Osteoporosis (tulang keropos) merupakan salah satu masalah kesehatan serius di seluruh dunia. International Osteoporosis Foundation menyatakan hampir ≥ 200 juta orang menderita osteoporosis dan sekitar 30% dari seluruh wanita menopause akan mengalami osteoporosis, meskipun pria juga memiliki risiko untuk menderita osteoporosis.
Osteoporosis adalah suatu penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang, yang akan menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Tulang merupakan jaringan tubuh yang hidup, selalu tumbuh dan berkembang (mengalami perbaikan dan pergantian seimbang akibat pemakaian normal ataupun karena penyakit). Ketika sel-sel pembentuk jaringan tulang tersebut mati maka akan digantikan oleh sel-sel tulang yang baru. Ketika proses pembentukan jaringan tulang baru tersebut tidak berjalan dengan baik atau proses kehilangan tulang lebih cepat daripada pembentukannya, maka terjadilah pembentukan tulang yang tidak sempurna (kepadatannya turun/keropos).
Osteoporosis tidak memberikan gejala apapun, namun bersifat progresif artinya terus berkembang (the silent progressive disease). Keluhan akan timbul bila sudah terjadi patah tulang.
Aktivitas ringan pada penderita osteoporosis dapat memicu timbulnya keretakan atau patah tulang dan hampir 40% penderita osteoporosis akan mengalaminya bila tidak berhati-hati.
Nyeri dapat terjadi akibat patah tulang atau akibat adanya jepitan/desakan pada saraf di daerah tulang belakang, akibat kerapuhan atau retakan yang terjadi pada tulang belakang.
Meski angka kejadian tidak sebanyak pada wanita, namun osteoporosis atau tulang keropos dapat terjadi pada pria dengan kebiasaan merokok, banyak mengkonsumsi alkohol, kekurangan hormon testoteron ataupun menderita penyakit tertentu seperti kanker.
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memastikan apakah seseorang terkena osteoporosis, yaitu dengan:
Anda dapat menjalani pemeriksaan BMD apabila Anda:
Konsultasikan ke dokter Anda untuk mendapatkan penjelasan yang tepat tentang semua metode skrining yang perlu dilakukan dan pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan.
Pengobatan osteoporosis didasarkan pada risiko patah tulang di masa yang akan datang. Hal ini berdasarkan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin dan hasil scan tulang.
Pengobatan osteoporosis difokuskan untuk memperlambat atau menghentikan kehilangan mineral, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengontrol nyeri sesuai dengan penyakitnya.
Biaya juga dapat mempengaruhi pilihan pengobatan osteoporosis.
Ada dua jenis pengobatan osteoporosis:
Bisakah Osteoporosis Dicegah?
Untuk membantu mencegah terjadinya osteoporosis, Anda dapat melakukan hal berikut:
Aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, renang, sepeda statik dan menari dapat memicu pertumbuhan dan pembentukan tulang dengan kepadatan yang cukup à 3–5 kali/minggu, 20–60 menit.
Osteoporosis memang tidak mematikan tetapi risiko terjadinya patah tulang cukup tinggi. International Osteoporosis Foundation menyatakan sekitar 40% penderita wanita dan 15–30% penderita laki-laki akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis minimal sekali dalam hidupnya Lakukan pencegahan dan skrining sedini mungkin untuk menghindari terkena osteoporosis.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561