Meralgia Paresthetica, Penyebab Baal, Kesemutan, dan Nyeri di Paha yang Ganggu Aktivitas

Kamis, 04 Mei 2023
dr. Ferdinand Dennis K
Kamis, 04 Mei 2023
dr. Ferdinand Dennis K

Pernahkah Anda merasakan rasa sakit pada bagian luar paha Anda? Juga rasa baal seakan-akan kulit terasa lebih tebal saat tersentuh celana? Atau kesemutan yang terjadi saat Anda duduk?

Mungkin Anda mengalami meralgia paresthetica, suatu kondisi penyakit pada saraf yang menghantarkan rangsang listrik ke kulit paha bagian luar.

Kondisi ini dapat menjadi pengganggu aktivitas sehari-hari karena sensasi yang tidak biasa dan tidak nyaman yang dapat bertahan lama.

Pada artikel ini akan dibahas mengenai gangguan sistem saraf sensoris meralgia paresthetica, mulai dari sebab sampai penangannnya.

Bagaimana kondisi ini muncul sampai menimbulkan baal, kesemutan dan nyeri di paha?

Meralgia paresthetica, diambil dari bahasa Latin, meros yang berarti paha dan algos yang berarti nyeri serta paresthetica yang berarti sensasi ditusuk, menggelitik, atau merayapi pada kulit, berarti suatu kondisi dimana timbul nyeri paha disertai gangguan sensasi (rasa tertusuk, tergelitik, dan merayap).

Penyakit ini dipelajari oleh dua orang dokter, yaitu Martin Bernhardt (1844-1915) dari Jerman dan Vladimir Karlovich Roth (1848–1916) dari Rusia, sehingga dinamai juga sindroma Bernhardt-Roth dan neuralgia LFCN (lateral femoral cutaneous nerve) berdasarkan saraf yang terpengaruhi.

Saraf femoralis cutaneus lateralis merupakan satu serabut saraf yang terletak pada paha bagian luar, berfungsi untuk menghantarkan sensasi dari kulit paha. Saraf ini merupakan bagian dari pleksus lumbaris, suatu anyam-anyaman saraf pada daerah pinggang yang merupakan asal dari serabut-serabut saraf tungkai bawah.

Saraf femoralis cutaneus lateralis berasal dari ruas antar tulang belakang L2 dan L3, berjalan melalui struktur otot dan tulang panggul, dan masuk ke bawah terowongan inguinal (lipat paha). Melalui otot sartorius (otot terpanjang pada tubuh manusia) dan berakhir pada kulit paha bagian luar, dan bercabang menjadi bagian depan (anterior) dan belakang (posterior).

Perjalanan panjang serabut saraf ini dengan melalui struktur-struktur panggul dan paha lainnya, menimbulkan kecenderungan jepitan pada serabutnya, sehingga menimbulkan gejala.

Jepitan pada meralgia paresthetica dibagi menjadi dua sebab, yaitu idiopatik dan iatrogenik.

  • Jepitan idiopatik terutama disebabkan karena peningkatan tekanan dari dalam rongga perut. Peningkatan tekanan dapat terjadi karena obesitas, penggunaan celana atau ban pinggang yang terlalu ketat, kehamilan, dan ascites (adanya cairan di dalam rongga perut).

Kondisi peningkatan tekanan dalam perut ini akan dapat mendesak serabut saraf saat melalui terowongan inguinal saat menuju ke paha.

  • Penyebab iatrogenik (karena tindakan kedokteran) biasa muncul pada pasien yang menjalani operasi tulang panggul, penggantian bonggol tulang paha, dan operasi tulang belakang.

Meralgia paresthetica dapat dicetuskan oleh prosedur-prosedur operasi atau karena tekanan pada lipat paha saat operasi berjalan.

Selain meralgia paresthetica, apalagi yang bisa mencetuskan baal, kesemutan, dan nyeri di paha?

Gejala baal, kesemutan dan nyeri di paha dapat dicetuskan oleh berbagai sebab. Gejala baal dan kesemutan akan selalu berkaitan dengan saraf.

Penyakit yang disebut radikulopati lumbal L3 (masalah pada serabut saraf yang keluar dari celah sendi di antara ruas tulang belakang L3 dan L4) atau suatu neuropati femoral akan dapat menimbulkan gejala serupa, tapi disertai dengan kelemahan otot paha. Pada meralgia paresthetica keluhan kelemahan ini tidak ditemukan.

Keluhan nyeri di paha dapat disebabkan oleh masalah pada paha langsung atau penyakit di luar paha. Pada wanita, masalah pada rahim dan indung telur (ovarium) dapat menimbulkan rasa sakit yang menjalar ke paha.

Masalah seperti fibroid uterus atau massa lainnya yang menimbulkan tekanan pada panggul dapat menimbulkan gejala serupa. Penyakit radang usus buntu dapat menimbulkan nyeri hebat pada perut kanan bawah yang menjalar ke paha disertai gejala lain seperti muntah, demam, dan sulit buang air besar.

Masalah-masalah lain seperti keganasan pada panggul, patah tulang paha, dan gangguan berkemih dapat menimbulkan keluhan nyeri di paha. Dokter akan menyingkirkan kemungkinan penyebab nyeri di paha yang lain sebelum diagnosis meralgia paresthetica dapat ditegakkan.

Siapa saja yang berisiko mengalami meralgia paresthetica ini?

Meralgia paresthetica dapat muncul pada setiap orang di segala kelompokan usia tanpa memandang jenis kelamin, tapi beberapa populasi memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.

Vladimir Karlovich Roth, salah seorang dokter yang menamai penyakit ini menemukan kasus pertamanya pada seorang penunggang kuda dengan keluhan baal dan nyeri di paha setelah mengenakan ban pinggang terlalu ketat.

Pada orang-orang yang mengenakan ban pinggang atau celana terlalu ketat, penyakit ini lebih sering muncul (misalkan tentara atau polisi).

Pada pasien diabetes mellitus (kencing manis), didapatkan 247 kasus meralgia paresthetica per 100.000 orang dengan diabetes. Diabetes mellitus menimbulkan masalah pada saraf tepi yang memengaruhi sensasi dan dapat menimbulkan nyeri di paha.

Peningkatan tekanan rongga perut seperti pada orang dengan obesitas pun menjadi risiko untuk timbulnya meralgia paresthetica. Orang dengan obesitas cenderung mengenakan pakaian yang terlalu ketat pula, sehingga menambah tekanan pada lipat paha.

Peminum alkohol dalam jumlah berlebihan memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit saraf. Alkohol bersifat racun bagi saraf dan dapat mengganggu kadar vitamin-vitamin yang berfungsi bagi kesehatan saraf seperti tiamin, niasin, vitamin B6, B12, dan vitamin E.

Keluhan baal dan nyeri di paha karena keracunan pun bisa ditimbulkan oleh keracunan timbal  Timbal terdapat dalam asap buangan kendaraan dan zaman dahulu digunakan dalam cat dinding, pipa, dan perkakas lainnya.

Apakah ada pengobatan dan terapi untuk meralgia paresthetica ini?

Keluhan nyeri di paha pada meralgia parethetica tidak akan serta merta menghilang dengan diberikan obat penahan nyeri.

Nyeri yang muncul pada kondisi ini disebabkan karena kompresi/tekanan pada saraf femoralis cutaneus lateralis, sehingga pencegahan terjadinya kompresi ini adalah pengobatan yang paling utama.

Hindari mengenakan celana atau sabuk yang terlalu ketat. Pakaian baik baju maupun celana diusahakan sesuai dengan ukuran tubuh dan tidak memberikan tekanan pada perut bagian bawah dan pangkal paha.

Penyakit-penyakit yang meningkatkan risiko terjadinya suatu gangguan saraf seperti diabetes mellitus dapat dicegah dengan modifikasi gaya hidup dan berkonsultasi dengan spesialis penyakit dalam.

Hindari konsumsi alkohol dan menggunakan perkakas dan paparan dengan asap kendaraan untuk meminimalisir terjadinya neuropati (gangguan saraf) karena alkohol dan timbal.

Apabila sudah timbul keluhan baal, kesemutan, dan nyeri di paha serta sudah dipastikan karena meralgia paresthetica, maka dokter akan memberikan obat-obatan saraf serta memberikan terapi fisik yang dapat berguna bagi perbaikan gejala.

Terapi fisik yang dilakukan bisa meliputi rangsang listrik (transcutaneous electrical nerve stimulation/TENS), kinesio-taping, dan olahraga.

Olahraga yang dilakukan dapat membantu mengurangi nyeri di paha dengan beberapa jenis olahraga sebagai berikut:

  • Latihan kekuatan
  • Latihan ketahanan
  • Latihan stabilitas
  • Latihan fleksibilitas

Konsultasikan dengan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk terapi dan pengobatan yang sesuai dan tepat untuk kondisi Anda.

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex Free Jakarta: Ruko Italian Walk, Jl. Boulevard Bar. Raya No.19, RT.18/RW.8, West Kelapa Gading, Kelapa Gading, North Jakarta City, Jakarta 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex Free Bandung: Jalan Terusan Pasir Koja No.153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40424; telepon (022) 20580806
  • Klinik Flex Free Jakarta Selatan: The Bellezza Shopping Arcade, lantai dasar unit SA58-60 (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau no. 34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12210; telepon (021) 25675561

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561

Layanan Terkait Artikel