Terapi Traksi pada Saraf Kejepit, Herniasi Nukleus Pulposus

Senin, 19 Februari 2024
dr. Ferdinand Dennis K.
Senin, 19 Februari 2024
dr. Ferdinand Dennis K.

Apa itu Saraf Kejepit?

Dalam istilah medis, saraf kejepit biasa disebut hernia nukleus pulposus (HNP) atau herniated disc, adalah kondisi ketika salah satu bantalan atau cakram (disc) tulang rawan dari tulang belakang menonjol keluar dan menjepit saraf.

Penyakit ini sering disebut oleh orang awam sebagai saraf kejepit. Sebagian besar penyakit HNP dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, bila nyeri akibat saraf kejepit masih berlangsung sampai berbulan-bulan, dokter dapat memberikan pengobatan yang jenisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala pada pasien.

Salah satu modalitas untuk penyakit HNP adalah terapi traksi. Terapi traksi pada herniasi nukleus pulposus adalah metode yang efektif untuk meredakan tekanan pada cakram intervertebral yang terjepit.

Ini melibatkan penerapan traksi pada tulang belakang, membantu memperluas ruang di antara vertebra dan mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit. Metode ini digunakan untuk mengurangi nyeri, kekakuan, dan gangguan gerakan yang disebabkan oleh herniasi nukleus pulposus.

Traksi membantu memperbaiki posisi cakram yang terjepit dan merangsang proses penyembuhan. Meskipun efektif, terapi traksi harus dilakukan dengan hati-hati dan diawasi oleh profesional kesehatan yang berpengalaman untuk menghindari komplikasi.

 

Gejala Saraf kejepit

Gejala biasanya akan memburuk dengan gerakan dan membaik dengan istirahat. Ada pun gejala yang paling umum yaitu:

  • Nyeri pada kaki atau bahu dengan intensitas yang dapat meningkat saat batuk, bersin, ataupun bergerak dalam posisi tertentu.
  • Melemahnya fungsi otot, sehingga menurunkan kemampuan pengidap dalam bergerak, membungkuk, ataupun memindahkan barang.
  • Beberapa titik anggota tubuh mengalami sensasi kesemutan atau kaku. Biasanya di sekitar punggung, bahu, tangan, tungkai, dan kaki.

Gejala-gejala tersebut terkadang dirasakan juga oleh pengidap nyeri punggung ringan akibat keseleo atau terpelintir. Dianjurkan untuk menemui dokter bila seseorang merasakan gejala di atas agar bisa diketahui penyebabnya.

Walau jarang, tapi HNP dapat menekan cauda equina yang terletak di punggung bawah dan mengakibatkan komplikasi yang serius, seperti:

  • Gangguan berkemih, di mana pengidap akan kesulitan mengeluarkan urine atau tinja, hingga kemandulan secara seksual.
  • Nyeri hebat pada tungkai bawah, kelemahan otot, serta kekakuan otot tungkai bawah
  • Anestesi sadel, di mana pengidap kehilangan kemampuan merasa atau sensasi di titik tertentu, seperti paha bagian dalam, tungkai belakang, dan di sekitar dubur.

 

Penyebab Saraf Kejepit

Cakram memiliki bagian tengah yang teksturnya gel yang lembut dan lapisan luar yang lebih kencang, seperti donat jeli. Seiring waktu, lapisan luar melemah dan bisa retak.

Saraf terjepit terjadi ketika zat “jeli” bagian dalam mendorong melalui celah. Keluarnya zat ini dapat menekan saraf tulang belakang di dekatnya.

HNP saraf kejepit

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan pecahnya cakram, yaitu:

  • Faktor penuaan.
  • Berat badan yang berlebihan.
  • Gerakan memutar tiba-tiba dan berulang yang menyebabkan puntiran yang tidak tepat.
  • Riwayat benturan tulang punggung
  • Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban berat, duduk, dan mengemudi dalam waktu lama.
  • Sering membungkuk.
  • Posisi tubuh saat berjalan.
  • Struktur tulang belakang.
  • Kelemahan otot-otot perut, dan tulang belakang.

 

Faktor Risiko Saraf Kejepit

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hernia nukleus pulposus, yaitu:

  • Genetika. Kondisi yang diturunkan dari salah satu anggota keluarga yang memiliki riwayat saraf kejepit.
  • Obesitas. Penekanan pada tulang punggung dikarenakan berat tubuh berlebih.
  • Merokok. Asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen di cakram dan meningkatkan risiko pengikisan tulang punggung.
  • Mengangkat beban berat. Seseorang yang sering mengangkat atau mendorong beban berat secara berulang dengan postur tubuh yang salah, berpotensi mengalami HNP.

 

Diagnosis Saraf Kejepit

Dokter spesialis biasanya dapat menentukan diagnosis penyakit saraf terjepit atau HNP dari gejala dan riwayat penyakit.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memeriksa postur tubuh, refleks, kekuatan otot, kemampuan berjalan, dan sensasi dari alat gerak, seperti nyeri, kesemutan ataupun baal.

Pemeriksaan penunjang untuk memberikan gambaran tulang dan otot tulang belakang dan menunjukkan area yang rusak. Pemeriksaan penunjang yang rutin dilakukan antara lain:

  • Sinar X
  • Magnetic resonance imaging (MRI)
  • Computed tomography (CT-Scan), dan
  • Elektromiografi (EMG)

 

Pengobatan Pada Saraf Kejepit

Pengobatan pada saraf terjepit atau HNP bisa bervariasi, mulai dari yang konservatif sampai operasi. Pengobatan tergantung dari seberapa parah gejala dan seberapa jauh cakram menonjol keluar.

Kebanyakan pengidap saraf terjepit akan membaik dengan melakukan program latihan, meliputi peregangan dan penguatan tulang belakang dan otot sekitarnya.

Obat anti nyeri yang dijual bebas biasanya dapat membantu. Dokter dapat memberikan obat yang lebih kuat, seperti obat pelemas otot, obat penahan nyeri golongan narkotika, ataupun obat sakit saraf.

Operasi dapat dilakukan jika gejala tidak membaik dalam waktu 6 minggu atau ketika hernia memengaruhi fungsi kerja otot. Dokter akan mengambil cakram yang menonjol atau rusak tanpa mengambil seluruh cakram.

 

Terapi Traksi Pada Saraf Kejepit

Banyak orang mungkin pernah mendengar cerita tentang teman-teman mereka menjalani perawatan untuk saraf terjepit di rumah sakit atau klinik fisioterapi. Pasien diikat ke dalam sebuah perangkat untuk meregangkan punggung atau leher mereka.

Perangkat ini disebut mesin traksi. Ini sangat efektif ketika diterapkan dengan tepat pada kondisi seperti saraf terjepit.

terapi traksi untuk saraf kejepit

Terapi Traksi di Flex Free Clinic

Apa yang Dilakukan Mesin Traksi?

Seperti namanya, mesin traksi mengaplikasikan traksi pada tulang belakang. Traksi dapat diterapkan baik pada bagian bawah punggung maupun leher tergantung pada di mana patologinya berada.

Sabuk biasanya dibungkus di sekitar bagian bawah punggung atau di bawah dagu dan dasar tengkorak. Kemudian dipasang ke mesin yang menarik dengan kecepatan, laju, dan berat yang dikendalikan sesuai dengan yang diatur oleh dokter.

Bayangkan leher ditarik ke satu arah oleh mesin traksi dan berat tubuh bertindak sebagai gaya kontra. Hal ini mengakibatkan "pemanjangan" tulang belakang.

Tekanan dalam struktur, seperti cakram, berkurang saat struktur tulang belakang dengan lembut ditarik menjauh satu sama lain, sehingga ruang tempat saraf keluar dari sumsum tulang belakang meningkat.

Oleh karena itu, traksi cocok untuk kondisi dengan tekanan kompresif dalam struktur tulang belakang seperti pada saraf terjepit.

 

Kondisi Apa yang Dapat Diobati?

Selain HNP dan penyempitan saraf pada tulang belakang serviks dan lumbal, kondisi lain yang kadang-kadang menggunakan traksi adalah spondilosis servikal.

Karena mesin traksi dapat menarik dan melepaskan dengan berat yang telah ditentukan sebelumnya, itu menciptakan siklus pemanjangan-pemendekan, sehingga memungkinkan sendi-sendi kaku untuk bergerak.

 

Kapan Sebaiknya Tidak Digunakan?

Secara umum, traksi sebaiknya tidak digunakan ketika ada proses penyakit yang mengurangi toleransi tubuh terhadap gaya tarik. Ketika ada tumor, infeksi, gangguan vaskular, instabilitas ligamen, arthritis inflamasi, dan osteoporosis, traksi digunakan dengan hati-hati.

Penyebab utama saraf terjepit antar lain postur buruk, pola gerakan, dan kekuatan otot sehingga traksi sendiri mungkin mengurangi nyeri tetapi bukan solusi jangka panjang. Memperbaiki postur, pola gerakan, dan membangun kekuatan inti adalah solusi jangka panjang untuk saraf terjepit.

 

Pencegahan Saraf Kejepit

Terdapat beberapa kiat untuk mengurangi risiko saraf terjepit, yaitu:

  • Gunakan teknik pengangkatan yang benar (tekuk dan angkat dari lutut, bukan pinggang)
  • Lakukan olahraga penguatan pada otot batang tubuh secara teratur
  • Pertahankan berat badan yang ideal
  • Selalu pertahankan postur tubuh yang baik saat duduk dan berdiri
  • Jangan duduk dalam jangka waktu lama, cobalah untuk berdiri dan melakukan peregangan secara berkala

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561