Saraf Kejepit di Tangan Bagian 2: Sindroma Terowongan Guyon

Rabu, 29 Maret 2023
dr. Ferdinand Dennis K
Rabu, 29 Maret 2023
dr. Ferdinand Dennis K

Tangan manusia merupakan struktur yang kompleks. Terdiri dari tulang dan otot yang kecil dibarengi banyak urat tendon dan ligamen, tangan memiliki fungsi prehension (menggenggam) dan non-prehension (fungsi lain seperti menarik dan mendorong).

Fungsi prehension ini mencakup aktivitas sehari-hari seperti menggenggam peralatan makan, memegang gelas, menulis dengan pulpen, menjahit, bermain piano, dan banyak lainnya.

fungsi prehension tangan

Gambar 1. Fungsi tangan yang termasuk ke dalam fungsi prehension (sumber ScienceDirect.com)

Aktivitas yang beragam ini memerlukan kontrol saraf yang baik, di mana ada tiga saraf yang mengatur kekuatan dan kerja tangan, yaitu saraf radialis, saraf ulnaris, dan saraf medianus. Ketiga saraf ini rentan mengalami jepitan, terutama pada saraf medianus di terowongan karpal, dan sering menimbulkan carpal tunnel syndrome.Tetapi ada satu terowongan lagi pada tangan yang di dalamnya terdapat saraf ulnar, yaitu terowongan Guyon.

Kondisi saraf kejepit ini lebih jarang terjadi dibandingkan sindroma terowongan karpal, akan tetapi gejala yang muncul akan sama merepotkannya. Berikut adalah penjelasan, pencegahan, dan penanganan dari kondisi saraf kejepit pada tangan ini.

saraf kejepit terowongan guyon

Gambar 2. Anatomi Terowongan Guyon 

(Sumber: Physiopedia.com)

Sindroma terowongan guyon merupakan gangguan saraf ulnar tepi yang melibatkan cedera pada bagian ujung saraf ulnar saat berjalan melalui suatu koridor sempit pada pergelangan tangan. Sebelum kita bahas mengenai saraf kejepit ini, sebenarnya apa sih saraf ulnar itu?

Saraf Ulnar

Saraf ulnar (nervus ulnaris) berasal dari anyaman (pleksus) brachialis, yaitu suatu rangkaian serabut saraf pada bagian leher manusia, yang merupakan gabungan dari saraf-saraf servikal/tulang belakang bagian leher setinggi C8-T1.

Pada lengan atas, saraf ulnaris akan berjalan pada bagian belakang tengah pembuluh darah arteri besar (arteri brachialis), ke arah belakang siku dan mengarah ke tangan melalui terowongan Guyon.

pleksus brachialis

Gambar 3. Pleksus Brachialis

(Sumber: Corewalking.com)

Apa itu Terowongan Guyon?

Terowongan Guyon sendiri merupakan lokasi unik, di mana saraf ulnar sangatlah rentan mengalami saraf kejepit, meskipun area yang lebih rentan terjadi saraf kejepit adalah terowongan cubital (pada lipat siku).

Terowongan Guyon dibentuk dari struktur-struktur pergelangan tangan, seperti urat ligamen pada bagian atas dan bawah terowongannya sementara dinding terowongannya dibentuk oleh tulang-tulang pergelangan tangan (tulang pisiformis, tulang hamatum) dan urat-urat ligamen (pisohamatum) serta otot abductor digiti minimi. Kondisi terowongan yang begitu kompleks inilah yang menyebabkan tiap-tiap aspek penyusun terowongannya dapat menjepit saraf ulnaris.

Sindroma terowongan Guyon dapat disebabkan oleh apapun yang menimbulkan penyempitan jalur terowongan tersebut, seperti kista ganglion (munculnya benjolan berisi cairan sendi kental yang merupakan suatu dampak dari cedera sendi berulang), patah tulang hamatum, tumor (jinak maupun ganas), trauma berulang (penekanan pada aktivitas sehari-hari yang melibatkan penekukan tangan ke arah atas seperti memegang stang motor atau sepeda), dan sumbatan pembuluh darah ulnaris.

Apa Gejala Sindroma Terowongan Guyon?

Pada awalnya penderita saraf kejepit ini akan mengalami gejala penjepitan yang bisa berupa sensoris murni (hanya berupa gangguan sensasi seperti baal, kesemutan, rasa panas, atau nyeri), motorik murni (hanya kelemahan otot tanpa disertai gangguan sensasi), dan campuran (terdapat gangguan sensoris dan motorik sekaligus).

Keluhan motorik dapat berupa kelemahan atau kelumpuhan total dari otot-otot intrinsik. Otot-otot intrinsik merupakan otot yang berasal dan melekat dari tulang-tulang tangan itu sendiri dan bukan berasal dari lengan bawah.

Penderita saraf kejepit ini akan merasakan genggaman yang melemah dan jari manis serta kelingking yang tidak dapat diangkat dengan penuh.

saraf kejepit di tangan

Penderita saraf kejepit pada terowongan Guyon ini biasanya memiliki riwayat trauma berulang (pesepeda, pengendara motor) atau pernah mengalami trauma langsung yang cukup berat pada tangan (pada patah tulang hamatum).

Bagaimana Memastikan Diagnosis Saraf Kejepit di Terowongan Guyon?

Apabila terdapat kecurigaan bahwa seseorang mengalami saraf kejepit pada terowongan Guyon ini, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah penyebab gejala-gejala tersebut adalah karena saraf kejepit pada terowongan Guyon.

Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pencitraan dengan sinar-X, magnetic resonance imaging (MRI), ultrasonografi pada pergelangan tangan, dan elektromiografi untuk mengevaluasi apabila terdapat gejala kelemahan.

Bagaimana Pengobatannya?

Penanganan dari sindroma terowongan Guyon tergantung pada pasien. Apakah pasien memerlukan penanganan cepat? Apakah pekerjaan pasien amat terganggu karena saraf kejepit ini? Apakah pasien bersedia melakukan terapi konservatif yang akan lebih lama dari terapi operatif?

Semua aspek ini harus dipertimbangkan dan menjadi pokok bahasan antara dokter dengan pasien yang mengalami saraf kejepit.

Penanganan awal pada kondisi sindroma terowongan Guyon adalah pencegahan perburukan gejala. Dokter dapat memberikan splint untuk mempertahankan pergelangan tangan dalam posisi netral (tidak menekuk ke atas maupun ke bawah). Splint ini dapat digunakan selama tidur dengan durasi 1 sampai 12 minggu.

Pencegahan juga dapat dilakukan dengan modifikasi aktivitas dan gaya hidup. Bagi pesepeda dapat disarankan dilakukan penggantian handlebar sepeda menjadi bullhorn handlebar.

Pemulihan saraf yang cedera karena jepitan ini dapat dilakukan dengan berbagai modalitas seperti terapi dengan LASER, ultrasound, dan penanganan nyeri dengan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) dan injeksi dengan proloterapi.

Penanganan-penanganan dengan modalitas ini haruslah diresepkan oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi serta diawasi oleh petugas medis terlatih (dokter atau fisioterapis).

Pada tahap penyakit di mana keluhan tidak membaik dengan terapi konservatif di atas, maka operasi dapat dijadikan pilihan. Pada kondisi-kondisi penyulit dari saraf kejepit seperti terdapat nyeri hebat, penyusutan otot-otot tangan, dan gangguan sensasi yang memberat juga dapat dipertimbangkan untuk dilakukan operasi pada penderita saraf kejepit ini.

 

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex Free Jakarta: Ruko Italian Walk, Jl. Boulevard Bar. Raya No.19, RT.18/RW.8, West Kelapa Gading, Kelapa Gading, North Jakarta City, Jakarta 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex Free Bandung: Jalan Terusan Pasir Koja No.153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40424; telepon (022) 20580806
  • Klinik Flex Free Jakarta Selatan: The Bellezza Shopping Arcade, lantai dasar unit SA58-60 (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau no. 34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12210; telepon (021) 25675561

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561