperti saat seseorang mendadak meraih dahan pohon saat terjatuh. Pada cedera/lesi bagian bawah ini, yang terjadi adalah kelemahan otot pada tangan, serta fleksor pergelangan dan jari.
  3. Cedera pleksus keseluruhan biasa terjadi pada kecelakaan kendaraan bermotor atau terjadi cedera pada tulang belakang. Apabila cedera terjadi pada keseluruhan pleksus, maka kelemahan otot akan muncul pada seluruh pundak, bahu, dan lengan sampai ke ujung-ujung jari tangan serta otot punggung, bahkan diafragma (otot napas pada perbatasan dada dan ulu hati).

Bagaimana cara mengetahui apabila seseorang mengalami backpack palsy?

Kelemahan otot dengan riwayat penggunaan atau membawa beban berat pada pundak merupakan pencetus kunjungan penderita backpack palsy.

Dokter akan memeriksa kekuatan otot serta ada tidaknya gangguan sensasi pada daerah yang dipersarafi oleh serabut-serabut pleksus brakhialis.

Keluhan kelemahan otot pada backpack palsy biasa tidak disertai nyeri. Apabila terdapat nyeri, maka hampir mungkin kelemahan otot bukan karena backpack palsy, atau disertai penyakit penyulit lainnya.

Keluhan lainnya yang cukup berat adalah pengecilan otot, di mana otot-otot yang tidak mendapat rangsang listrik saraf akan mengecil dan kisut sehingga berkurang kekuatannya dan tidak dapat berfungsi maksimal

Pemeriksaan penunjang terbaik yang dilakukan untuk mendiagnosis backpack palsy adalah magnetic resonance imaging (MRI) dan elektromyografi. MRI dilakukan untuk pemeriksaan cedera dan memberikan informasi bagian pleksus mana yang cedera, serta sebagai tambahan juga, pemeriksaan sumsum tulang belakang pada daerah servikal juga cedera-cedera lain yang dapat menyertai dapat ditelaah secara teliti.

Pemeriksaan elektromyografi dapat dilakukan beberapa minggu atau bulan sesudah keluhan pertama untuk melihat ada tidaknya ketidaksinambungan saraf dengan otot penderita.

Meskipun demikian, pemeriksaa elektromyografi ini relatif nyeri karena dilakukan penusukan pada otot penderita untuk mendeteksi aliran listrik saraf pada otot, sehingga cenderunt tidak dilakukan.

Apa yang harus dilakukan untuk menangani dan mencegah backpack palsy?

Untuk backpack palsy, pencegahan adalah obat terbaik.

  • Hindari menggunakan atau membawa seluruh barang pada satu ransel untuk pelajar. Bagilah buku atau alat tulis ke beberapa tas, dan bawalah benda yang memang dirasa perlu saja.
  • Untuk pendaki dan personil militer, susunlah barang dalam ransel dengan ergonomis, di mana barang berat jangan diletakkan paling dasar, melainkan pada daerah ransel yang bersentuhan langsung dengan punggung Anda. Letakkanlah barang berbobot sedang dan kokoh pada dasar ransel, benda berbobot ringan di belakang dan atas benda berbobot berat.

tips mencegah kelemahan otot akibat tas punggung

Sumber gambar: ergonomictrends.com/best-ergonomic-backpacks-posture/

Tas ransel khusus telah diciptakan untuk mengurangi angka kejadian kelemahan otot mendadak ini. Tas ransel ini memiliki rangka dan ikat pada pinggang serta terbukti mengurangi angka kejadian backpack palsy. Kelemahan otot pun berangsur-angsur akan berkurang dan penyakit biasanya sembuh sampai 90% dalam tiga bulan.

Terapi-terapi fisik dan pengobatan dapat dilakukan untuk membantu mempercepat pemulihan.

Terapi-terapi seperti:

  • sinar inframerah,
  • rangsang listrik,
  • fonoforesis dengan gelombang ultrasonik

dapat merangsang penyembuhan jaringan yang luka sekaligus menangani keluhan nyeri.

Obat-obatan neurotropik (penguat saraf) dapat mengurangi gejala-gejala seperti baal dan kesemutan, tetapi tidak terlalu berefek pada pengecilan dan kelemahan otot. Gangguan fungsi gerak otot akan dapat diatasi dengan latihan penguatan dan peregangan yang dilakukan segera setelah keluhan lain dapat diatasi.

 

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex-Free Jakarta: Ruko Italian Walk J No. 19, (Dekat Pintu Masuk Gate C), Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex-Free Bandung: Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67
    Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. 40424; telepon (022) 20580806

 

(Gambar cover: nydnrehab.com)


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561