Tulang keropos, atau dalam istilah medis disebut dengan osteoporosis, adalah suatu penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan rendahnya massa atau kepadatan tulang disertai kerusakan mikroarsitekturnya, sehingga tulang rapuh dan terjadi peningkatan risiko patah tulang.
Tulang berfungsi membentuk rangka, memberi postur, melindungi organ vital, tempat melekatnya otot, dan mendukung proses pembentukan darah dalam sumsum tulang, dan sumber kalsium, fosfat dan membantu mengatur keseimbangan mineral dalam darah.
Osteoporosis terjadi ketika terjadi ketidakseimbangan antara proses perombakan dan pembentukan tulang. Proses perombakan atau kehilangan tulang terjadi lebih cepat dibandingkan pembentukan tulang.
Faktor-faktor risiko osteoporosis antara lain:
Puncak kepadatan tulang (peak bone mass) terjadi pada usia 30–40 tahun.
Seiring dengan bertambahnya usia, kepadatan tulang menurun, yaitu 0,3% per tahun.
Pada wanita yang sudah menopause, penurunan kepadatan tulang terjadi lebih cepat dibandingkan pria, dan pada usia 50–70 tahun, wanita kehilangan kepadatan tulang sampai 50%.
Tidak ada gejala osteoporosis yang spesifik, tetapi waspada bila:
Untuk memastikan adanya osteoporosis, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti:
Pemeriksaan BMD direkomendasikan oleh WHO untuk diagnosis osteoporosis. Pemeriksaan ini dapat mengetahui beratnya kehilangan massa tulang dan dapat membantu dokter untuk menentukan terapi dan memantau risiko penderita.
Pemeriksaan BMD sebaiknya dilakukan bila Anda:
Prinsip pencegahan dan penanganan osteoporosis adalah mengurangi proses kerusakan tulang dan mengoptimalisasi prose pembentukan tulang.
Mengurangi proses kerusakan tulang dilakukan dengan mengatasi penyebab osteoporosisnya dan menghindari faktor risiko.
Jika sudah mengetahui penyebab dan faktor risiko Anda terkena tulang keropos, Anda dapat melakukan cara-cara berikut ini untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena osteoporosis di kemudian hari:
Obat-obatan diberikan untuk mengatasi penyakit yang menjadi penyebab tulang keropos atau untuk mengatasi tulang keropos itu sendiri.
Selain itu, pasien dianjurkan untuk latihan fisik atau berolahraga.
Latihan khusus osteoporosis (yaitu latihan pembebanan, fleksibilitas, ketahanan, koordinasi dan keseimbangan) dilakukan 3–5 kali seminggu dengan durasi 30–60 menit, sebaiknya dilakukan dengan terpapar sinar matahari (pukul 7–9 pagi atau 3–4.30 sore).
Latihan ini hanya boleh dilakukan oleh orang sehat yang tidak ada masalah lain. Sebelum melakukan latihan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter
Catatan
Jangan melakukan olahraga yang membebani atau memberikan benturan pada tulang belakang. Selain itu, jangan melengkungkan atau membungkukkan badan ke depan, menggerakkan tungkai ke samping, atau menyilangkan badan.
Obat-obatan untuk mengatasi osteoporosis misalnya:
Obat-obatan tersebut harus digunakan dalam pengawasan dokter karena efek sampingnya. Konsultasikan dengan dokter bila Anda memiliki faktor risiko osteoporosis atau sudah ada gejala mengalami osteoporosis.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561